Episode 6

823 88 14
                                        

Aku tidak berhenti mengucapkan terimakasih pada semua orang yang sudah mengingat hari ulang tahunku, bahkan aku tidak pernah membayangkan satu ruanganku dipenuhi hadiah dari mereka.

" Ya ampun, banyak banget hadiahnya. Seneng nih. "

Aku tidak bisa marah dengannya hari ini, aku hanya membalas dengan senyum dan helaan nafas. Selama hidup dengannya, ulangtahunku kali ini adalah yang paling spesial. Dia menyiapkan semuanya, bahkan dia harus rela untuk memilih dekorasi dengan warna kesukaanku, meskipun dia sendiri membenci warna-warna itu.

" Aunty Joo, banyak sekali hadiahnya, Winter mau satu. "

" Aigo, Winter, tidak boleh, itukan milih aunty Joohyun. ", ucap Tiffany.

Aku menghampiri Winter dan mensejajarkan tinggiku.

" Winter mau yang mana ? Nanti aunty belikan untuk Winter setelah pulang kerja. "

" Winter mau yang ini, aunty. "

" Arraseo. Nanti aunty belikan setelah pulang kerja ya. "

" Gomawo, aunty Joo. "

Jika melihat Winter, rasanya aku ingin memiliki satu yang seperti itu. Tapi, Seungwan selalu saja membicarakan tentang anak laki-laki. Sebenarnya sama saja, tapi menurutku ada kebahagiaan tersendiri untuk mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

* * * * *

Saat semua sedang berkumpul di ruang kerja Irene, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dan membuat mereka menghentikan pembicaraan.

" Permisi, Mrs Bae, ada kiriman bunga dan makanan. "

" Dari ? "

" Tuan Suho. "

Hanya perlu hitungan detik bagi Wendy untuk berdecak kesal, sampai Taeyeon dan Tiffany juga melihat ke arah Wendy. Irene tampak ragu untuk menerima buket bunga dan makanan itu, tapi akhirnya ia menerima itu. Saat ia berbalik arah, ia melihat Wendy membuang membelakanginya dengan menghadap ke luar jendela.

" Wae ? ", gerak bibir Irene tanpa suara bertanya ke Taeyeon dan Tiffany.

Keduanya kompak menggelengkan kepala, dengan segera keduanya juga langsung meninggalkan ruangan karena sedikit mengerti jika suasana menjadi canggung.

" Seungwan. "

" . . . . "

" Kau kenapa ? "

Wendy hanya menghela nafas dan memasukan dua tangannya ke saku celana.

" Kau marah ? "

" Kau berharap aku menjawab aku tidak marah, begitu ? ", tanay Wendy yang langsung menatap Irene.

" . . . . "

" Kau tahu aku tidak suka dengan orang itu, mengapa kau masih bisa menerima hadiah darinya di depan mataku ? ", Wendy menunjuk ke arah hadiah pemberian Suho.

" Seungwan, sudah jangan marah seperti itu. Aku akan meminta mereka untuk menyingkirkan hadiah itu nanti. "

" It's too late, Joohyun. Kau sudah menerimanya. Tidak penting untukku apa yang kau ingin lakukan setelahnya. Yang penting untukku adalah apakah kau menerima atau tidak. "

Irene merasa bersalah sudah menerima hadiah dari Suho, ia tidak sampai berpikir kalau Wendy akan sangat marah padanya.

After Work, WenRen's House

Bahkan setelah sampai di rumah, Wendy masih mengunci mulutnya untuk berbicara dengan Irene. Ia menaiki tangga dan menuju ruang kerjanya untuk menyendiri.

Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang