Begitu bel pulang berbunyi, Sakura langsung membereskan semua barangnya dan bersiap pergi sampai Sai meraih tangan Sakura tiba-tiba dan membuat gadis itu kembali terduduk dibangkunya.
"Kau sungguh-sungguh akan meninggalkan ku sendiri?"
Sakura mengangguk dengan tampang polosnya sambil menarik tangannya agar terlepas dari cengkraman Sai.
Gadis itu melepaskan ikatan, membiarkan rambut merah mudanya tergerai hingga kepinggang.
"Sakura..."
Sakura menepuk pundak Sai pelan. "Aku pergi..."
"Sakura... Apa kau yakin berani melewati gang sepi itu?" tanya Sai membuat Sakura mendengus. Gadis itu berbalik dan melemparkan wajah dinginnya pada Sai.
"Aku sudah melewatinya malam tadi pukul setengah sembilan malam. Kenapa aku harus takut sekarang?"
Gadis itu melirik jam tangannya. "Baru jam empat sore." Katanya lalu mencibir dan meninggalkan Sai sendirian dan mendatangi Ino, sahabat mereka, yang duduk di deretan terdepan.
"Kau pulang? Bukan kah kau seharusnya ada tugas komite bersama si pucat?"
"Aku diberi kebebasan sampai akhir minggu ini. Jadi, jangan banyak tanya dan ayo pulang..."
Ino mendengus lalu mengambil tasnya sebelum melirik kebelakang, kearah Sai yang memasang wajah masam.
Biasanya, Ino, Sakura dan Sai akan pulang bertiga. Tapi karena rumah Ino lebih jauh, mereka akan berpisah di halte tak jauh dari gedung sekolah sementara Sai dan Sakura akan terus berjalan karena rumah mereka berdekatan.
Begitu berpisah dengan Ino, Sakura berjalan santai, memasang headset dikedua telinga lalu ikut bersenandung pelan. Matanya terfokus pada ponsel yang sedang dipegangnya sehingga sama sekali tak menyadari keberadaan orang lain tepat dibelakangnya. Bahkan saat orang itu berjalan mendahuluinya pun, Sakura masih tak bergeming dari layar ponselnya.
Merasa belum ingin pulang, Sakura membeli minuman di sebuah cafe tak jauh dari sekolahnya lalu duduk disana sambil bermain game yang baru di installnya tadi disekolah.
Gadis itu bermain hingga lupa waktu. Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Gadis itu menepuk jidatnya lalu buru-buru membereskan barangnya dan segera melangkah pulang.
Begitu Sakura sampai didekat gang sepi didekat rumahnya, Sakura mulai menyesali keputusannya karena meninggalkan Sai. "Tapi dia harus diberi pelajaran. Lagi pula ini baru jam tujuh lewat." Gumam Sakura menarik nafas dalam-dalam lalu mulai memasuki gang.
Baru masuk beberapa langkah sebuah suara mengagetkan Sakura. "Oh, kau tidak pulang terlalu malam lagi."
Sakura menoleh dan melihat Sasuke sedang bersandar di dinding tak jauh dari tempatnya berdiri. "Kau.. Mengagetkan ku saja. Sedang apa disana?"
"Menunggumu..."
"Hah?"
"Aku tidak ingin seorang gadis kecil melewati jalan sepi ini sendirian." Katanya dengan senyum hangat yang mungkin hanya diberikan pada ibunya dan gadis didepannya saat ini.
"Eung..." Sakura tak tau harus mengatakan apa. Gadis itu bisa merasakan pipinya memanas. Pasti saat ini mukanya sudah seperti kepiting rebus.
"Ayo..."
Sakura mengikuti langkah Sasuke yang panjang, membuatnya harus melangkah lebih cepat. Begitu Sasuke menyadarinya, laki-laki itu langsung memperlambat langkahnya.
"Kau tau dari mana kalau aku pulang terlambat?"
"kau pulang jam setengah sembilan malam kemarin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pshyco? ✔
FanfictionDia psikopat? Aku tak percaya dia seperti apa yang mereka tuduhkan... -Sakura- ©Masashi Kishimoto