13. Kerja Keras

2K 298 23
                                    

Felix duduk sendirian di tribun, bersorak-sorak pada atlet taekwondo di bawah sana yang tengah melawan Jeongin, adiknya.

Pertandingan final hari ini, dan besok penutupan acara berlangsung. Setelah nyaris berminggu-minggu acara olahraga ini dimulai, setelah berminggu-minggu pula Felix sendirian di rumah sebab kesibukan saudara-saudaranya, setidaknya besok mereka akan lengkap di rumah.

"JEONGIN!!! BANG JEONGIN! BANG JEONGIN!" Felix berseru menyemangati. Tapi tidak lama setelah itu, Jeongin jatuh tengkurap begitu menerima tendangan dari belakang. Dan hasil pertandingan itu, dimenangkan oleh atlet lawan.

Felix tahu Jeongin kecewa sebab tidak menang, terlihat dari bagaimana adiknya itu masih bersimpuh sejak dirinya ditumbangkan.

"Jeongin!! You did great!!!" Felix berteriak sekali lagi, kali ini posisinya berdiri persis di batas tribun. Berusaha lebih dekat agar Jeongin mendengar dirinya lebih jelas.

Akhirnya Jeongin berdiri, menatap Felix dengan pandangan sedih kemudian mengikuti wasit dan lawannya tadi untuk membungkuk.

Para penonton termasuk Felix dan beberapa staff yang menemaninya juga merekam dirinya bertepuk tangan pada para atlet, termasuk Jeongin yang perlahan meninggalkan lapangan menuju pelatihnya.

"Dek Felix, kakak kamu, Changbin minta kamu ke gedung sebelah." Felix mengangguk kecil, kemudian mengikuti asisten produser menuju gedung yang dimaksud.

Gedung tersebut adalah gedung khusus panitia serta beberapa orang penting yang berperan lebih sebagai penyuksesan acara. Termasuk Changbin perwakilan perusahaan yang menjadi sponsor besar acara, juga ada Lia Choi dan Ryujin Shin sebagai perwakilan organisasi HaPpY dalam perhitungan yang akan di donasikan.

"Kak Abin?" Ketika pertama kali pintu ruangan yang diduga sebagai aula inti dibuka, Felix bisa merasakan udara serta aura yang berbeda dari dalam.

Kali ini Felix sendirian, staff kameramen dan lainnya tidak diizinkan masuk ke area ini.

Selain udara dingin serta panas secara bersamaan, yang paling Felix tidak sukai adalah auranya. Aura ruangan itu penuh dengan pembahasan uang ini-itu, dana ini-itu, yang belum apa-apa sudah menyakiti kepala Felix. Apalagi Felix bisa lihat dan dengar kalau seseorang yang mengaku ketua panitia apalah itu, berdebat dengan Ryujin serta Lia.

"Oh Lix!" Changbin mendekati Felix yang memilih diam di pintu, menarik adiknya itu untuk menjauhi ruangan tersebut.

"Pertandingan Jeongin gimana? Kakak gak sempet nonton tadi di tv, orang-orang disana pada berdebat soal uang donasi."

"Kenapa dengan donasinya?" Bukannya menjawab, Felix justru balik bertanya.

"Sesuai kesepakatan pertama kali, dirapat pertama saat tanda tangan kerja sama, hasil dari sini akan separuhnya didonasikan. Tapi tadi, ketua dan bendahara acara ini menolak memberikan separuh, mereka maunya seperempat dengan banyak alasan. Kasihan tadi Lia dan Ryujin, mereka disudutkan karena mereka anak orang kaya serta berpengaruh di negara ini, terlebih lagi masih SHS. Kesannya mereka berdua lagi dibodoh-bodohi untuk cover uang yang tidak diberikan itu."

"Kak Abin tolongin gak?"

"Tolongin, udah kakak tegur juga, berhubung kakak punya kuasa besar di sana sebagai sponsor utama."

"Tapi tadi waktu aku ke sana masih berdebat tuh?"

"Iya, masih ngeles aja itu orang sok. Udah kecium banget baunya kalau mau korupsi. Tenang, Lix, gak akan kakak biarin. Sesuai kesepakatan, uang itu akan tetap tersalurkan pada yang berwenang. Ryujin dan Lia perempuan kuat, pada akhirnya orang-orang itu bakalan kalah." Felix mengangguk mengerti.

Fam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang