38. Sean & Axel

4.7K 219 2
                                    

Vote yah:)
<^•^>

Maxima menatap haru pemandangan didepannya. Leonard tidur diapit kedua putra mereka. Wajah Leonard terlihat sangat damai saat tertidur, sama seperti kedua buah hati mereka.

Mereka pasti lelah.

Yah, seharian mereka melakukan berbagai aktivitas hingga menjelang malam hari.

Pagi tadi, kedua putra mereka diberkati digereja dengan Hugo sebagai bapa baptis mereka.

Murphy dan Bobby terus memperebutkan posisi itu membuat Hugo geram dan meminta Maxima mengizinkannya menjadi bapa baptis putranya.

Tentu saja Maxima setuju, dari pada menunggu keputusan Murphy dan Bobby yang tidak akan pernah usai.

Lagi pula, Bobby sudah pernah memintanya, jika Hugo menginginkan, pria itu bisa jadi ayah baptis kedua putranya.

Namun kemudian hal itu entah bagaimana mempengaruhi hubungan mereka karena Bobby dan Murphy jadi sangat kesal pada Hugo dan menjauhi pria tua licik itu.

Yang membuat mereka lebih kesal lagi karena Hugo sepertinya sama sekali tak terpengaruh dan tak ada rasa bersalahnya sama sekali.

Maxima hampir saja lupa jika Bobby pernah memintanya menjadikan mertuanya laki-laki sebagai ayah baptis kedua putranya. Bagaimana bisa pria tua selalu menjalankan lakonnya dengan baik.

Maxima tersenyum mengingat perang dingin mereka bahkan berlanjut sampai beberapa acara yang dilaksanakan setelahnya.

"Istriku sedang tersenyum saat aku tak ada didekatnya. Bisakah aku cemburu pada sesuatu yang membuatmu senyum-senyum itu?"

Suara serak Leonard menyapa telinga Maxima yang sedang menghangatkan makan malam.

"Bersihkan dirimu. Kita makan setelah itu."

"Ck. Kau sama sekali tak perhatian. Aku bertanya tapi tidak dijawab."

Maxima hanya menggeleng pelan lalu menghela napas.

Leonard memang lebih banyak bertingkah dari hari kehari. Caranya mencari perhatian pada Maxima seringkali membuat wanita itu gemas sendiri.

"Aku senyum karena bahagia Leonard. Aku bahagia karena pemberkatan kedua putra kita hari ini berjalan dengan lancar. Sudah kujawab, apakah perasaanmu membaik?"

"Better."
Ucap pria itu lalu mendekat pada istrinya dan memeluknya dari belakang.

"Leonard..."

"Terimakasih."

"Kau sudah mengucapkannya beribu kali hari ini."

Pria itu terkekeh.

"Kau berlebihan sayang, kurasa kemampuan berhitungmu sedikit lemah. Aku hanya mengucapkan terimakasih selama...emm...seratusan lebih kali hari ini."

Maxima tidak menanggapi. Tidak ada gunanya.

"Terimakasih untuk apa kali ini?"
Tanya Maxima.

"Untuk membiarkanku menamai kedua putra kita."

"Kau juga sudah mengucapkan itu bahkan sudah lewat tiga hari yang lalu."

"Ck, jangan membantah terus dan biarkan aku terus berterimakasih. Aku tidak menyangka kau masih ingat ucapanku beberapa tahun yang lalu. Haha Bobby, Murphy dan daddy pasti kesal kalau mengetahui alasan kau tak memilih nama dari mereka. Dan oh- Brianna juga, mom dan Cassie juga hahaha bahagianya."

Maxima hanya menggeleng pelan melihat ekspresi Leonard yang terlihat sangat puas saat tertawa.

"Bukan hanya karena aku menuruti keinginanmu beberapa tahun yang lalu itu. Kau ayah mereka Leonard, kau pantas memberi nama pada mereka. Sekarang bersihkan dirimu, sekalian gantikan popok Sean dan Axel."

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang