06. Gara-gara Bekal

2.9K 399 25
                                    

Kembali bersekolah setelah liburan semester, jelas buat empat pemuda itu semangat di pagi hari. Seusai menjemur pakaian, Jeongin yang sudah mandi dan berseragam rapi itu mendekati ruang makan bersama tasnya yang sangat ringan, entah apa isinya.

Di sana baru ada empat kakak tertuanya. Chan dengan kertas-kertas lirik, Minho yang menata sarapan di meja, Changbin yang tengah mengetik di laptop, terakhir Hyunjin yang diam saja dan sesekali menguap.

"Pagi, kakak-kakak." Jeongin menyapa, duduk di satu kursi kosong sebelah Hyunjin.

"Pagi, Jeongin." keempatnya menjawab bersamaan.

"Kembar udah siap?" Changbin yang duduk di hadapan Jeongin itu bertanya, menatap si bungsu dengan lembut.

"Udah, tapi tadi kak Ji sama kak Seung lagi berantem soal tas." Mendengar ucapan Jeongin itu buat para kakak tertawa.

"Berarti lo di rumah sendiri ya, Hyunnie?" Minho selesai menata makanan beserta empat gelas susu hangat untuk empat adik termudanya, kemudian duduk di sisi Changbin, di depan Hyunjin.

Hyunjin mengangguk lesu, "Ospek belum mulai, lagi gak ada endorse juga."

"Buka cenel yutub gih, ngevlog kek apa gitu. Mumpung lo selebgaram." Jisung datang, disusul Seungmin di belakangnya.

Jisung tidak membawa tas sekolah seperti Jeongin atau Seungmin, ia hanya membawa tas berisi gitar kesayangannya. Keduanya duduk bersisian di sebelah Changbin.

"Ide bagus! Lo sekolah kenapa bawa gitar doang?" Hyunjin berseru senang lalu bertanya dengan ekspresi menyelidik.

"Masih belum aktif sekolahan, gue mau gitaran di kelas. Mau ngeband dadakan." Jisung tertawa, mengajak Seungmin untuk ber-high five karena memang itu niat mereka.

"Kakak tebak tas kamu bukan isi buku, Seungmin." Chan buka suara, posisi duduknya yang ada di kepala meja, tempat biasa ayah mereka duduk di sana.

"Yes yes, of course. Aku bawa pianika." Seungmin tersenyum lebar.

Keempat kakak dan si bungsu itu menggeleng. Jisung dan Seungmin meski kegiatan belajar mengajar sudah aktifpun akan tetap membawa alat musik. Karena ya, memang sekolahnya, sekolah seni dan keduanya ada di jurusan musik. Seharusnya Hyunjin tidak bertanya mengenai itu. Sia-sia, padahal jawabannya pun sudah dia tahu.

"Kakkkk Inooooo!!" Si mungil Felix akhirnya datang, beda dengan tiga saudaranya, Felix membawa tas penuh dengan buku sampai para saudaranya meringis membayangkan betapa beratnya itu.

Felix tidak segera duduk, memilih menghampiri Minho yang kini berdiri dari duduknya.

"Ya, Lixie?" Felix menjatuhkan tasnya ke lantai, tersenyum lebar sambil menunjukkan sebuah kotak bekal.

"Aku tadi nemu ini di kamar, masih dibungkus kertas kado, aku jadi mau bawa bekal hihihi!! Kak Ino mau buatin gak?" Minho tertawa, lalu mengangguk dan menerima kotak bekal tersebut untuk ia cuci dan isi dengan makanan nanti saat sarapan usai.

Sebelum Minho beranjak, Felix menahan tangan sang kakak, "Morning kiss, kak Ino." Felix menjinjit sedikit, mengecup bibir Minho sekilas.

Minho hanya tersenyum dan pergi ke arah wastafel setelahnya.

"Kiss, kak Chan!" Kini bibir Chan yang Felix kecup, kemudian si mungil beralih mencium bibir Changbin, Hyunjin, Jisung, Seungmin, dan Jeongin.

Begitu selesai, Felix kemudian duduk di sisi Jeongin, bersamaan dengan Minho yang kembali dan duduk dengan tenang.

Sarapan pagi itu dimulai dengan tenang tanpa percakapan hingga alat makan di balik tanda selesai.

"Kalian berempat mau bekal juga? Kakak?" Minho bertanya pada saudaranya yang lain, selain Hyunjin dan tentu saja Felix.

Fam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang