15. Masakan Siapa Yang Paling Enak?

2.4K 300 27
                                    

"Masih pusing, Sayang?" Langit di luar masih gelap, tapi Felix tahu kalau hari sudah menjelang pagi. Nada lembut serta khawatir dari kakak sulungnya terdengar merdu di telinga Felix, belum lagi usapan lembut pada keningnya yang masih diplester penurun panas, terasa nyaman dan buat Felix enggan membuka mata.

"Demamnya udah turun," Meski dengan mata terpejam, Felix tahu suara siapa yang terdengar lega atas suhu tubuhnya yang kembali normal, tentu saja sang kakak kedua, Minho.

"Syukurlah, panik banget semalem sampai muntah-muntah juga. Gak makan seharian kan?" Felix diam-diam meringis, ucapan Changbin menyadarkannya kalau seharian kemarin ia tidak memakan apapun selain mencicipi masakan dan kue buatannya.

"Buka matanya hei, kamu kira kakak gak tau apa kalau udah bangun?" Pipi Felix ditekan-tekan, secara tidak sadar bibirnya maju cemberut dan memukul pelan Hyunjin yang berbaring di sisinya.

"Good morning, dear." Felix yang menerima kecupan di pipinya perlahan membuka mata, berusaha menerima cahaya lampu yang terang benderang.

"Kak Ji cium-cium udah sikat gigi belum?" Bukannya balas menyapa, Felix justru bertanya begitu dengan suara serak pada Jisung yang mencium pipinya tadi.

"Ya belum dong, kayak gak tau Kak Ji aja sih, Lix. Kalau belum mau sarapan ya belum sikat gigi." Seungmin geleng kepala, kemudian mendekati ranjang Felix dan mengusak hidungnya pada pipi Felix yang habis dicium Jisung tadi.

"Masih pusing gak?" Pertanyaan yang sama dengan Chan tadi diulang lagi oleh Jeongin.

Felix bergerak duduk dibantu Hyunjin dan dua saudara kembarnya, "Udah enggak, cuma tenggorokan ku sakit."

"Ya wajarlah, perlu kakak ingetin kemarin kamu nangis gimana?" Changbin geleng kepala.

"Udah udah, mending kalian semua mandi, Ino masak sarapan ya, dek?" Minho mengangguk atas perintah kakaknya itu, mengecup kening Felix yang sudah dilepas plesternya sejak si mungil duduk, lalu keluar kamar untuk memasak.

"Ayo, Lixie, mandi sama kakak." Felix mengangguk, merentangkan tangannya pada Chan, dan tanpa berkomentar banyak Chan menggendong Felix ke arah kamar mandi.

*

"Makanannya gak enak, dek?" Felix menatap Minho dengan pandangan bersalah, Minho hanya tersenyum maklum.

"Dua suap aja, abis itu sudah. Ya?" Tawaran Minho, Felix terima dengan senang hati.

Agak kesusahan sebab nafsu makan yang tidak ada pasca sakitnya, Felix menelan dua suapan bubur yang Minho buat.

Sarapan usai dengan cepat, tapi ketujuh saudara Felix masih tidak tenang meski si mungil yang sudah tidak demam itu, terlihat pucat sebab nutrisi yang kurang.

"Lixie, mau makan apa biar nafsu? Jangan gini, kakak khawatir." Felix hanya tersenyum tipis, bibirnya yang kering dan pecah-pecah, buat Hyunjin meringis ngilu.

"Keberatan tidak kalau misi kali ini adalah lomba membuat masakan terenak dan jurinya adalah Felix?" Ucapan Produser di sela-sela rasa khawatir tujuh bersaudara terhadap Felix itu membuat mereka saling tatap.

"Oke, tapi kak Ino gak usah. Kita pasti kalah, soalnya kak Ino jagoan." Produser dan Minho setuju akan saran Jisung.

"Berunding siapa yang menggunakan dapur lebih dulu. Yang terakhir berarti yang bisa jadi kekurangan bahan makanan." Mendengar itu, buat keenam saudara tanpa Minho dan Felix saling bertatapan penuh aura bersaing. Keuntungan sebagai peserta pertama, adalah yang terbaik.

Fam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang