Episode 12

649 74 9
                                        

Wendy sudah berdiri tepat di depan ruang ketua jurusannya, tetatpi ia seperti merasa berada di tengah-tengah kebingungan. Setiap kali ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, tak lama ia menurunkannya lagi. Kejadian itu tertangkap langsung oleh Rose, ia bahkan bersandar di pilar koridor sambil memperhatikan Wendy.

cleck

Setelah berpikir panjang, Wendy akhirnya masuk ke ruangan itu dan Rose hanya menghela nafasnya, kemudian pergi dari sana.

" Jeosonghabnida, Mr Lee. "

" Ne, apa ada yang bisa kubantu ? "

" Aku Son Seungwan, aku ingin menanyakan soal program analisa di Australia. "

" Ah, ne. Silahkan. "

" Sebelumnya kau berterimakasih karena anda telah memilihku untuk program ini. Tetapi, ada suatu masalah yang harus aku beritahu pada anda. "

" . . . . "

" Aku sudah berkeluarga dan istriku akan segera melakukan proses persalinan, aku khawatir disaat aku pergi, diwaktu yang bersamaan istriku membutuhkanku. "

" . . . . "

" Jika aku bisa diberikan tanggal yang spesifik, mungkin akan ku pertimbangkan. "

" Hm, aku mengerti kesulitan itu. Kau tentunya harus berada di samping istrimu dan menemaninya di masa-masa sulit. Apakah ini yang pertama ? "

" Ne, ini yang pertama. "

" Ah, apalagi yang pertama. Kau benar-benar harus berada di sampingnya. "

" . . . . "

" Uhm, kalau begitu akan ku pastikan lagi ke Australia untuk tanggal yang mereka tentukan. Sebenarnya mereka memiliki dua batch, yang satu bulan lagi atau yang tiga bulan lagi. Nanti akan ku pastikan agar kau bisa tetap melaksanakan program ini. Kami sangat mengharapkan kau dan Park Chaeyoung berpartisipasi dalam program ini. "

" Ne, Mr Lee. Kamsahamnida. "

Wendy bisa bernafas lega setelah ia keluar dari ruangan itu. Ia langsung menuju parkiran dan pulang menemui Irene.

drrt ... drrt ...

" Seungwan! "

" Eoh ? Wae ? "

" Eodi !? Cepat pulang ! "

" Wae ?! Apa ada sesuatu yang terjadi ?! "

" Perutku sakit sekali! "

" Arra, arra, aku sudah dijalan. Tunggu. "

" Argh! "

Tentu saja Wendy langsung panik dan mempercepat laju mobilnya. Sementara Irene, sedang merintih kesakitan di rumah seorang diri. Ia mencoba mengatur nafasnya namun rasa sakit itu semakin tak terkendalikan, Irene bahkan tak sanggup lagi menggerakan tubuhnya dan hanya bisa mencengkram selimut di kasur.

" Seungwan.........! ", lirihnya.

Perlahan-lahan air matanya menetes dan ia mulai menangis.

" Seungwan, ppalli. ", tenaganya sudah terkuras.

Di waktu yang bersamaan, Wendy sudah hampir dekat dengan rumahnya, namun sebuah kecelakaan terjadi sampai membuat jalan ke pintu masuk perumahan macet. Berulang kali Wendy membunyikan klakson, tapi tidak ada perubahan, ia langsung memutar arah dan memarkirkan mobilnya di dekat taman.

Tak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya, Wendy terus berlari dan kecepatannya terus bertambah saat ia seperti mendengar Irene terus memanggil namanya.

Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang