Kasus (2)

677 48 1
                                    

🗣️ Shinichi

Hari sudah menjelang tengah malam, beberapa menit yang lalu aku baru saja mengintrogasi salah satu calon tersangka yang baru bisa memenuhi panggilanku setelah dirinya berkencan dengan pasangannya seharian.

Lelah? Pasti! Tapi titik terang dari kasus ini semakin besar terlihat.

Shouko Midori, seorang resepsionis yang menjadi orang terakhir yang bertemu dengan korban mengatakan bahwa dia bertemu dengan korban untuk membicarakan cuti karena dia dan keluarganya sudah berjanji akan ke Okinawa akhir pekan nanti. Dia bersaksi kepada polisi bahwa korban masih hidup saat dia bertemu. Dan dia berkata kepadaku tadi bahwa dia seorang Hemophobia atau bisa dikatakan phobia darah.

Selanjutnya, Naka Midori yang adalah sekretaris korban. Dia bersaksi kepada polisi dan aku bahwa dia hanya memberikan kopi sesuai yang diminta korban sebelumnya. Dia juga berkata tidak memiliki dendam atau sebagainya pada korban yang membuat dia bisa mengatakan bahwa dia tidak memiliki motif.

Terakhir, Endo Furuya. Seorang staff keuangan yang bertemu dengan korban pertama kali pada jam delapan keatas. Pria inilah yang membuat aku harus sampai tengah malam untuk mengintrogasinya karena dia sedang mengambil cuti dan sedang berkencan dengan kekasihnya.

Pria ini bersaksi bahwa dia hanya memberikan dokumen yang diminta korban. Dia juga tidak menyangkal bahwa dialah yang menjadi orang pemilik motif terkuat karena beberapa hari yang lalu dia sempat cekcok dengan korban. Tapi dia menolak dikatakan pembunuh korban karena dia mengatakan hanya karena cekcok recehan seperti itu, dia tidak mungkin ada niatan membunuh.

Setelah mendengar penjelasan dari tiga orang yang paling dicurigai, awalnya aku ingin menyelesaikan ini sekarang juga. Tapi untuk menambah bahan bukti, sepertinya aku harus menunggu hingga hari esok, apalagi orang itu, dia hanya bisa bertemu denganku ketika waktu sarapan.

XxX

Matahari dengan gagahnya keluar dari persembunyiannya tat kala sang bulan mengundurkan diri dari singgasananya. Seorang pria dengan rambut tertata rapi dan mengenakan jas yang elegan sedang menunggu seseorang disebuah restoran.

Sang pria yang seorang detektif terkenal itu melihat handphonenya untuk melihat dan mencari sesuatu, tapi apa yang dia ingin lihat dan ia cari itu tidak ada. Pria itu hanya mendengus sebal.

Tak berapa lama, seorang pria gendut dengan setelan rapi mendekati sang detektif, dan duduk dihadapannya.

"Detektif, ada apa memintaku kemari? Apakah butuh seorang ghost writer?" tanya pria itu yang kini sedang menyalakan cerutunya. Untung saja ini bagian restoran yang diluar.

"Yamashita-san, sudah kubilang beberapa kali kepadamu kalau aku tidak membutuhkan seorang ghost writer untuk novelku."

"Lalu kenapa kamu memanggilku kemari? Apa ada sesuatu yang ingin kamu ketahui?"

"Kamu sudah mengetahuinya ternyata."

"Tentu saja, seorang detektif sepertimu pasti selalu membutuhkan informasi. Memang apa yang dibutuhkanmu lagi? Wanita? Aku tempat yang salah kalau mencari itu."

"Hehehe kamu benar, lagipun aku tidak membutuhkan wanita. Sekarang aku sudah memiliki istri kalau kamu ingin tahu."

"Istri? Untuk apa? Workaholic sepertimu itu tidak membutuhkan seorang istri. Hanya seorang penyalur nafsu saja yang kamu butuhkan, bukan begitu?"

"Hei hei hei! Aku ini berbeda denganmu tau!"

"Ya, ya, cukup basa-basinya detektif. Sekarang informasi apa yang kamu butuhkan?"

"Aku ingin tau tentang...."

....

Jam makan siang sudah datang. Sesuai permintaanku, semuanya berkumpul di ruangan Hiashi-sama yang sejak kemarin sudah dibersihkan ini. Ya, semuanya. Endo-san, Shouko-san, Naka-san, Sakura-sama, hingga Hidetoshi-sama.

Detektif Conan : Kawin kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang