33. Him Again

4.8K 236 2
                                    

Vote yah:)
<^•^>

Paruh pertama musim panas di California, keluarga Alexander kembali dengan ke Atherton, tepatnya kerumah Bobby yang juga telah menjadi rumah tetap untuk Murphy, Brianna dan Cassidy.

Kenapa? Tentu saja mereka tak bisa lepas dari sikembar yang sampai sekarang belum diberi nama.

Akta kelahiran telah ditulis dan semuanya telah diisi kecuali nama mereka.

Bisa begitu? Untuk Alexander apapun bisa.

Bobby dan Murphy masih berebut ingin menjadi bapa baptis bagi kedua anak Maxima.

Lalu Austin yang kembali ketugasnya awalnya menjadi koki dikediaman Bobby.

"Kenapa belum diberi nama anakmu Maxima? Mom sudah memikirkan beberapa nama yang indah dan bermakna tentu saja. Bagaimana?"
Brianna lagi-lagi membujuk Maxima untuk menggunakan nama pemberiannya tanpa sepengetahuan Murphy dan Bobby

Maxima hanya tersenyum sembari memandangi kedua putranya yang salah satunya dalam dekapan Brianna.

"Nanti saja mom."

"Tapi kenapa? Anakmu berhak mendapatkan nama Maxima. Dua bulan lagi mereka akan genap 6 bulan. Sudah lebih dari umur biasanya seorang anak dibaptis."

Maxima menghela napas. Dalam hati, Ia juga merasa tidak enak belum juga memberi nama kedua putranya. Mereka harusnya sudah diberkati digereja tapi Maxima belum juga menetapkan nama untuk mereka.

"A-aku hanya tak ingin buru-buru mom, itu saja."

Brianna tersenyum. Hatinya sedikit tidak terima tapi Maxima sudah mengatakannya dan Ia tak ingin menentang putri sulungnya itu.

Maxima sendiri keluar dari kamar setelah sebelumnya menitipkan kedua putranya pada Brianna. Perasaan Maxima akhir-akhir ini tidak tenang. Ia memiliki banyak keraguan dan pemikiran, sama seperti terakhir kali Ia disini.

Apakah kembali kesini bukan pilihan yang baik?

Tapi ini satu-satunya jalan. Harus!

"Kau mau kemana?"

Bobby bertemu Maxima diruang tengah yang tampak ingin keluar dari rumah.

Maxima tak dapat menyembunyikan kegugupannya. Ia hanya bisa menunduk.

"Kenapa? Ada yang tak bisa kau katakan padaku?"

Maxima mengangguk pelan. Ia bukannya tak mau mengatakannya pada Bobby, tapi Ia ragu pada tanggapan kakeknya itu.

"Kau mau keluar sekarang?"

Maxima lagi-lagi mengangguk.

"A-aku hendak ketoko bunga."

Bobby mengangguk mengerti.

"Ditemani Austin?"

Maxima tertegun sejenak lalu menjawab.

"Iya."

Maxima pergi diikuti Austin yang juga baru tahu kalau Ia akan ikut.


<^•^>

Austin tak melepaskan tatapannya pada Maxima yang sedang memilih bunga didalam toko bunga.

Maxima menyuruhnya menunggu dimobil walau Ia pribadi sangat ingin menemani wanita itu masuk kedalam.

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang