5

113 24 12
                                    

Kembali lagi dengan penulis amatir bernama Zo ini;)

Chapter ini ada >1500 kata.

Typo adalah hal yang biasa. Zo juga males revisi.

Happy reading^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seperti biasa, kondisi kamar pribadi TXT kondisinya sudah seperti kapal pecah. Bantal guling berserakan dimana-mana. Selimut yang sudah hilang entah kemana. Jangan lupakan 5 manusia yang tiga diantaranya sudah berada di lantai.

Taehyun selaku member paling waras pun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah rekan-rekannya. Dia mulai memunguti bantal dan guling satu-persatu. Setelah membereskan kekacauan yang tidak disebabkan olehnya. Setelah membereskan kamar, Taehyun pun membangunkan para member.

“Junie hyung, ireona.” singkat padat dan jelas.

Yeonjun yang kebetulan sedang sensitif dengan suara pun langsung bangun. Dia bangkit dari tidurnya dan duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawa. Setelah nyawanya terkumpul semua, Yeonjun bangun lalu cuci muka dan memasak sarapan.

Taehyun yang melihat Yeonjun sudah bangun pun lanjut membangunkan member lainnya. Setelah drama pagi hari itu selesai, anggota TXT+Taehyung pun beranjak menuju ruang makan. Usai sarapan, mereka pergi ke kantor dan mengurus kasus pembunuhan yang sedang mereka tangani.

Sekarang mereka sedang berkumpul di meja makan. Mereka makan dengan tenang walaupun masih ada sedikit kerusuhan. Seperti Beomgyu yang melempari Taehyun dengan tomat, juga Hyuka yang bermain dengan saus tomat. Selesai makan, mereka pergi ke kantor.

+×+

Di sebuah tempat pembuangan sampah, terlihat seorang pria yang sedang membuang sampah. Dia adalah Jungwon, remaja SMA tingkat akhir. Dia ada di sana karena guru piketnya memintanya untuk membuang sampah. Padahal sekarang bukan jadwal piketnya.

“Dasar Niki sialan. Karena dia pulang dulu jadi aku yang harus membuang sampah sekolah. Pak Eunhyuk juga. Tau aku piketnya lusa tetap saja kena. Alasannya ‘karena cuma kamu yang ada di sekolah.’. Ck, basi tau gak.” sungut Jungwon.

Saat akan kembali, dia mencium aroma tidak sedap dari salah satu kantong plastik yang ada di depannya. Awalnya dia takut. Tapi dengan kemantapan hati yang sudah ditata. Jungwon membuka plastik itu.

“HUWAAAAAAAAAAAA!!! SETAN GOBLOK MAKAN AYAM!!!” teriak Jungwon setelah melihat isi dari plastik yang ada di depannya.

Isinya adalah tubuh seseorang yang sepertinya berjenis kelamin laki-laki. Kondisinya sangat mengenaskan. Tangan dan kaki yang hampir terlepas dari tubuhnya. Bola mata yang sudah hilang dari rongga matanya. Isi perutnya terburai keluar dari dalam. Juga kepala yang hampir terlepas dari badannya.

Dengan wajah pucat, Jungwon mengabari Niki. Dia tidak bisa berpikir jernih dalam keadaan seperti ini.

Kenapa sih Won? Aku baru sampai di rumah ini. Kamu di mana sih?” ucap Niki dari sebrang telepon.

“Niki, dateng ke tempat pembuangan sampah deket sekolah. Sekarang juga.”

Idih. Males banget. Aku aja belum sempet masuk ke rumah. Jawab dulu Jungwon, kamu kenapa sih? Kok kayaknya tegang banget.

“Please, Ki. Hiks,,, aku udah ga tahan,,, hiks.”

E, eh. Won, jangan nangis. Iyanih aku dateng.

Panggilan telepon pun mati. Jungwon hanya menatap kosong ke arah mayat yang ada di depannya. Dia tidak berani menyentuhnya karena dia takut kalau dia yang akan di jadikan tersangka nanti. Juga karena Jungwon masih shock.

Who's a Liar? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang