🍓21🍓

110 11 0
                                    

Ibarat pecahan kaca, tidak dapat di perbaiki ke bentuk semula. Itulah kita.

Melihat Ica keluar hiruka segera menyambut Ica langsung berhambur meluk nya.

"Hiruka.."lirih Ica semakin erat peluk hiruka meredam Isak tangis nya

"Lo sudah melakukan nya dengan baik, kita pulang sekarang." di usap punggung Ica

Ica mengangguk tidak kuasa menjawab pertanyaan hiruka. Sebuah mobil menunggu mereka depan cafe. Sewaktu Ica di dalam, hiruka menghubungi sopirnya menjemput mereka disini. Hiruka tahu dengan kondisi Ica tidak mungkin mereka pulang naik kereta Express.

Tidak butuh waktu lama mereka tiba di rumah hiruka. Lantas hiruka membawa Ica langsung ke kamarnya dan meminta pelayan membawa kan minum juga makanan.

"Apa semuanya selesai? Lo udah ambil keputusan." tanya hiruka

Ica menggeleng lemah" belum"

"Kenapa? Jangan bilang Lo setuju balik sama Brian" hiruka tidak mengerti jalan pikiran Ica

"Dia minta kesempatan dari gue"

"Terus Lo kasih" geram hiruka

Kembali Ica menggeleng dan hiruka bernapas lega " dia ingin buktikan sama gue, dia serius ingin mengulang semua di awal"

"Dan Lo percaya" entah haruskah hiruka marah sama Ica atau tidak

"Tidak juga, gue cuma ingin lihat sejauh apa usaha dan keseriusan Brian buat buktiin ke gue"

"Ini sama saja Lo kasih dia kesempatan, habis itu apa? Lo kembali lagi bersama dia gitu."

"Untuk itu gue belum pikirkan, bisa Lo tinggalkan gue sendiri"

"Nanti setelah Lo makan ini semua baru gue tinggalin Lo sendiri" hiruka menunjukkan nampang berisi makanan mereka di bawa pelayan tadi.

Sebenarnya Ica tidak berselera untuk makan tapi dia tida bisa nolak di bawah tatapan hiruka jadi sangat terpaksa Ica menghabiskan semua nya.

"Ya udah gue keluar, Lo istirahat jangan pikirkan hal ini lagi." Kata hiruka membawa keluar bekas makan mereka.

Selepas hiruka keluar kamarnya, Ia langkah kan kakinya masuk kamar mandi membersihkan diri nya. Rasa lelah mendera nya, di baringkan tubuhnya di kasur. Menarik selimut dan menutup mata berharap ketika ia buka mata lagi semua ini hanyalah sebuah mimpi.

Sampai malam tiba dan mamah hiruka kembali Ica tidak keluar kamar, menimbulkan pertanyaan dari mamah hiruka.

"Apa terjadi sesuatu hari ini? "Tanya mama hiruka mendapati anggukan hiruka

"Ada apa sayang?"

"Mah, tidak bisakah kita menolong Ica" bukan menjawab pertanyaan sang mamah hiruka berbalik tanya

"Menolong dalam segi apa sayang?, Coba ceritakan sama mamah."

"Brian"

"Maksud kamu Brian suami' Ica" kembali mengangguk

"Hari ini Brian mendatangi Ica. Ke muncul Brian secara tiba-tiba sangat mengejutkan Ica."

"Terus, apa kamu dan Ica langsung pergi?"

"Tidak mah, Brian ingin bicara berdua sama Ica untuk selesaikan masalah diantara mereka. Cuma Ica menolak untuk bicara berdua dengan Brian dan menarik aku ikut bersama mereka berdua~" dan hiruka menceritakan semua hal yang terjadi dari dia tinggalkan Ica satu ruang sama Brian dan sampai Ica keluar dalam menangis.

"Begitulah mah, Brian ingin memperbaiki hubungan mereka dan mulai dari awal, makanya ia minta satu kesempatan dari Ica. Jujur mah, hiruka tidak mau sampai Ica kasih Brian kesempatan" mengatakan ini hiruka berdecih tidak suka.

"Ini masalah rumah tangga Ica dan Brian, benar kamu bilang mamah dan papah tidak bisa ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka. Sayang, kamu tidak mengerti sekarang, suatu hari kamu pasti mengerti hal Ica rasakan." Kata mamah hiruka membelai kepala putri nya

"Apa yang hiruka tidak mengerti?"
Dia udah cukup dewasa sebagian hal dapat ia pahami.

"Dalam rumah tangga, perdebatan kecil dan salah paham sering terjadi. Ini akan menjadikan mereka lebih dewasa menyikapi masalah mereka. Yang sekarang terjadi di antara ica dan brian adalah proses bagi mereka menuju dewasa. Kamu tidak bisa hakimi disini Brian salah, Ica juga salah, tidak menunjukkan bahwa ia punya perasaan sama Brian. Disisi Brian masih berpegang pada janji Oma sehingga ia tidak menyadari perasaannya, sekarang apa kamu mengerti?"

"Mamah ingin bilang kita tidak perlu ikut terlalu dalam permasalahan rumah tangga Ica dan Brian." Mamah hiruka mengangguk.

"Jika suatu hari Ica sudah tidak bisa mengatasi masalah nya dan minta bantuan kita baru kita bisa membantu Ica."

"Hiruka mengerti mah, jadi yang hiruka tidak kasih tahu Ica mengenai ke datangan Brian ke kamarnya udah tepat!" Tanpa di sadari hiruka mengatakan seharusnya tidak ia katakan.

"Brian pernah datang kemari!" Mamah hiruka cukup terkejut

"Em..ini malam kemarin pas aku ingin lihat Ica dikamar nya dan melihat Brian di sana" lirih hiruka menunduk

"Jangan di ulangi lagi ya, nanti jika kamu bertemu Brian lagi, suruh dia menemui mama, baiklah. Pergi masuk kamar kamu dan ingat jangan ikut campur dalam masalah Ica." Mamah hiruka kembali mengingat kan

"Iya mah, selamat malam" pamit hiruka mengecup pipi mamah

"Selamat malam, mimpi indah sayang"

Di lain tempat Brian bersiap menemui Ica seperti malam sebelumnya. Tidak kurang dari setengah jam Brian tiba depan rumah hiruka.

Brian bersiap melompat saat pintu gerbang di samping terbuka. Seorang keluar dari sana menghampiri Brian.

" Tidak baik bertamu seperti ini, menyelinap rumah orang apalagi di malam hari." dari suaranya Brian tahu ini seorang wanita.

"Lama tidak bertemu Brian, masih ingat saya." Tanya orang itu tiba depan Brian

"Em" bales Brian jelas tahu siapa wanita paruh baya ini. Tante nya Ica dari pihak ibu nya Ica. Tante Dania.

"Ikut saya ada yang ingin saya bicarakan sama kamu" Tante Dania langsung berbalik masuk di ikuti Brian.

Mereka tiba di sebuah ruangan di penuhi banyak buku yang Brian yakin ini perpustakaan.

"Duduk, santai aja kita cuma ngobrol biasa" Tante Dania tersenyum melihat Brian tetap berdiri sambil meluk helm nya

Barulah Brian duduk dan meletakkan helm nya di samping. Pelayan masuk membawa minum juga cemilan kecil menemani mereka.

"Ayo minum dulu"

"Tidak perlu, apa yang ingin Tante tahu?" Tidak ingin berlama disini

Tante Dania tersenyum kecil lalu meletakkan kembali tehnya.
"Gimana kabar orang tua kamu?"

"Baik"

"Sekarang kamu dan Ica kelas tiga kan tahun ini"

"Iya"

"Sudah berapa lama kamu dan Ica menikah"

"2"

Inilah Brian irit bicara sama orang tidak dekat sama dia. Untung Tante Dania sangat mengenal dan tidak masalah sama tanggapan Brian.

"Terus terang saja, Tante tidak tahu ada masalah apa diantara kalian berdua. Tante ingin kamu segera selesaikan masalah kalian berdua. Untuk kamu, Brian, jika kamu tidak inginkan Ica lagi kembalikan ia pada kami. Tante pasti bantu kamu menyelesaikan semuanya, pastinya tidak akan buat keluarga malu. Tapi setelah semua urusan kamu dan Ica selesai, Tante harap kamu jangan pernah menemui Ica lagi."

"Tidak ada yang bisa ambil Ica dariku, termasuk Tante.!"

⛄⛄⛄

Aku padamu Brian!!🥰😘 Semangat!!
Vote ya guys bantu Brian dapati Ica lagi. kuy kuy mari semua nya dukung Brian.😊🤗🥰
Salam manis😘😘
Manochi29

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang