Vote yah:)
<^•^>
Maxima sedang melihat-lihat bunga yang hendak dibelinya. Ada banyak sekali macam bunga ditoko ini. Lebih banyak dari yang pernah dilihatnya di toko bunga di Den Haag.
Sedikit asing rasanya membeli bunga diluar kebiasaannya, namun toh Maxima sendiri tak pernah memutuskan hanya akan membeli bunga diwaktu tertentu.
Bunga di musim semi tampak berbeda membuat Maxima rasanya ingin memborong semuanya.
Cassidy yang ikut menemani Maxima tampaknya juga sangat senang melihat-lihat bunga. Jari-jarinya tampak dilentik-lentikkan saat memegang bunga-bunga indah itu.
Awalnya, Maxima ragu jika harus keluar orang-orang seperti Brianna, Murphy ataupun Bobby. Di tempat ini berbeda dengan di Den Haag. Ditempat ini dulunya orang-orang menghinanya saat melihatnya dijalan.
Namun kini tampaknya seorang pun tak ada yang mengenalinya. Ia bahkan tak memakai masker atau apapun.
Maxima bukannya peduli jika masih ada orang-orang yang akan menyakitinya dengan perkataan, hanya saja, Ia tak akan tenang jika sampai menarik perhatian.
Maxima tersenyum melihat Cassidy. Bukan tanpa alasan Cassidy kembali bertingkah. Ada chef Austin bersama mereka dalam toko bunga itu.
Maxima tak menggunakan pengawal lagi saat Ia keluar ada yang menemani. Kecuali keluar sendiri, Bobby tetap ingin Ia bersama pengawal.
Keikut sertaan koki dirumah Bobby itu juga memiliki alasan tersendiri.
Jadi, Max meminta izin pada Bobby untuk keluar membeli bunga di tempat yang dulu Brianna rekomendasikan.
Sebenarnya Ia ingin pergi bersama Brianna. Namun sepulang sore harinya, Cassidy yang sepulang sekolah langsung kekediaman Bobby itu mengatakan jika Brianna sedang arisan.
Max tidak ingin merepotkan mommy nya yang sedang arisan bersama teman-temannya.
Saat itu, chef Austin yang sedang menyajikan cemilan mendengar percakapannya dengan Bobby.
Austin Ia memberitahu sebuah toko bunga yang lebih dekat dari alamat yang diberikan Brianna. Ternyata toko itu sering dilewati oleh Austin jika hendak berbelanja kebutuhan dapur sendiri.
Akhirnya, Bobby menyuruh chef dapurnya itu untuk menemani Maxima membeli bunga. Cassidy yang juga berada disana tentu tak ingin melewatkan kesempatan untuk berjalan-jalan diluar Maxima oh sekalian dengan koki tampan itu.
Setelah cukup 365 batang, Maxima membawa keranjangnya yang berisi banyak bunga itu kemeja kasir.
Bersamaan dengannya sebuah lengan berbalut jas warna abu-abu juga menyerahkan beberapa batang mawar merah.
"Maaf, bisa tolong proses bunga ini terlebih dulu? Saya sedang buru-buru."
Kasir itu tampak terpesona menatap lawan bicaranya. Namun bagaimana pun, Ia harus tetap profesional bukan?
"Maaf tuan, tapi nona ini yang lebih dahulu sampai dimeja kasir. Silahkan menunggu beberapa saat."
Laki-laki itu terlihat ingin protes. Apalagi melihat jumlah bunga yang ada dalam keranjang perempuan disamping...ah pasti akan sangat lama. Kasir di toko Bunga ini pun hanya satu yang sekaligus juga bertugas mengepak bunganya
Tak kehilangan akal laki-laki itu berniat menggoda wanita yang membeli bunga banyak itu agar membiarkannya duluan.
Dalam pengalamannya, biasanya hal seperti ini akan berhasil. Tak ada yang bisa menolak pesonanya walau dengan umur yang sudah kepala tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Go
General FictionCERITA INI DALAM PROSES REVISI! 🍁 ❄️ Konflik rumah tangga ditengah perbedaan yang besar. Seorang dara yang masih terlalu muda untuk memasuki dunia pernikahan, dara yang tak pernah benar-benar siap untuk peran barunya. Di lain pihak seorang pria dew...