01. One By One

5.6K 584 80
                                    

Chan duduk di sofa panjang itu sambil terdiam memperhatikan adik-adiknya. Triplet duduk di karpet sambil mengunyah cemilan mereka dan keempat adiknya yang lain duduk berpangku di sisinya.

Changbin memangku Hyunjin dan Minho memangku Jeongin.

Sebenarnya ruangan ini luas. Sangat luas malah, mengingat rumah mereka ini bukan rumah biasa tetapi sebuah mansion.

Karena menuruti produser acara dan letak kamera yang sengaja belum sebanyak episode selanjutnya, kedelapan bersaudara itu menurut.

"Jadi, kita intro gitu ya?" Minho bersuara di balik tubuh bongsor si bungsu, tangan anak kedua itu dengan jahil menggelitiki perut Jeongin yang langsung menjerit geli.

"Belum mulai. Jangan berantem dulu." Hyunjin menepuk paha kakak keduanya itu, yang langsung di beri pelototan tajam dari Minho.

"Ih galak. Kak Abin!!" Changbin mendesah, belum apa-apa sudah lelah. Apalagi Hyunjin yang memeluknya dan mendusel seperti anak kucing yang baru Minho pungut.

"Jeongin duluan sana." Kaki panjang Jeongin yang menjawil salah satu dari si kembar itu segera saja di tabok hingga menimbulkan bunyi keras.

"Kak Jisung kekerasan!"

"Gitu juga lo gak rasa. Badan lo keras kek batu. Udah sana pergi-pergi!" Jeongin menurut, berdiri dari pangkuan Minho lalu menarik kedua pipi tembam Jisung hingga si pemilik mengerang keras.

"BANG JEONGIN!!! Huhuhu Lixie, Minnie pipikuu." Felix dan Seungmin terkekeh, keduanya yang memang berada di masing sisi Jisung itu, mengusap pipi sang kakak kembar.

Chan menggeram gemas, menunduk sedikit dari posisinya dan memeluk ketiga kepala itu.

"Kak Chaaaann!"

*

"Halo, gue Bang Jeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, gue Bang Jeongin. Umur? Gak tahu, lupa. Tapi, gue kelas dua SHS. Umur berapa ya itu. 16, 17, 18, 19?" Jeongin terkekeh menatap lurus pada kamera juga seorang wanita yang menanyainya.

"Gue suka taekwondo. Buat akademik gue gak pinter-pinter banget, tapi syukurnya gue punya kak Felix yang bisa ngajarin. Kayaknya kalau dipikir-pikir di rumah ini yang pinter akademik cuma kak Felix. Sisanya pinter seni, bisnis, atau olahraga kayak gue."

"Kerjaan gue di rumah selain gangguin kakak-kakak adalah nyuci baju. Duh kalian jangan mikir duit banyak gue gak bisa kerjain pekerjaan rumah ya. Serius deh, itu baju sekeluarga gue cuci gak bakal gue ngomel selain celana putih kak Hyunjin suka kotor bagian pantatnya, atau seragam sekolah kak Jisung yang suka kena bekasan Cheesecake."

Jeongin diam sebentar, menyimak pertanyaan baru dari wanita di belakang kamera.

"Aaah... Saudara yang paling gue sayang dari tujuh? Gue pilih kak Felix!"

Fam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang