Kamu?

745 60 2
                                    

Matahari tepat di atas kepala, jam istirahat makan siang sedang berjalan, dan seorang pekerja rumah sakit yang berniat beristirahat di cafe depan tempatnya bekerja hanya bisa mematung ketika sebuah tangan menepuk pundaknya ketika sedang melangkah di tengah-tengah lorong.

Jantung pekerja rumah sakit itu berdegup sangat kencang, bulu kuduknya yang ada di atas kulit mulusnya berdiri, dan giginya yang putih tak habis-habisnya bergemetar.

"Apa kabar, Sherry?"

Suara berat memanggil pekerja rumah sakit yang adalah perempuan itu dari belakang, petugas itu berusah memberanikan diri untuk menatap siapa yang menepuk pundaknya dan memanggilnya, namun keberaniannya seakan menguap dan ketakutannya malah menguat.

"Apakah kamu mendengarkanku?" tanya suara berat itu lagi yang kali ini membuat sang wanita membalikkan badannya dengan kepala tertunduk yang detik demi detik berjalan, kepala itu semakin naik.

Ketika kepalanya sudah tepat lurus, matanya masih tertutup. Namunperlahan dengan diiringi nafas panjang dan berat, kedua bola matanya yang indahpun tampak.

"Kau?"

....

Di salah satu sudut rumah sakit Beika, seorang pria berusia sekitar 35 hingga 45 tahun sedang meminjamkan pundaknya kepada sang wanita yang adalah pekerja rumah sakit yang berumur 10 tahun lebih muda daripada sang pria.

Beberapa kali tangan sang wanita memukul-mukul dada sang pria dengan cukup keras, namun sang pria hanya diam dan dengan tenangnya memasang ekspresi datar.

"Maafkan aku, Hime." kata sang pria dengan ekspresi yang lebih hangat sembari berusaha melepaskan wajah sang wanita yang sudah membasahi pakaiannya terutama dibagian dada.

Ketika kedua pasang mata itu bertemu, terlihat air mata yang sudah hampir habis di mata sang wanita yang dipanggil Sherry itu.

"Kamu... Kamu... Kenapa kamu tidak membantu nee-chan ketika dia ingin keluar dari organisasi? Kenapa kamu meninggalkannya? Kenapa? Kenapa? Kenapa, Rye? Jawab aku!"

Sang wanita bernama Shiho Miyano itu tidak henti-hentinya menangis walaupun air mata tak lagi keluar dari kedua matanya.

"Maafkan aku."

"Kamu hanya bisa bilang, maaf, maaf, maaf, apakah dengan maafmu itu nee-chan akan kembali?"

"Sudah cukup! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!"

XxX

Sebuah bar di pusat kota yang memang setiap bulan datang menggantikan matahari selalu penuh ini menjadi sebuah tempat yang sebenarnya tidak lazim bagi salah seorang detektif swasta hebat Jepang, Shinichi Kudo. Namun, malam ini, atau tepatnya sejak petang tadi, detektif yang baru-baru ini diisukan sudah menikah datang ke tempat itu dan sudah menenggak beberapa minuman keras yang awalnya anti ia konsumsi.

Terlihat lampu yang remang-remang, terdengar suara-suara orang yang mabuk, dan terasa begitu lega dan tenang bagi siapa-siapa yang sudah dibuai oleh nikmat duniawi.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan, bar yang dominan diisi oleh kaum adam itu dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita cantik yang memiliki perawakan tinggi dengan memiliki rambut yang warnanya tak lazim.

Wanita itu memesan sebuah bir, dengan wajah yang sedari masuk tadi ditundukkan. Namun ketika sedang meregangkan lehernya yang cukup pegal, matanya menatap sosok yang tidak asing.

Ketika sedang memperhatikan sosok itu, wanita itu malah didekati olehnya. Wanita itu menunduk kembali takut sosok itu mendapatkan dirinya sedang ada di bar.

Namun, apa disangka. Sosok yang adalah pria yang menjadi titik fokus sang wanita yang kini ada di depan wanita itu tiba-tiba mencium sang wanita.

"Aku cinta kamu, Ran."

Detektif Conan : Kawin kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang