5 - Pengikut

832 113 21
                                    

< Beberapa negara, tempat, dan hal lainnya hanya fiksi yang murni dari imajinasi author

WARN : NSFW sikit⚠️

***

Kota Lavender - sebuah kota kecil yang bisa dibilang cukup modern. Fasilitas umum yang bahkan sangat layak digunakan penduduk setempat. Kota yang bebas dari polusi udara, air, dan lainnya.

Namun sangat disayangkan tingkat keamanan kota ini sangat rendah. Banyak organisasi kriminal ilegal yang terbentuk dan berjalan sesuka hati. Perampokan, penyeludupan obat, penjualan wanita sudah biasa terjadi di kota ini.

Tragedi Aster sangat terkenal sampai terdengar kota tetangga. Ledakan besar yang terjadi dalam gedung tersebut menewaskan banyak penduduk sekitar.

Aster merupakan gedung pusat bank kota Lavender. Penah diberitakan ada 5 orang yang melakukkan aksi perampokan sebelum ledakan terjadi. Hanya dugaan semata bahwa 5 orang tersebut ada hubungannya dengan kasus ledakan ini.


_Di Sebuah Mansion Mewah_$_


KitaShin pria bersurai putih hitam campuran yang menempati mansion tersebut. Berkuda santai di bawah paparan terik matahari adalah kebiasaannya. Tapi kali ini kegiatannya harus terhenti karna pelayannya, Ojiro Aran mengatakan bahwa ada yang ingin bertemu dengan dirinya.

"Siapa?" Tanya KitaShin tangannya masih mengelus kuda hitam kesayangannya.

"Dia-"

"Oi.." Ucapan Aran terhenti karna diseling suara teriakkan pria yang berusaha memanggil, berlari kecil, dan mendekat ke arah mereka.

KitaShin melihatnya dari jauh. Pria yang lumayan tinggi dengan surai kuningnya tersenyum seperti orang bodoh. Lalu pria itu memakai seragam kepolisian.

"Kenapa bisa ada anggota kepolisian disini?" KitaShin bertanya pada Aran karna bingung.

"Maafkan saya KitaShin-Sama, padahal saya sudah menyuruhnya untuk menunggu terlebih dahulu." Jawab Aran agak panik takut jika nanti KitaShin marah, tapi di saat bersamaan pria bersurai kuning ini sampai di hadapan KitaShin.

Nafasnya agak terengah karna larian kecilnya tadi. Dirinya menyeka keringat yang turun sekilas di wajah lalu memberanikan diri berhadapan menatap KitaShin yang lebih pendek darinya.

KitaShin masih terlihat tenang. "Kau siapa?" Tanya KitaShin pada pria itu.

"Gue- bentar ..boleh minta minum dulu ga sih, gue haus." Jawab pria itu sambil menghela napasnya.

"Jawab dulu kau siapa? Ada urusan apa? baru akan kukasih air." Ucap KitaShin lagi.

Pria bersurai kuning tersebut kelihatannya pasrah. Dirinya menunjukkan bet nama di seragamnya. 'Miya Atsumu.'

"Gue Miya Atsumu, panggil Atsumu boleh jangan Miya soalnya gue punya jiplakan. Gue anggota kepolisian pusat divisi 1 kebetulan kemari ada yang mau gue bicarain sama lo. Tuan mantan detektif." Ujar Atsumu memperkenalkan dirinya.

KitaShin sedikit tertawa. "Detektif ya? Sebutan yang seharusnya tak saya dengar lagi semenjak saya berhenti dari pekerjaan itu."

"Gue tau lo udah berenti tapi kali ini aja mau ya dengerin gue. Bentar dulu ini jadi kan lo kasih minumnya? tadi lo udah janji." -Atsumu

KitaShin tersenyum tipis lalu memberikkan kuda hitamnya pada Aran. Kemudian KitaShin mendekat ke hadapan Atsumu, sangat dekat dirinya menatap Atsumu yang ada di atasnya. Atsumu sampai mundur sedikit karna kebingungan.

KitaShin lalu tersenyum. "Tentu saja pria tak seharusnya ingkar janji." Setelah itu KitaShin meninggalkan Atsumu dengan Aran yang baru saja ingin pergi menaruh kuda.

"Eh jadi gimana?" Atsumu terlihat kebingungan karna tiba-tiba ditinggal.

Sebelum pergi Aran memberi kode agar Atsumu mengikuti KitaShin saja. "Oh oke." Ujar Atsumu singkat lalu menyusul KitaShin.


__Oikawa POV_*

Oikawa masih disudutkan dengan pria bersurai coklat tua serta sorot matanya yang tajam.

"Gue sempet denger percakapan lo sebelum bunuh polisi itu, lo dalang tragedi Aster bener begitu?" Ujar pria itu masih mengarahkan pistol ke wajah Oikawa. Pistol hitam tersebut seperti menyentuh permukaan kulit putih Oikawa membuat Oikawa sedikit bergidik. Pistol itu bergerak pelan di sekitaran dagu kemudian turun ke leher Oikawa.

"Lo- bisa ga, gausah mainin pistol ke tubuh gue gitu." Ucap Oikawa sedikit terbata.

Pria itu tetap memberikan sentuhan lewat pistol ke tubuh Oikawa makin ke bawah. Meski ada kemeja putih yang membatasi namun sentuhan pistol tersebut masih terasa.

"Gue paham lo takut mati, siapin diri aja." Ujar pria tersebut.

Oikawa menatap pria itu, jujur menurut Oikawa pria ini agak menarik mungkin akan bermanfaat juga jika dijadikan anggota.

"Siapa nama lo?" Tanya Oikawa.

"Emangnya gue harus kasih tau ya." Jawab pria itu masih dingin.

"Jawab aja biar gue tau siapa nama orang yang berhasil bunuh gue." Balas Oikawa lagi.

Pria dihadapannya menyeringai. "Baiklah kalau itu mau lo. Nama orang yang akan bunuh lo Iwaizumi Hajime."

"Hnghn..-" Balasan Oikawa malah mengerang kecil karna pistol yang tadi bermain di tubuh atasnya kini menyentuh bagian area bawah yang terbilang sensitive.

"Oh ternyata lo punya juga ya." Ucap Iwaizumi lalu mendekatkan bibir ke telinga Oikawa. Oikawa merasa tak nyaman di kala nafas hangat Iwazumi makin terasa menyentuh sekitaran telinganya.

Oikawa berusaha sedikit menjaga jarak wajahnya dari Iwaizumi. "Ya punya lah bego, gue cowok jauhin ngh- pistolnya anjir lo lagi ngapain sih."

Iwaizumi semakin menekan titik dimana Oikawa jadinya mengeluarkan erangan lebih keras.

'Ga, masalah beginian gue ga mungkin kalah.' Batin Oikawa.

Oikawa kemudian menoleh lebih tepatnya menautkan bibir ke wajah Iwaizumi yang masih ada di dekatnya. Hanya berupa kecupan singkat. Iwaizumi kaget dan mundur seketika.

Oikawa tersenyum melihat reaksi Iwaizumi yang wajahnya langsung memerah dan mundur.

"Giliran digoda balik mundur yakin diri lo cowok." Ujar Oikawa semakin menantang sambil menggigit bibir bawahnya seperti menggoda.

Iwaizmi balas dengan tatapan marah dan dinginnya mendekat lagi ke arah Oikawa. Di satu sisi Oikawa seperti merasakan adanya sesuatu dan membuat dirinya kembali tersenyum.

"Tuan Iwaizumi tadi lo bilang mau tau tentang tragedi Aster kan? Gue bisa aja kasih tau lo asal lo mau jadi anak buah gue." -Oikawa

"Tch, gila ya lo mana mungkin gue mau gabung bareng komplotan lo." Balas Iwaizumi.

"Sayang banget ya.. padahal gue baik nawarin ini dengan sopan dan lo masih ga mau terima, hm yaudah deh mungkin dengan cara kekerasan emang paling efektif sih." -Oikawa

Iwaizumi terlihat kebingungan lalu selang beberapa detik niatnya yang ingin menembak beberapa bagian tubuh Oikawa terhenti.

Satu peluru meleset di hadapannya menembak ke sembarang tempat. Iwaizumi sangat kaget melihat sekeliling terlebih lagi ke arah jendela yang terbuka guna mencari pelaku penembak sambil berjaga-jaga dengan pistolnya.

"Asal lo tau em-.. Iwa chan, pemimpin yang bijak selalu memiliki pengikut yang setia." -Oikawa

GODIMENTO || IwaOi - HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang