🍓5🍓

96 9 0
                                    

"brian, apa yang Lo lakuin?" Saat Brian tiba tiba peluk ia dari belakang

"Sebentar aja biarkan gue peluk elo."mengeratkan pelukannya

"Lepasin gue, mendingan Lo pindah ke kamar Lo" Ica menarik tangan Brian membelit pinggang nya

"Please..sebentar aja,"

"Apa yang salah dengan lo?"

"Em..tidak tahu gue cuma ingin meluk elo"

"Gue yang gak mau di peluk elo.." dengus Ica sekali mencoba lepas diri.

"Kenapa? Kita suami istri, salah gue meluk istri gue?"

"Istri?, Sejak kapan Lo peduli dengan status kita, sebaiknya Lo lepasin gue kembali ke kamar Lo" dengus Ica mengusir Brian dari kamarnya

Brian melepaskan pelukan mereka, menatap punggung Ica lekat masih tidak berbalik menatapnya. Tatapan yang sangat sulit diartikan bagi yang melihat. Lalu terdengar helaan berat dari Brian sebelum beranjak dari sana.

"Ini terakhir kalinya elo nyelonong masuk kamar gue, dan seperti yang gue katakan Lo bebas sekarang. Tenang aja gue baik baik aja tanpa Lo"

Langkah Brian terhenti depan pintu kamar Ica mendengar yang dikatakan Ica. Seakan ada ribuan jarum menancap di hatinya, untuk sesaat ia kesulitan bernafas merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan.

Kedua tangannya terkepal erat dan rahang nya mengetat kuat begitu juga tatapan nya sangat tajam dan dingin.
"Itu tidak akan pernah terjadi" setelah ia membanting pintu sangat keras.

Bamm

"Tidak ada yang bisa ngubah keputusan gue termasuk elo" lirih Ica

Dibalik pintu kamar brian bersandar mendengar suara lirih Ica membuat perasaan nya tidak nyaman. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diri nya saat ini.

Diraih kunci motor di garasi lalu melaju ke suatu tempat biasa yang ia datangi bersama yang lain. Di atas sana Ica melihat kepergian Brian hingga tidak terlihat bayangan nya lagi.Setetes air mata jatuh langsung di hapus sebelum berbalik masuk dan menutup pintu balkon.

Tidak butuh waktu lama Brian tiba di tempat ini dari rumah nya." Apa dia ada,?" Tanya Brian pada penjaga di sana

"Ada, tempat biasa"penjaga ini sangat mengenal Brian lantaran sering kesana.

Berjalan masuk melewati banyak kebisingan dan godaan dari wanita pekerja disana Brian sampai di tempat nya dan menghempas diri nya di salah sofa.

"Wes bro!..tumben datang kemari, ada angin apa bawa Lo kemari" langsung suara yang akrab datang dari balik pintu yang terbuka.

"Sediakan yang biasa" kata Brian

"Sorry bro, kali ini tidak ada minuman buat Lo, besok Lo mesti sekolah, mau Lo ke sekolah dalam keadaan setengah sadar" tolak pria itu langsung jika hari lain dia mungkin menyediakan tanpa Brian minta

"Gak usah banyak bacot, gue butuh sekarang!" Kata Brian tajam menarik kerah nya

"Oke..oke..gue ambilkan tapi cuma sedikit..no tambahan" kata nya melambai tangan menyerah

"Em" bales Brian melepaskan nya.

Tidak berapa lama pesanan datang, Brian segera menegak nya samai tandas.

"Gak mau cerita.." tanya pria itu

Tak..Brian meletakkan gelas kosong di meja " biasa..tapi kali ini berbeda" kata brian menggusar rambutnya

"Cerita sama gue sapa tahu gue bisa kasih solusi"

"Sama Lo? Gak yakin gue"

"Sialan Lo..pergi dari sini kehadiran Lo tidak di terima lagi disini" katanya menendang kesel Brian

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang