Tristan Mikail berdiri menghadap kaca besar dinding belakang meja kerjanya. Ini masih subuh, di luar gelap, sama seperti gelapnya langit di luar, ruang kerjanya juga begitu gelap. Gelap dan mencekam, tampak menyeramkan apalagi bagi sosok pria pertengahan tiga puluhan yang berlutut di belakangnya. Bahkan bulu kuduknya meremang membayangkan hukuman yang akan diterimanya dari Tristan Mikail.
Sungguh, semua ini memang salah Ridha Mikhaela, simpanannya yang artis tapi mata duitan itu. Rendra diancam, Ridha Mikhaela akan melaporkan perselingkuhan mereka ke istrinya jika dia tidak bersedia mencuri dana perusahaan. Tidak main-main dana yang dicuri itu, Rendra mencurinya sampai puluhan milyar. Tentu saja Tristan Mikail sendiri yang mengadilinya. Dan dia bersumpah, setelah ini lebih baik Ridha Mikhaela membongkar kedok perselingkuhan mereka ketimbang berhadapan dengan Tristan Mikail.
Tristan Mikail berbalik dan membanting sebuah iPad ke hadapannya. Saat bola matanya bergerak takut-takut melihat apa yang ada di iPad itu seketika ia tercekat. Di dalam iPad itu memperlihatkan artikel yang membahas fotonya yang telanjang dengan Ridha Mikhaela. Seketika sekujur tubuh Rendra membeku. Dunianya hancur. Reputasinya hancur. Dia benar-benar hancur ketika berurusan dengan Tristan Mikail. Benar kata orang-orang, kekejaman Tristan Mikail tidak tertandingi.
"Harusnya saya memberimu pilihan, hancur perlahan-lahan lalu mati atau mati saja tanpa kehancuran." Ekspresi Tristan Mikail masih tenang, tidak menunjukkan kemarahan sama sekali. "Tapi sayangnya Dante sangat tidak sabar, dia terburu-buru sampai tidak sempat memberimu pilihan." Tristan Mikail berdiri menjulang di depannya, kegelapan ruangan ini jadi berkali-kali lipat lebih mencekam. "Semoga kamu suka. Percayalah mati saja rasanya tidak seru. Sedikit kehancuran terdengar lebih menyenangkan." Kali ini Tristan Mikail membungkuk untuk melihat matanya. Berani bersumpah lebih baik ia dihadapkan pada preman-preman berbadan besar dengan celurit atau bahkan pistol yang siap membunuhnya di tempat, tapi tolong, jauhkan ia dari Tristan Mikail. Tristan Mikail ini barangkali masih muda dan sangat tampan, tapi dia jelmaan iblis kalau sudah marah.
"Bagaimana?." Tristan Mikail menendang perutnya. Ia langsung tumbang seketika dengan jeritan tertahan. "Bangun. Elo membuat gue makin marah. Gue terlihat seperti pengecut kalau menghajar orang yang lemah." Dengan tertatih dan menahan kesakitan cepat-cepat Rendra bangun. Tristan Mikail menendang perutnya lagi, mati-matian Rendra menahan diri untuk tidak tumbang. Tristan Mikail menendang dadanya, Rendra menahan jeritan. Tristan Mikail akan menendang wajahnya, Rendra sudah memejamkan mata, menahan kesakitan saat tubuhnya tau-tau ditarik dari belakang dipaksanya berdiri, setengah menahan sakit Rendra berdiri. Jonas dan Dante tergesa-gesa membenarkan jas Rendra yang acak-acakan bekas akibat Tristan Mikail tadi. Muka keduanya berubah panik seketika, seperti mereka baru saja kepergok merundung murid lain oleh guru.
Tristan Mikail juga sampai berlari memutari meja besarnya dan melemparkan diri di kursi kebesarannya, pimpinan muda yang bengis itu sampai membenarkan pakaiannya dan sempat mendesis pada Dante untuk memungut iPad yang menampakkan foto Rendra yang tergeletak di lantai. Saat seorang perempuan muda dengan tampilan acak-acakan khas bangun tidur masuk. Perempuan itu sangat cantik, dengan bola mata berwarna abu-abu yang menyorot kesal, rambut panjang coklat keemasannya berantakan, meskipun masih muda tapi dia punya rahang yang tegas, alis kecoklatannya tampak tajam. Dia mengenakan baju tidur lucu dengan warna yang lembut. Tampak menggemaskan. Itu nona Ara. Tidak terhitung rasa terima kasih Rendra pada nora Ara yang telah menyelamatkannya. Benar apa yang orang-orang bicarakan, kelemahan Tristan Mikail adalah anak dan istrinya.
"Hai sayang. Selamat pagi." Tristan Mikail menyapa dengan senyuman lembut. Berbanding terbalik kebengisannya barusan yang seperti jelmaan iblis.
***
"Hai sayang. Selamat pagi." Daddy menyapa lembut, yang terlihat menjengkelkan di mata Ara.
"Selamat pagi! Selamat pagi! Daddy! What are you doing?!." Ara mengebrak meja Daddy. Daddy malah tersenyum saja melihatnya, senyum menjengkelkan yang membuat kekesalan Ara memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Kampret
Romance"Daddy nggak akan punya anak lagi sebelum kamu menikah!." ~ Daddy, ayah tiri yang umurnya hanya berjarak lima tahun lebih tua dari Ara. Ara menyemburkan kopi yang diseduhnya lalu menjerit nyaris berteriak. Ia tahu Daddynya masih trauma, tapi ini ber...