39. Honeymoon

4.8K 201 1
                                    

Vote yah:)
<^•^>


Maxima menggeliat pelan didalam selimut. Bahunya sedikit kedinginan membuatnya menarik selimut mencari kenyamanan. Suasana yang sedikit asing menyapa inderanya membuatnya membuka mata perlahan.

Ah, benar. Mereka sedang tak berada di rumah.

Suara deburan ombak terdengar dari kejauhan dan hembusan angin yang sedikit kencang membuatnya bangun dari tidur. Sebuah lengan kekar melingkar diperutnya membuatnya sedikit kesusahan.

Maxima melihat jam di ponselnya. Pukul 5 pagi.

Maxima ingin menutup jendela karena kelihatannya angin mengganggu tidurnya tapi pelukan dipinggangnya makin erat. Maxima sedikit berusaha melepasnya tapi Ia malah mendapat sedikit remasan dipinggangnya.

Suaminya ini benar-benar.

"Leo, aku ingin menutup jendela, anginnya sedikit kencang dan hei!"

Maxima ditarik kebelakang dan mendarat sempurna dalam dekapan Leonard.

"Leonard!"

"Akan kubuat panas."

Maxima melotot mendengar suara serak suaminya. Dan menegang saat Leonard dengan sengaja menempelkan ereksinya dibelahan pantatnya.

Maxima diam. Mereka sering bercinta tapi entah kenapa suasananya sedikit berbeda. Mungkin karena mereka berada ditempat lain dan jauh dari rumah atau mungkin karena Leonard yang begitu pandai menciptakan suasana mendebarkan seperti sekarang ini.

Jantung Maxima berdetak dengan cepat dan sepertinya Leonard menyadarinya. Leonard membuat tubuh istrinya telentang lalu menempelkan telinganya didada sebelah kiri Maxima.

"Aku tak ingin kau mengalami kerusakan jantung tapi aku ingin mendengar detakan ini terus-menerus."

Ucap Leonard lalu menciumi dada kiri istrinya. Tak hanya bukit kenyal itu, Ia juga menciumi sekeliling, memberikan rangsangan-rangsangan kecil dan diakhiri menciumi di puncaknya. Ia memberikan ciuman yang begitu lembut disana membuat tubuh Maxima yang semula dingin mulai panas.

Kepala Leonard kembali bergerak pelan keatas wajah Maxima lalu menatap istrinya penuh puja dan kagum.

"Aku akan memastikan tubuhmu panas, sampai-sampai kau meminta didinginkan sayang. Bersiaplah."

Leonard perlahan mendekatkan bibirnya kebibir Maxima.

Tring!

"Shit!"

Yah, Leonard menggeram sambil mengeluarkan kata itu karena baru saja Ia ingin menyesap bibir ranum istrinya, ponsel Maxima berbunyi dengan sangat nyaring.

"Maaf."
Cicit wanita itu. Ia ingin tertawa melihat raut kesal suaminya, tapi Ia tak tega.

Maxima memang sengaja menambah volume nada deringnya. Ia takut Sean dan Axel rewel disana.

"Bobby."
Ucap Maxima lagi memperlihatkan layar ponselnya yang tertera nama pria tua Alexander itu.

Leonard mengutuk walau hanya dalam hati. Ia tahu pasti kakek tua itu akan menikmati waktunya mengganggu waktu mereka. Itu sudah pasti. Andai saja bukan karena anak mereka, Ia pasti akan menyuruh Maxima mematikan ponselnya selagi mereka menikmati waktu berdua.

Dengan sedikit kesal, Leonard akhirnya kembali menarik selimut setelah sebelumnya menutup jendela dan menaikkan suhu ruangan.

Maxima pasti tak akan menyangka jika terbukanya jendela itu adalah ide suaminya sendiri. Leonard ingin mencari waktu terbaik untuk bercinta dan menurut beberapa ayahnya, subuh adalah waktu terbaik apalagi jika suasananya mendukung.

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang