Episode 9

577 81 9
                                        

((baru mulai, udah cari gara-gara))

Hari press conference itu tiba, Wendy berada di mini stage untuk melayani para wartawan yang sudah siap dengan kamera mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari press conference itu tiba, Wendy berada di mini stage untuk melayani para wartawan yang sudah siap dengan kamera mereka. Meski tubuhnya berada disana, tapi pikirannya melayang-layang, terutama saat ia secara tidak sengaja berdiri di samping Rose.

" Jika ini disiarkan di televisi. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada Joohyun. Rasanya tidak mungkin bertukar posisi sekarang dengan Taeyeon hyung. ", batin Wendy.

Ekspresi keduanya pun terlihat begitu kontras, yang satu tampak melamun, yang satu menunjukan senyum terbaik.

" Jangan kaku seperti itu, tenang saja. ", ucap Taeyeon saat mereka masuk ke venue.

Mudah untuk Taeyeon mengatakan hal itu, tapi tidak untuk Wendy, ia sudah terbayang wajah Irene yang akan memberikannya sejumlah kuis dadakan saat sampai di rumah nanti.

Meanwhile

Tebakan Wendy seratus persen benar, Irene sedang menyaksikan berita di televisi bersama Tiffany. Matanya langsung fokus ke arah Rose dan ia teringat saat acara reunian kampus Wendy.

" Mengapa Taeyeon memaksa Seungwan untuk datang ke acara itu ya ? "

" Dia bilang padaku, karena Seungwan sudah menjadi perantara mereka sejak awal, jadi rasanya jika tidak pergi dengan Seungwan akan jadi aneh. Memangnya kenapa ? "

" Aku tidak tahu, rasanya Taeyeon mulai melibatkan Seungwan dalam segala hal yang berhubungan dengan Black Label. "

" Tapi itu semua tidak lepas dari persetujuanmu kan, Joohyun ? "

" . . . . . "

" Aku mengerti, kau pasti sekarang sedang khawatir jika Seungwan akan dekat dengan salah satu dari empat yeoja itu kan ? "

" Aku sudah pernah bertemu dengan yang itu. ", jawab Irene sambil menunjuk Rose.

" Jinjja ? Eodi ? "

" Saat reunian kampus Seungwan. Dia adalah salah satu mahasiswa di sana. "

" Tapi yakinlah, Seungwan tahu batasan-batasannya. Dia pasti tetap memikirkanmu, lihat saja ekspresi wajahnya, aku yakin dia sedang membayangkan betapa mengerikannya dirimu saat sedang marah. "

" Ya...eonni.. "

Winter dan Karina yang tak sengaja melihat ke acara televisi pun ikut mengomentari.

" Aunty, kok uncle Wannie sama aunty lain ? "

" Waduh, kecil-kecil julid juga nih. Anaknya siapa sih ? ", batin Tiffany.

Meanwhile

Wendy duduk dengan kepala tertunduk, mata terpejam dan tangan kanan yang berada di keningnya. Seharian itu ia memiliki banyak kegiatan, ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menahan ngantuk, tapi rasanya tidak bisa, matanya benar-benar terpejam sempurna, meskipun sesekali ia terbangun karena suara tepuk tangan atau video yang diputar.

Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang