17. Tujuh Kakak Seperti Adik

2.2K 289 57
                                    

‼️Abaikan typo HAHAHA‼️

————

"Felix sudah sehat?" Changbin yang baru selesai mengerjakan tugas kuliahnya itu menatap adik-adiknya yang kini saling adu nada tinggi.

Bukan bertengkar, mereka hanya senang menjerit akan sesuatu yang menurut Changbin bukan hal yang perlu.

Hyunjin tertawa keras begitu rencana jahilnya mengerjai tiga adik kembarnya itu terlaksana. Jisung memekik kesal, Seungmin sudah menjerit memarahi kakaknya, sedangkan Felix tertawa dengan semangat.

Changbin yang tidak diladeni hanya menghela nafas, tidak perlu lagi jawaban, sedangkan ia bisa melihat adiknya itu kini memiliki tenaga untuk bermain dengan saudara-saudaranya.

"Bisa diem gak sih kalian berempat?!" Teriakan kesal Jeongin seketika buat para kakaknya terdiam. Menatap si bungsu dengan pandangan agak bingung, sebab seberisik apapun mereka, Jeongin jarang sekali sampai berteriak memarahi begini.

"Kenapa nih?" Chan yang kebetulan datang dari arah taman belakang mengerutkan kening saat keenam adiknya di ruang tengah, seperti membeku.

"Gue capek tau gak! Lo berempat selalu kayak bocah, teriak sana-sini kayak di hutan. Belum lagi kalau udah ada yang menangis, lo berempat bahkan lebih cocok jadi anak balita!Lagian ya apa lo berempat gak bisa berlaku sesuai umur? Udah pada masuk tahap dewasa, apa gak bisa tenang sedikit?!" Jeongin berseru sekali lagi, wajahnya bahkan memerah.

"Jeo..." Chan dan Changbin yang berada diluar dari inti marah-marah Jeongin hanya berani mencicit. Adik bungsu mereka memang paling dewasa, entah karena lingkungannya yang berisi empat kakak seperti adik atau apapun yang tidak mereka ketahui.

"Aduh!" Ketujuh kepala di ruang tengah itu sontak menoleh ke arah Minho yang baru kembali dari dapur.

"HAHAHAHA KAK INO, KENAPA PENUH TEPUNG GITU??" Tawa Changbin meledak, keempat adiknya yang tadi dimarahin Jeongin ikut tertawa, lupa akan marahnya si bungsu pada mereka tadi.

"Ino ya ampun, kamu bosan mandi dengan air?" Chan terkekeh, mendekati adiknya itu dan mengusap wajah Minho yang total ditutupi tepung.

"Sengaja gue mandi tepung gini, pada marah-marah sih. Biar adem gue mengorbankan diri."

Chan dan kelima adiknya yang menyimak marah-marah Jeongin tadi tersenyum puas dan lega pada perbuatan Minho.

"Ck, dasar bocah. Semua dirumah ini kelakuannya kayak bocah kecuali gue doang! Kenapa sih gue harus punya tujuh kakak yang lebih kayak adik?! Kenapa gak jadiin gue kakak sulung aja sekalian!!" Jeongin balik badan, menaiki tangga dan membanting pintu kamarnya kuat-kuat.

"Kayaknya seru ya kak, kalau Jeongin jadi kakak sulung?" Felix berkedip polos menatap keenam saudaranya yang kini saling pandang.

"Berhubung Felix memberikan ide, bagaimana kalau konten terakhir kita adalah Jeongin jadi anak sulung?" Produser yang duduk tidak jauh di belakang kamera bersuara, buat tujuh pemuda yang menjadi objek rekamnya itu terlihat berpikir.

"Untuk susunan anak kedua dan lainnya bagaimana?" Pertanyaan Hyunjin buat Produser dan tim kreatif berbincang sebentar.

"Diundi."

*

"Kak Jeongin, waktunya makan malam!!" Jeongin membuka pintu kamarnya, menatap Chan dengan heran.

"Kak lo oke, kan?"

"Kok kak Jeongin manggil Channie pakai kakak sih? Aneh banget!" Chan memiringkan kepalanya, menatap Jeongin dengan heran.

Fam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang