15. A Hug

5.4K 340 8
                                    

Vote yah:)
<^•^>


Maxima masih tidak percaya Bobby membiarkannya melewati jam malamnya. Bukan hanya itu, Bobby malah mengizinkan saat Leonard meminta untuk bermalam diluar bersama Maxima.

Bukankah ini gila? Mereka mantan suami-istri. Maxima mengetahui jika mantan suami-istri itu sudah orang asing. Tak bisa bermalam bersama lagi bukan?

Bukan hanya itu, kenapa Leonard ingin bermalam bersamanya di bekas rumah mereka ini? Belum lagi panggilan Maxie yang baru saja diucapkan oleh Leonard padanya tadi.

Leonard saat ini menarik Maxima ke sebuah kamar yang sangat dikenal oleh Maxima. Kamar mereka sebelum pindah ke lantai satu saat Maxima hamil.

Keadaan kamar masih rapi dan bersih. Hanya saja barang-barangnya ditutupi dengan kain yang saat ini ditarik oleh Leonard. Pria itu terbatuk-batuk saat debu dari kain penutup beterbangan mengenai hidungnya. Maxima yang melihatnya otomatis membantu.

"Kalau tidak ditempati, kenapa tidak dijual saja rumah ini?"

Leonard menatap Maxima sejenak kemudian kembali melanjutkan kegiatannya. Memastikan ranjang bersih.

Setelah memastikan semuanya bersih termasuk bantal-bantalnya, Leonard kemudian naik keranjang. Hal ini tampaknya membuat Maxima berpikir sejenak.

Jika Leonard tidur disini, artinya...

"Aku kebawah. Selamat malam."

Belum lagi Maxima menyentuh gagang pintu, sebuah bantal mendarat mulus di bokongnya, membuatnya terdorong kedepan, hampir saja Ia terjatuh. Tak sakit hanya saja Maxima kaget.

"Kau mau kemana?!"
Tanya Leonard yang jelas sekali dibuat sedatar mungkin. Sangat tidak cocok mengingat tangisannya tadi.

"Tidur."

Tentu saja.

"Lalu kenapa kau keluar?"

Maxima mengehela napas. Ini memang negara bebas, tapi bukan berarti Maxima juga boleh tidur bebas dengan mantan suaminya bukan?

"Leo, kita sudah_"

"Apa?!"

Maxima mengerjap-ngerjapkan mata. Ia tak percaya Leonard kembali berteriak hanya karena perkara tidur. Mata laki-laki itu bahkan kembali menyorotnya dengan tajam.

"Kalau kukatakan kita masih suami-istri apa kau mau segera membawa pantatmu kesini?"

Mata indah Maxima membulat dengan sempurna. Sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh Leo sebelumnya.

Sangat Indah.

Sangat sialan bukan? Disaat Leonard sedang marah, wanita dihadapannya malah berubah menggemaskan membuat Leonard kesal sendiri.

"Kesini Maxima Elizabeth Bloomberg!"

"Apa maksudmu?"

"Nyonya Bloomberg, suamimu memanggil. Keatas ranjang, segera!"

Entah bagaimana, kaki Maxima bergerak menuju Leonard. Melihat hal itu, dada Leonard kembali bergemuruh.

Sialan!

Setelah berada diatas ranjang, Maxima menatap Leonard dengan lekat. Sudah jelas wanita itu meminta penjelasan atas apa yang baru saja dikatakannya.

Namun bukannya menjelaskan, tangan Leonard malah bergerak melepaskan tas dan cardigan Maxima. Setelah itu, Ia melepas Jasnya sendiri. Tak lupa, Leonard mematikan lampu, menyisakan hanya lampu tidur.

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang