Mendekati hari kelahiran anak pertamanya, Wendy harus ekstra sabar menghadapi Irene, terlebih ketika Irene merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya yang semakin sering terjadi.
" Seungwan !!! "
Hampir setiap dua jam sekali Irene memanggil Wendy karena tidak sanggup menahan rasa sakit itu sendirian.
" Wae ? Wae ? Wae ? "
Tiba di kamar dengan terburu-buru, Wendy melihat Irene memasang wajah seperti anak kecil yang sedang bersedih.
" Wae ? "
" Sakit. "
Hanya itu yang didapatkan Wendy setelah ia berlari dari ruang kerjanya bahkan meninggalkan waktu diskusi bersama rekan kampusnya.
" Apa kau ingin sesuatu ? "
" Molla. Aku tidak tahan sekali dengan sakitnya. "
" Kau pasti bisa melewatinya, mau duduk di ruang tengah ? "
" Untuk bangun saja rasanya aku sudah tidak sanggup, Seungwan. "
Keduanya saling menatap dan Wendy juga memikirkan sesuatu untuk membuat Irene merasa lebih rileks.
" Aku coba menghubungi dokter Sandara untuk menanyakan apa yang bisa aku lakukan untukmu saat ini. Aku tidak berani membelikan sesuatu untukmu tanpa konsultasinya. "
Irene hanya mengangguk dan masih dengan wajah sedihnya. Wendy langsung kembali ke ruang kerjanya untuk mengambil ponsel di mejanya.
" Ada apa ? "
" Hm, Rose, mianhae, apakah kita bisa mengakhiri diskusi ini sebentar ? Aku harus menghubungi seseorang, sepertinya akan lama. "
" Oh, okay. Beritahu padaku saat kau sudah selesai.
" Of course, thank you. "
" See ya. "
Wendy langsung mengakhiri panggilan video conference yang juga ditutup dengan senyuman Rose.
ring..ring..
" Yeoboseyo. "
" Ne, Wendy-ssi. Apa ada yang bisa kubantu ? "
" Uhm, aku ingin menanyakan soal Joohyun. Apakah aku bisa membelikan sesuatu untuknya agar dia lebih rileks dan tidak menderita karena rasa sakit ini ? "
" Dia sudah jauh lebih rewel dari biasanya ya ? "
" Ne, setidaknya dua jam sekali dia akan berteriak. Aku tidak tahu apa yang bisa kuperbuat agar dia tidak merasakan sakit, maksudku setidaknya rasa sakit itu berkurang. "
" Dia perlu sedikit bergerak juga, Wendy-ssi. Itu juga akan membantu proses kelancaran nanti. "
" Tapi dia bilang untuk bangun saja rasanya sudah sulit. "
" Itu karena dia kaget dengan rasa sakit yang dia alami, semua yeoja akan seperti itu pada kehamilan pertama mereka. "
" Jadi, apa tidak ada sesuatu yang bisa kubeli untuk meredakan rasa sakitnya ? "
" Aku rasa tidak ada, karena alat pereda sakit atau refleksi sepertinya cukup membahayakan untuk kondisi yang sekarang. Kau harus menggandakan seribu kali kesabaranmu. "
" Uhm, arraseo. "
" Temui aku besok jika dia masih mengeluh sakit. "
" Ne. Kamsahamnida. "
Y-Mansion
Rose menuruni tangga dan melihat Sandara di ruang makan yang baru saja mengakhiri panggilan masuk. Tanpa mengeluarkan satu kata pun, Rose berjalan ke arah kulkas, melewati Sandara begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband
FanfictionMenikah dengan seseorang yang kita cintai memang hal yang indah, tapi bagaimana jadinya jika menikah dengan seseorang yang selalu membuat kita merasakan cinta dan benci di waktu yang bersamaan ? 💙💜💙💜 Adopsi / Sequel dari Sunshine Under Snow