Petang hampir tiba. Dedaunan yang tertiup angin menghempaskan diri sesuka hati. Cahaya Mentari kian meredup hingga bulan siap mengganti. Suasana yang seharusnya tengah dinikmati pelajar di teras rumah masih-masing sambil menyeruput coklat hangat. Tapi dalam situasi ini Junhoe malah menelungkupkan kepalanya di atas meja perpustakan yang sebentar lagi akan ditutup.
Eylsa Kim, berada di hadapannya sambil termangu. Enggan berbuat lebih selain bernapas. Terlampau emosi membantu seorang pemalas seperti Junhoe. Sebenarnya Junhoe tidak bodoh, tidak jenius juga, sih. Tapi dia masuk ke dalam kategori cerdas, jika tidak malas. Hanya saja ia jarang menggunakan sesuatu di dalam tempurung kepalanya itu untuk berpikir. Bicara saja dia asal jeplak, jangan harap dia menggunakan itu untuk berpikir.
"Mau sampai kapan kau begitu? Bodoh." Eylsa mengecilkan volume suaranya pada kata terakhir.
"Aku tidak bodoh," sahut Junhoe tanpa merubah posisinya.
Terkadang menjadi murid yang tergolong cerdas tidak selamanya mengalami hal-hal yang menyenangkan. Ya seperti Eylsa ini, harus membantu, mengajari, mengoreksi plus, menemani murid yang nilainya kurang. Macam Junhoe ini.
Eylsa menghela napas. Ikut menelungkupkan kepalanya sambil menahan gegana yang hampir sama seperti halilintar mungkin jika ia keluarkan detik itu juga. Kali ini Junhoe mengangkat kepalanya. Tidak melakukan sesuatu yang berarti melainkan bertopang dagu disertai tatapan khasnya itu. Kau tahu, kan?
BAAAAAM!
"YA! GOO JUNE! CEPAT SELESAIKAN INI SEMUA AGAR AKU BISA PULANG!!!"
"Hana.." batin Junhoe
"Kalau bukan karena Lee Saem memaksaku, aku tidak akan mau bersamamu seperti ini kau tahu?!"
"Dul.. "
"Ya Tuhan apa salah dan dosaku?! Biarkan aku enyah dari hadapan makhluk ini!!"
"Set.. "
"GOO JUNE!!!!!!!"
Kekehan kecil keluar dari mulut Junhoe. Entah mengapa prediksinya selalu tepat saat hitungan ke-tiga. Ini nilai mutlak, sampai kapanpun.
"Kau masih menyukaiku kan? Nona Kim? saat kau memanggilku seperti itu, aku menyukainya."
Rentetan kata di atas berhasil membuat Eylsa merasakan panas menjalari area pipinya. Sesuatu di dalam dadanya juga serasa main perkusi. Eylsa diam, terpaku melihat Junhoe menatapnya begitu. Rona kemerahan semakin terlukis jelas di wajahnya saat Junhoe mencondongkan wajahnya, mendekati Eylsa.
"Kau terlihat manis saat tersipu begitu," Suara rendah milik lelaki tak berekspresi itu sukses menahan Eylsa yang ingin mengeluarkan protesnya. Oksigen di sekitar Eylsa serasa menipis, tersedot oleh tatapan mematikan dari Junhoe. Seketika ia lupa bagaimana caranya bernapas.
Melihat penghapus yang berukuran cukup besar tergeletak bebas di dekatnya, Eylsa buru-buru mengambilnya untuk dilemparkan ke kepala Junhoe. Junhoe sadar Eylsa ingin melakukan apa. Secepat kilat ia menggenggam tangan Eylsa yang terlebih dahulu sudah menggenggam penghapus erat-erat.
Junhoe tersenyum sambil menggeleng. Masih menggenggam tangan Eylsa. Tangan Eylsa sebelah lagi memukul keras punggung tangan Junhoe, membuatnya refleks melepas genggamannya. Kesempatan ini dimanfaatkan Eylsa untuk menimpuk kepala melompong milik Junhoe.
TUUKKK!
"Cepat selesaikan Goo June, aku ingin cepat pulang."
Junhoe termangu sekilas. Meneliti air muka Eylsa yang terlihat tidak tenang. Sejurus kemudian ia mengambil pensil yang sedari tadi tergeletak tak dihiraukan kemudian mulai menggoreskannya di atas buku latihan yang membentuk rentetan angka dan huruf sebagai konstanta dan variabel.
KAMU SEDANG MEMBACA
iKON Fanfiction
FanfictionOneshoot series of YG's new boygroup, iKON. Written in Bahasa. Buka aja dulu siapa tau nyantol