Keluarga

845 61 3
                                    

Tirai gelap pertanda malam telah terhampar menggantikan tirai terang yang selama setengah harian terbentang menemani aktivitas makhluk-makhluk tuhan.

Seorang wanita yang adalah pekerja rumah sakit, tidak seperti biasanya pulang berjalan kaki dan naik angkutan umum berupa bis. Karena biasanya, dia datang diantar dan pulang dijemput oleh seseorang yang bahkan rekan kerjanya pun tidak diberitahu. Tapi desas desus beredar, bahwa orang itu adalah suaminya, entahlah, saya tidak terlalu mau menjelaskan itu. Yang jelas, wanita itu kini sudah ada di bis dan sedang berdiri karena tidak mendapatkan kursi.

Beberapa menit berselang, wanita itu turun dari bis di halte dekat hotel. Ya, dekat hotel new Beika tepatnya.

Tapi tidak! Dia tidak akan melakukan hal yang negatif seperti yang kalian bayangkan. Karena kali ini, orang yang dia temui adalah orang yang bukan hidung belang, karena orang itu sendiri adalah mantan pacar dari kakak pekerja rumah sakit ini. Dan juga, orang itu berkata bahwa bukan hanya dia sendiri yang tinggal di tempat itu, melainkan ada orang lain juga yang adalah ibunya dan adik perempuannya.

Pekerja rumah sakit itu melangkahkan kakinya menuju tempat yang ditandai di alamat yang diberikan oleh mantan pacar kakaknya.

Ketika sampai di depan pintu kamar, dia terkejut ketika pintu itu hanya bisa terbuka dengan kombinasi angka.

Wanita itu menghela nafas dan mulai berjalan keluar kembali. Namun baru beberapa langkah, sebuah tangan menepuk pundaknya.

"Benarkah kamu, Sherry?"

Wanita yang dipanggil Sherry itu mengangguk sejenak dengan wajahnya yang belum digerakkan untuk menatap wajah sang penanya.

Tubuh wanita itu kaku, bulu kuduknya berdiri, jantungnya berdegup kencang seperti kejadian kemarin dimana mantan pacar kakaknya memberikan kejutan ditempatnya bekerja.

Namun kini, setelah aksinya mengangguk tanda membenarkan pertanyaan, sebuah pelukan hangat diterimanya.

"Keponakanku, akhirnya kita bisa bertemu."

....

Seorang wanita dengan rambut pendek berwarna merah kecoklatan yang tak lazim bagi seorang warga Jepang kini menjadi pusat perhatian dari satu keluarga besar disalah satu kamar di hotel new Beika.

Keluarga besar itu terdiri dari beberapa keluarga kecil. Pertama, keluarga dari sang anak sulung yang memiliki sang istri sesama agen rahasia dan seorang bayi. Kedua, keluarga dari sang anak kedua yang adalah Taiko Meijin dengan istrinya yang adalah polisi lalu lintas. Dan ketiga, sang detektif perempuan si bungsu yang memang belum berkeluarga, tapi sudah memiliki hubungan dengan lawan jenis yang cukup intens, bahkan sang kekasih sudah tinggal bersama disini.

Shuichi Akai, Jodie Akai, Akemi Akai, Shukichi Haneda, Yumi Haneda, Sera Masumi, dan kekasihnya yakni Eisuke Hondou adalah orang-orang yang menjadikan Shiho Miyano sebagai pusat perhatian.

"Oh iya, Shiho-chan. Apakah kamu sudah menikah?" Sebuah pertanyaan yang agak berat ditanyakan oleh agen FBI yang sedang menyusui bayinya, Jodie Akai.

Pertanyaan ini sendiri keluar setelah pertanyaan-pertanyaan ringan sebelumnya dikeluarkan oleh anggota keluarga lainnya, seperti pertanyaan bekerja dimana? Tinggal dimana? Sejak kapan tinggal di Jepang? Makanan kesukaan apa? Dan lain sebagainya.

Mendengar pertanyaan dari wanita berambut blonde itu, Shiho yang awalnya cukup ceria, tiba-tiba terdiam seperti awal masuk ke ruangan ini.

Melihat sang keponakan terdiam. Mary Sera, selaku bibi dari Shiho sekaligus ibu dari tiga anaknya disini, segera mendekat kepada Shiho dan mengelus punggung wanita berusia dua puluh lima tahun itu.

"Tidak apa-apa, jika kamu tidak ingin menjawabnya." kata Mary ditengah elusan hangatnya kepada Shiho layaknya seorang ibu dan anak.

Aksi dari Mary memunculkan reaksi yang aneh dalam tubuh Shiho. Ada gejolak dalam hatinya yang mengatakan bahwa peluklah dia sebagaimana kamu ingin memeluk ibumu.

Merasa gejolak itu benar, Shiho akhirnya mengikuti apa yang diperintahkan, yakni memeluk bibi Mary dengan erat sembari berkata, "Terimakasih, bibi Mary."

Ditengah momen hangat Mary dan Shiho. Si bungsu keluarga ini yang umurnya satu tahun lebih muda dari Shiho bertanya, "Oh iya, Shiho-chan. Apakah malam ini kamu akan menginap?"

Pertanyaan dari sang bungsu membuat sang kakak ipar yang seorang agen FBI menyadari bahwa hari sudah hampir tengah malam. "Benar juga kata Sera, Shiho-chan. Lebih baik kalau kamu menginap disini."

Mendengar hal-hal yang menghangatkan ini, Shiho tak bisa membendung air mata kebahagiaannya untuk mengalir. Shiho menangis di pelukan Mary.

"Bibi, bolehkah aku menginap? Kebetulan dia sedang bekerja ke luar kota."

'Dia?'

Detektif Conan : Kawin kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang