Ch.18

1K 129 0
                                    

Suaranya menggigit. Aku bingung ketika melihatnya.

“Mengapa menurutmu begitu?”

“Setelah saya berbicara dengan kakak, saya banyak memikirkannya.”

“…..”

“Jika mati disini bisa membuat jiwaku kembali ke dunia asliku…. Menganggap bahwa itu adalah satu-satunya pilihan…”

“…..”

“Lalu, jiwaku dipindahkan ke sini karena aku sudah mati di dunia asliku, bukan begitu?”

Agrita mengatakannya dengan suara rendah. Ketika mendengarnya, aku merasa seperti dipukul di kepala.

Aku tidak pernah berpikir seperti itu.

Air mata hening jatuh dari mata Agrita.

“Tahukah kamu, tangga itu tinggi.”

“……”

“Saya tidak ingin memikirkannya, tetapi itu hanya muncul di pikiran saya. Tangganya… mereka cukup tinggi.”

“……”

“Kakak. Mungkinkah saya benar-benar mati?”

Aku tidak tahu bagaimana menjawabnya.  Aliran air transparan yang mengalir melalui pipi Agrita menjadi jernih.

“Saya baru berusia 17 tahun.”

“…..”

“Saya belum mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, saya belum kuliah, dan saya mencoba mewarnai rambut saya selama liburan musim dingin, tetapi saya juga tidak bisa.”

“…..”

“Kakak, aku… aku…..”

Suaranya, yang bercampur dengan air mata, menjadi semakin sulit untuk dipahami. Tetap saja, aku bisa dengan mudah memahami kata-kata selanjutnya.

“….Tidak ingin mati.”

“…..”

“Aku tidak ingin mati.”

“……”

“Aku benar-benar tidak ingin mati ...”

Akhirnya Agrita mulai terisak, dan tiba-tiba aku merasakan perasaan yang sama menimpa diriku.

‘Aku juga tidak.’

Dan begitu saja..

Aku juga mulai menangis ..

Setelah reinkarnasi, aku bisa menenangkan diri dengan menganggapnya sebagai kehidupan ku sebelumnya, tetapi jika situasinya sama, aku akan bertindak dengan cara yang sama.

Ada banyak hal yang ingin aku lakukan.

Jika aku berkata demikian, setidaknya kita berada pada usia yang baik.

Jika aku menghitung hal-hal yang ingin aku lakukan pasti lebih dari apa yang aku lakukan. Aku memiliki lebih banyak harapan tentang bagaimana aku ingin hidup daripada kenangan hari-hari yang aku habiskan.

Itu adalah saat-saat dalam hidupku.

Tidak, aku tidak bisa menahannya.

Aku mengangkat diriku, mendekati Ari yang terisak dan memeluknya tanpa suara.

Ari yang membenamkan wajahnya di pelukanku, segera mulai menangis.

Aku tetap diam, memeluknya.

Kali ini, alih-alih Agrita, saya berdiri lama, menggendong 'Shin Ari' yang berusia 17 tahun, yang menangis bahwa dia tidak ingin mati, dalam pelukan ku.

♪ Adikku Seorang Penjahat ♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang