Pekerjaan

789 61 0
                                    

"Bagaimana kontraknya?"

'Kontrak?'

"Oh iya, ini kontrak Pernikahan kita. Apakah kamu setuju?" kata seorang pria asia kepada seorang wanita berambut merah kecoklatan dengan memperlihatkan sebuah catatan yang ada di handphonenya.

Sang wanita yang sedang meminum minuman rendah lemaknya, terbelalak. Pernikahan? Apakah tidak terburu-buru.

Sang wanita menghela nafas sejenak, kemudian berkata. "Kontrak pernikahan? Kamu benar-benar terburu-buru, Kudo."

Pria yang dipanggil Kudo itu, menyenderkan badannya. Kepalanya sedikit terangkat keatas. "Ya... Kamu benar, aku memang sedang terburu-buru. Lagipun kita saling mengenal, ini tidak akan sulit." kata Kudo dengan tanpa ada emosi sedikitpun.

Sang wanita terkejut melihat kesan yang diberikan Kudo. Sang wanita mengikuti apa yang dilakukan Kudo, menyenderkan badannya, dan kemudian mendongakkan kepalanya. "Eh? Kenapa kamu terburu-buru?" tanya sang wanita yang kemudian kini memandang Kudo dengan tatapan tajam. "Apakah malu melihat Mouri-san yang sudah menikah?" tanya sang wanita.

"Tidak, alasannya bukan itu."

"Lalu?"

Pria berambut hitam rapi itu menarik kembali badannya dari posisi senderan, dan kini berdiri tegak dengan satu tangannya menopang dagunya. "Aku sudah berjanji akan menikah kepada Okaasan. Dan ya... Janji itu harus ditepati bukan, Shiho-san?"

"Benarkah? Kalau demikian, apakah kamu akan menikahi seorang wanita dari biro jodoh ini, jikalau itu bukanku?" tanya wanita bernama Shiho itu dengan posisi yang lagi-lagi mengikuti posisi Kudo.

Kudo menundukkan kepalanya sembari berkata, "Tentu aku akan menikahinya. Aku butuh secepatnya menikah. Aku tidak memiliki banyak waktu."

Kudo menaikkan kepalanya lagi, dan kini wajahnya dan wajah Shiho berhadapan kembali. "Sedikit beruntung saja orang yang dijodohkan kepadaku oleh biro perjodohan ini adalah kamu." lanjut Kudo membuat wajah Shiho memerah.

Sang wanita meregangkan tangannya yang sebelumnya menopang dagu, dan badannya yang tegak kembali sedikit bersandar. "Baiklah-baiklah, sekarang aku ingin melihat kontrak itu dengan jelas. Apakah boleh?"

Permintaan dari Shiho itu dipenuhi oleh Shinichi dengan memberikan handphonenya yang menampilkan poin-poin yang ada di dalam kontrak pernikahan.

Shiho dengan serius membaca kontrak itu. Namun, baru sekejap kontrak itu dibaca, Shiho mengembalikan kembali handphone Kudo tersebut.

"Kamu yakin akan memberikan cek kosong untuk istrimu nanti? Sangat kaya sekali ya, kamu." kata Shiho dengan santainya.

Kudo yang mendengar itu, sedikit menggerakkan mulutnya seperti berkata, namun tidak ada suara. Namun, setelah itu Shinichi benar-benar berkata, "Awalnya aku tidak mengira itu kamu, jadi ya... Itu wajar."

Perkataan dari Kudo itu membuat Shiho sedikit terpancing emosi. Shiho bertanya kepada pria itu dengan tatapan mata yang setajam silet, "Maksudmu? Kamu mengatakan aku matre, ha?"

"Ya... Pahamilah sendiri."

Ejekan dari sang pria, membuat sang wanita berdiri dan menggebrak meja "Hei! Aku bukan seorang detektif sepertimu."

Melihat balasan dari Shiho, pria yang dipanggil Kudo itu mengalihkan topik pembicaraan. "Sudahlah, apakah kamu setuju?"

Shiho yang sudah duduk dan agak tenang, menanyakan sesuatu kepada pria itu. "Ngomong-ngomong, kenapa kamu sangat menguntungkan calon istrimu?"

"Ya... Aku hanya ingin menjamin dia mendapatkan kebahagiaan, walaupun tanpa rasa cinta olehku."

"Melihat isi kontraknya, aku sangat bahagia jika kita akan menikah, Kudo."

"Oh iya, karena ini adalah kamu, apakah kamu bersedia untuk tinggal bersamaku di Beika?"

"Tinggal di Jepang? Sebenarnya aku sangat suka negara itu, apalagi pengalamanku saat menjadi anak kecil kembali."

"Jadi, apakah kamu mau?"

"Baiklah, aku setuju. Tanpa bekerja di sana, aku tetap mendapatkan uang."

"Okelah, kalau begitu besok kita akan terbang ke Tokyo. Apakah kamu siap?"

"Eh besok? Tunggu dulu, Kud-"

"Setelah kamu menyetujui kontrak ini, walaupun baru dengan lisan. Aku mohon, jangan panggil aku Kudo lagi."

"Namamu kepanjangan tau!"

"Yasudah, berarti kontrak batal?"

"Tunggu dulu!" kata Shiho seraya menahan Kudo berdiri.

Shiho menghela nafas, lalu berkata. "Baiklah, Shinichi-chan."

"Tidak perlu ditambahkan -chan, tau!"

"Apa? Aku tidak mendengarnya, Shin-chan."

"Sudahlah, lupakan. Aku ingin, besok kita bertemu di bandara jam sembilan pagi. Kamu harus sudah bersiap nanti."

"Shiho-chan... Apakah kamu mendengarkanku? Bagaimana kontrak pekerjaanmu itu?"

Detektif Conan : Kawin kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang