Ch.115

183 29 2
                                    

“...”

Mungkin itu sebabnya.

Aku menyadari apa yang akan Aku katakan ketika Aku bertemu Ash.

"Ash, kamu, kudengar kamu pergi ke Istana Kekaisaran kemarin?"

"Ya."

"Untuk mengeluarkanku dari daftar keluarga."

"Benar."

"Kau segera melanjutkan."

"Karena tidak ada alasan untuk menghindarinya."

Ash menyentuh rambutku dengan tangannya yang lain yang tidak menyentuh sofa. Rambut samping jatuh di belakang telinga.

"Aku tidak sabar untuk melakukannya secepat mungkin."

“...”

Tubuh yang berdiri di dekatku memiliki bau yang mengiritasi hidungku.

Dia bahkan tidak menyemprotkan parfum. Mengapa baunya begitu harum setiap saat?

Ini tidak seperti bau yang hanya aku cium. Ada kacang polong dalam indra penciuman.

Aku meraih tangan Ash dari telingaku dan menyentuhnya, memuji diriku sendiri karena tidak mengendusnya.

"... kamu tahu."

"Ya."

"Ratu sudah mati."

Aku menceritakan kisah yang Aku dengar dari kaisar dengan suara pelan.

"Aku mendengar para pemberontak memotong lehernya."

Ash menatapku dalam diam.

“Jadi, bagaimana perasaanmu?”

"Ya..."

Benar. Apa yang harus Aku katakan tentang ini? Itu tidak buruk atau tidak baik.

Tidak ada perasaan nyaman atau gembira, juga tidak sedih.

“Hanya... ​​Ah, begitu. Perasaan seperti itu."

Dan pada saat yang sama, Aku sedikit gelisah tanpa alasan.

Ash melihat ke dalam mataku seolah-olah dia telah membaca bagian dalam pikiranku yang tidak ditambahkan

Belakangan, suara pelan keluar.

"Cukup."

"Betulkah?"

"Iya."

Tanganku, yang menyentuh punggung tangan Ash, ditangkap oleh Ash secara terbalik.

Kehangatan yang menyelimuti tangan ku terasa hangat. Suhu stabil yang diturunkan membuatku tertawa diam-diam.

"Benar. Benar sekali. Cukup."

Aku mengetahui keberadaan ratu, dan Aku bertanya-tanya seperti apa dia, jadi Aku bertemu dengannya secara langsung.

Dan sekarang aku mendengar dia berakhir.

Ini cukup.

Iya. Aku tidak akan memikirkannya lagi di masa depan. Adapun yang mati.

Aku menampar diri ku sendiri seolah Aku siap melakukan apa saja.

Aku pikir Aku akan memukul diri ku sendiri sekali lagi, tetapi sebelum Aku melakukannya, Aku ditahan oleh Ash dan dipaksa untuk berhenti.

Ash menggenggam kedua tanganku dan menatapku.

"Ayo berciuman."

Kemudian dia berkata, "Aku akan melakukannya," dan Aku merasakan telinga ku terbakar dan mulut ku berair.

♪ Adikku Seorang Penjahat ♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang