Ch.7

1.9K 215 3
                                    

‘Ngomong-ngomong, benarkah itu?’

Seorang anggota Dark Streets.
Apakah aku benar?

Sangat menarik untuk berpikir bahwa sesuatu yang baru aku baca secara singkat adalah alat komunikasi yang sangat penting. Tapi di jalur pemikiran yang sama itu aku merasakan dalam perutku menjadi dingin.

Ini sebenarnya alasan aku tidak bisa mencoba kabur begitu saja.

Ada desas-desus bahwa tidak ada satu tempat pun di Empire yang tidak dimiliki Dark Streets.

Akan mudah ketahuan begitu aku berangkat jika tidak punya rencana yang baik.

Mereka juga akan mudah membunuhku begitu aku tertangkap.

‘Aku pasti membutuhkan Agrita.’
Aku menyadari lagi, bahwa dia penting bagi ku.

Aku mendengarkan ketika Ash membuat perintah kepada orang di sisi lain alat komunikasi.

Dia menyuruh mereka menemukan seseorang yang berhasil mencuri dompet dari seorang wanita bangsawan dengan rambut merah dan gaun hijau.

Hah, bisakah kamu menemukan seseorang hanya dengan kata-kata itu?

Ash berbalik dan menatapku setelah mematikan perangkat komunikasi.

“Kakak.”

“Hah, Iya?"

“Ayo pergi.”

“Dimana?”

“Menara jam. Kita datang untuk melihat itu. Kita akan segera dapat menemukan pencurinya, jadi jangan khawatir.”

Ash memintaku untuk melupakannya dan fokus pada tamasya kami.

“Uh. Iya.” Aku mengangguk tanpa sadar tapi pikiranku justru sebaliknya.

Aku sebenarnya khawatir tentang sesuatu selain pencuri itu.

'Apakah mereka benar-benar anggota Dark Streets?'

Apakah mereka benar-benar orang yang bisa mengubah seluruh area ini menjadi reruntuhan dalam sehari jika mereka mau?

Dibandingkan dengan itu, pencurian sama sekali bukan apa-apa.

Serta dompet curian ku.

‘Situasi macam apa ini sih?’

Aku tiba-tiba merasa sangat lelah.

Mungkin karena aku menghabiskan seluruh energi untuk memikirkan Dark Streets, tapi aku ingin segera pulang setelah melihat menara jam.

Aku harus melarikan diri malam ini, dan aku tidak akan bisa melakukannya jika tubuh dan pikiran ku lelah.

Ayo kembali dengan cepat dan menghemat energi.

Kami dengan cepat datang ke alun-alun karena perasaan mendesak yang tiba-tiba menguasai ku.

Begitu aku melangkah ke area terbuka, aku menyadari sesuatu.

‘Benar, harus berhati-hati dengan arah.’

Kita mungkin akan berhadapan langsung dengan Agrita jika menelusuri alun-alun secara membabi buta.

Saat aku memutar sepatu untuk mengubah arah, aku mendengar perangkat komunikasi merespons.

[Master.]

Tatapanku mengarah ke saku Ash.

Suara itu terasa sangat akrab bagi ku meski hanya mendengarnya sekali.

Ash berhenti di tengah jalan.

“Laporkan situasinya.”

[Aku menemukannya.]

♪ Adikku Seorang Penjahat ♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang