Hordeolum

1.8K 103 16
                                    


"Jun, aku belum ingin tidur." Chanwoo berujar

Yang diajak berbicara tak lantas menjawab, lantaran sedang sibuk mengetik balasan pesan untuk gadisnya.

"Kau bilang apa tadi?"

Chanwoo geram, sungguh. Ia memutar kedua bola matanya sambil mendengus kesal. Kalau bukan karena orangtuanya sedang dalam perjalanan dinas, Chanwoo juga sebenarnya enggan setengah mati meminta Junhoe bermalam di kediamannya. Juga, yang membuat Chanwoo semakin berang adalah pada kenyataannya presensi Junhoe tidak berarti banyak baginya. Pasalnya pemuda Goo itu hanya sibuk dengan smartphone yang sedari tadi nangkring di kepalan tangannya.

"Mau nonton film?" tawar Chanwoo yang sebenarnya hanya basa-basi. Demi apapun dirinya berani bertaruh Junhoe tidak akan merespon baik.

"Terserah kau saja. Aku tidak tertarik."

Benar, kan..

Jari-jari lentik Junhoe masih apik menari di atas layar sentuh saat Chanwoo menggeledah box dvd mencari film yang kiranya seru untuk ia tonton sendiri. Junhoe sesekali merubah posisi baringnya. Sejujurnya siku dan jarinya pegal mengetik balasan untuk Eylsa--gadisnya.

Sesuatu dalam tempurung kepala Junhoe rasanya mengalami disfungsi sebab Eylsa yang menginterogasinya habis-habisan tentang apa yang ia lakukan dengan Chanwoo. Pemuda itu hanya menjawab seadanya, bahwa mereka tidak melakukan apa-apa dan ia menyatakan ingin segera pergi tidur.

Di seberang sana Eylsa sedang menimang-nimang pertanyaan apa lagi yang harus ia ajukan untuk Junhoe. Hey, apakah kau tidak khawatir jika kekasihmu menginap di rumah teman sesama jenisnya? Bukankah kebanyakan anak lekaki akan melakukan, yah, kau tahu lah.

Jangan macam-macam ya, Jun. Send.

Junhoe meraih ponselnya yang kembali bergetar di meja nakas. Susah payah ia keluar dari gulungan selimut untuk menjangkaunya. Dalam satu kedipan mata Junhoe tuntas membaca pesan tersebut. Alih-alih membalasnya, Junhoe justru mengabaikan pesan terakhir dari Eylsa kemudian balik bergelung di selimutnya yang nyaman. Tekad pemuda itu sudah bulat, ia ingin tidur meski ia tahu resiko yang ia tanggung keesokan hari saat bertemu dengan gadisnya.

Oh, jangan lupakan Chanwoo. Anak itu masih sibuk memilih film yang hendak ia tonton. Setelah beberapa saat sesudah Junhoe membalut dirinya dengan selimut, satu sudut bibir Chanwoo terangkat tinggi. Tangannya menggenggam sebuah dvd lantas segera memutarnya.

Aku penasaran apakah kau masih tidak tertarik dengan film yang akan aku tonton, Jun. Pemuda itu membatin.

Chanwoo berusaha menahan tawanya sekuat mungkin. Sesekali ia menggigit bibir bawahnya upaya agar gelaknya tak meledak begitu saja. Bocah itu mengambil posisi senyaman mungkin di sanding Junhoe yang sudah menggelung.

Chanwoo sengaja menambah volume suara, ia ingin menggoda Junhoe. Selang beberapa menit, suara desah tertahan memantul di setiap sudut ruangan. Junhoe yang hampir sepenuhnya terlelap, refleks membuka matanya lebar.

Apa-apaan?!

Audio film tersebut semakin tertangkap jelas oleh rungu Junhoe. Sumpah mati, seketika bulu kuduknya meremang. Ia ingin sekilas memastikan bahwa telinganya salah dengar. Posisinya yang memunggungi Chanwoo ada untungnya juga, ia bisa sedikit mencalang dari balik selimutnya.

WHAT THE HELL?!

Kira-kira tiga kata itu yang langsung ingin Junhoe luncurkan dari bibirnya saat kedua netranya membidik adegan film yang terputar jelas di layar datar televisi Chanwoo. Blue Film? Apa-apaan bocah tengik ini?! benaknya.

Di balik pungkur Junhoe, Chanwoo menyadari pergerakannya. Kalau kau bisa mendengar suara hati seseorang, sudah pasti telingamu pecah lantaran Chanwoo terpingkal keras dalam hatinya.

iKON FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang