11 - Kenyataan

560 58 6
                                    

Karna Tuan Jefri tak ada dirumahnya, Oikawa memutuskan untuk pergi ke orang selanjutnya. Pelayan yang paling dicurigai 'Rebecca.'

Melalui Tuan Watson, Oikawa bisa tau dimana tempat tinggal suami Rebecca. Seorang pengusaha kain terkenal di kota. 

Oikawa langsung mampir ke toko kain tersebut, lumayan ramai pengunjung. Kain-kain yang tertata rapih dan mungkin terbuat dari bahan pilihan terbaik, dijajahkan agar pembeli bisa memilah sendiri.

Oikawa juga ikut penasaran bagaimana tekstur kain yang dijual di toko ini. Disentuh dan diamati perlahan kain tersebut.

"Apa kau tertarik membeli satu Oikawa-sama?" Tanya Ushijima.

"Mungkin." Jawabnya, tapi sepertinya itu belakangan karna tujuan awal Oikawa kesini bukan itu. Sekilas Oikawa menangkap sosok yang dicarinya, wanita bersurai merah keriting dan panjang.

'Rebecca' Oikawa langsung bergegas menghampirinya. Rebecca terlihat menggendong seorang anak kecil bersurai orange, wanita itu menghampiri salah satu pegawai di toko ini.

Rebecca tadinya belum sadar sampai anak kecil yang digendongnya itu memberi tau bahwa ada seseorang yang mendekat. Rebecca menoleh sekeliling, begitu kagetnya dia saat melihat Oikawa.

"Tuan muda."

Oikawa tersenyum dan menyapa Rebecca. Beralih tempat, di toko kain tersebut ternyata ada sebuah tempat beristirahat. Oikawa disambut dengan secangkir teh hangat dan beberapa kue di meja.

"Aku agak kaget melihatmu tuan muda, kau ingat kan cukup lama aku berhenti bekerja. Ternyata sekarang kau sudah besar." Ujar Rebecca.

Oikawa balas tersenyum, perhatiannya agak salah fokus pada anak kecil bersurai orange yang duduk dihadapannya. Warna rambut anak itu benar-benar mengingatkan pada ayah Oikawa.

"Apakah itu anakmu Nona Rebecca?" Tanya Oikawa merujuk pada anak itu.

"Ah benar tuan muda." Jawab Rebecca sambil tersenyum canggung.

"Sho- yo" kata anak kecil itu terbata. "Nama ku hi- nata sho yo" lanjut anak itu lagi.

"Namanya Shouyou, umurnya baru 2 tahun. Mengikuti marga ayahnya jadi Hinata." Ucap Rebecca.

Ayahnya yang sekarang pengusaha kain bermarga Hinata. 2 tahun, waktu awal Rebecca berhenti bekerja dan sejak saat itu masih memasak makanan khusus untuk ibu Oikawa.

"Dia lucu, jadi waktu itu apakah alasanmu berhenti bekerja karna kau hamil?" Tanya Oikawa.

Rebecca langsung terdiam, ekpresinya menunjukkan kegelisahan. Oikawa langsung bertanya karna tak ingin menunda lagi, waktu itu saat dirinya di luar kota selalu sibuk dengan urusan pribadi. Hingga sekarang baru ada waktu untuk mencari tau kebenaran dari kematian ibunya, Oikawa tak ingin membuang kesempatan itu.

Meski dirinya hanya anak angkat namun Oikawa sudah benar-benar menganggap beliau seperti ibunya sendiri. Oikawa benar-benar tak terima dengan keputusan polisi.

"Iya, tuan muda." Jawab Rebecca pelan sambil menunduk.

Ushijima paham akan kemana arah pembicaraan ini. Dengan sedikit senyum ia mengajak Shouyou bermain diluar ruangan. Shouyou menerimanya, kini hanya tersisa Oikawa dan Rebecca dalam ruangan itu.

Rebecca masih diam, selalu menunduk sambil memainkan jarinya, dia terlihat gugup. Oikawa meneguk teh hangat miliknya sambil bersandar dan memperhatikan Rebecca.

"Jadi anak itu dari ayahku benar kan." Ucap Oikawa.

"Tidak! Bukan begitu-" jawaban Rebecca terhenti dan dia menunduk lagi. Seperti takut menjawab.

