Sound soul : Airplane - iKON
Junhoe hanya mengikuti kata hatinya. Neuron di otaknya tak dapat menyampaikan informasi secara utuh setelah ponselnya berdering dan menampilkan satu pesan baru. Rentetan kalimat yang disampaikan oleh pesan tersebut terus berputar dalam benaknya selagi tungkainya masih terus berlari membelah kesunyian malam.
"Jun, pesawatku take off 25 menit lagi. Maaf masih mengganggumu, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal. Kau dan aku akan baik-baik saja setelah ini, percayalah."
Gumpalan rasa yang berkecamuk tersangkut di kerongkongannya. Bagaimana bisa Eylsa mengatakan pesan terakhirnya dengan segamblang itu? Waktu Junhoe agar tepat sampai bandara tidaklah tersisa banyak. Dalam hatinya ia hanya berdoa agar Eylsa belum meninggalkan bandara saat dirinya sampai, berdoa semoga ia bisa melihat gadis sialan itu barang sedetik saja.
Entah ia sedang beruntung atau memang Tuhan mendengar doanya, Junhoe sampai bandara tepat 2 menit sebelum pesawat yang akan Eylsa tumpangi lepas landas. Sesuatu dalam rongga dadanya berdentum keras kala netranya meneliti seluruh penjuru.
Sejemang, Junhoe merasa bahwa waktu terhenti begitu saja ketika lensanya membidik tepat ke arah gadis dengan setelan biasa bersurai coklat sedang mengantre untuk segera masuk ke pesawat. Tanpa diperintah langkahnya maju begitu saja. Tak sadar, ia berlari. Beruntung Eylsa berada di paling akhir
antrean. Junhoe mendekap gadis di hadapannya begitu saja. Genangan bening di pelupuk matanya ia tahan sekuat tenaga."Kau pikir, kau mau pergi ke mana? Bodoh." Katanya ketus.
Bukannya jawaban yang Junhoe dapat, rungunya justru mendapati dehaman seseorang yang familiar dari balik punggungnya. Refleks, ia menoleh, dan bola matanya membulat sempurna mengetahui sesuatu yang kini ia lihat. Buru-buru ia membalik tubuh orang yang ia dekap barusan. Sumpah mati, kalau boleh, Junhoe ingin berubah jadi puing-puing saja detik itu juga.
"Dapat mangsa baru, ya?"
Setelah kata itu terlontar dari mulut si empunya, telinga Junhoe serasa ingin meledak. Segera ia membungkuk dan meminta maaf berkali-kali pada orang yang ia peluk barusan.
Yang dipeluk Junhoe rasanya tidak marah atau pun menyesal. Justru terlihat bodoh dan malah tersenyum-senyum sendiri lantaran orang yang memeluknya tanpa permisi ternyata lelaki yang lumayan tampan.
"Hati-hati, dia itu penj-"
Belum tuntas perkataan itu terucap, Junhoe justru membekap mulut yang sedang berbicara itu dan membawanya pergi. Sekali lagi, ia membungkuk dan meminta maaf.
"Kau gila?" tanya Junhoe. Nadanya serius, telinganya
memerah.Sedang yang ditanya justru menggigit bibit sambil menahan tawa dan tanpa menunggu lama tawa itu pecah seketika.
"Tidak lucu sama sekali, Eyl."
Merasa diremehkan, Junhoe ingin sekali memukul kepala gadis yang sedang terpingkal di hadapannya. Sayangnya ia masih memikirkan resiko yang akan terjadi jika ia melakukan hal itu. Entah kenapa sesuatu terasa aneh dalam dadanya.
Melihat perubahan pada air muka Junhoe, Eylsa berusaha mengontrol dirinya untuk berhenti tertawa. Gadis itu yakin setelah ini pasti pukulan keras menghantam kepalanya. Ia menunggu beberapa detik, namun tak ada yang terjadi. Yang ada keduanya hanya bertukar pandang tanpa membuat suara maupun pergerakan yang berarti.
"Jun?"
Tak ada jawaban. Jujur Eylsa tidak suka akan kondisi seperti ini. Ia lebih suka jika Junhoe memukul kepalanya dan memakinya habis-habisan daripada hanya saling tatap tanpa membicarakan apapun. Eylsa maju selangkah, berusaha menatap manik lelaki di hadapannya lebih intens. Ia melihat sesuatu yang lain pada sorot manik Junhoe, pun ia merasa ada genangan air di sana-kalau tidak salah lihat sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
iKON Fanfiction
FanfictionOneshoot series of YG's new boygroup, iKON. Written in Bahasa. Buka aja dulu siapa tau nyantol