"Aku sama sekali tak melihat adanya dna kemiripan antara shouyou dengan dirinu atau Tuan Hinata suamimu sekarang. Rambutnya mirip dengan ayah lalu pada waktu itu kau berhenti bekerja karna hamil, memang cukup banyak pelayan pria tapi rata-rata mereka sudah memiliki istri kecuali Tuan Jefri aku tak bisa menyimpulkan orientasi sesksual dirinya."  Ucap Oikawa menjelaskan.

"Lagipula kau menikah dengan Tuan Hinata baru-baru ini bukan? Tak mungkin anakmu cepat tumbuh hingga umur 2 tahun." Tambah Oikawa.

"Bagaimana Tuan Muda bisa menyimpulkan kalau Shouyou anak dari ayahmu, terkecuali Tuan Jefri? Bisa jadi aku tidur dengannya." Rebecca seperti membantah.

"Tak usah memutar balikan fakta Nona Rebecca, nyatanya Tuan Jefri takkan mau dengamu sebab- dia lebih suka tidur denganku." Jawab Oikawa.

Rebecca kaget mendengar itu. "Apa maksudmu tuan muda? Apa yang terjadi?"

"Meski umurku tergolong muda tanpa kau tau, aku pernah melakukan hal yang tak bisa kau pikirkan. Kesampingkan itu jadi benar kan jika Shouyou anak dari ayah?" Tanya Oikawa lagi di akhir kalimatnya.

Rebecca diam sejenak kemudian perlahan mengangguk tanda bahwa dia membenarkan hal itu.

"Jadi kau tidur dengan ayahku dan berhenti bekerja karna kau hamil anak ayahku. Apa kau mencintainya? Jika iya mungkin bisa saja kau yang menaruh racun di makanan khusus buatanmu untuk ibu. Aku tau betul bagaimana perasaan wanita yang ingin bersama ayah dari anak-"

"Tidak tuan muda, aku sama sekali tak berniat membunuh ibumu." Rebecca memotong. "Ibumu sangat baik, penuh perhatian pada tiap pelayan mana mungkin aku melupakan jasa beliau. Kehamilan ini hanya kecelakaan, aku- aku tak bisa berpikir jernih pada saat itu. Aku juga manusia yang dapat terangsang kapan saja saat melihat hal itu dan pada saat itu aku duluan yang menggoda ayahmu."

"Aku minta maaf Tuan muda, ini semua kesalahanku aku menerimanya. Untuk menebusnya aku merawat sendiri anak ini. Tapi tetap saja meski aku keluar, aku selalu siap mengabdi kapanpun pada keluargamu. Aku benar-benar minta maaf Tuan muda." Tambah Rebecca beberapa tetes mata ikut turun di wajahnya.

Hening sejenak.
Seperti benar-benar mengungkap semuanya tapi jika begitu masalah ini makin membingungkan. Oikawa sedikit mengacak rambutnya kemudian berdiri dan menepuk pelan pundak Rebecca.

"Aku simpan jawabanmu, kau kuat Nona Rebecca semoga selalu sehat bersama dengan keluargamu." Ucapan terakhir Oikawa kemudian meninggalkan ruangan itu.

Sebelum benar-benar pergi Oikawa sempat berhadapan dengan Shouyou. Shouyou memegang wajah Oikawa dan mengelus pelan surainya.

"Tooru." Panggilnya.

Oikawa balas tersenyum hangat. "Shouyou, nanti Tooru main kesini lagi ya."

Selepas itu Oikawa dan Ushijima pergi. Dalam perjalanan Oikawa rasanya masih bingung, seeperti tak menemukan titik terang siapa yang meracuni ibunya. Di sisi lain Ushijma selalu memperhatikan Oikawa.

"Lebih baik kita langsung cari Tuan Jefri, aku sama sekali tak mendapat apa yang ku cari." Keluh Oikawa.

"Oikawa-sama, apa benar yang kau katakan tadi jika kau pernah tidur dengan Tuan Jefri?" Tanya Ushijima.

"Ya seperti itu, kau tau Wakatoshi rasanya saat itu sakit sekali mungkin karna aku masih terlalu sini. Tapi aku cukup menikmatinya." Jawab Oikawa dengan santai.

Ushijima cukup kaget jika dipikir bila dia sampai tau sejauh itu berarti tadi Ushijima sempat menguping pembicaraan Oikawa dan Rebecca. Ushijima hanya diam namun tangannya dikepal cukup kuat.

GODIMENTO || IwaOi - HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang