Bagian DUA-SOA-

8.5K 565 4
                                    


2

Sehabis magrib para osis baru pada pulang sehabis evaluasi, breafing harian serta persiapan untuk hasi esok. Sehabis makan bersama semua osis langsung pada pulang ada yang mengguankan motor sendiri, boncengan, dijemput, pakai ojek online

"Aa' nanti beli sempol sama martabak dulu ya," ucap Ara sebelum naik ke boncengan Izar.

"Siap bos," sahut Izar mendapat geplakan sayang dari adiknya. Setelah beberapa menit mereka sampai di tempat penjual sempol dan martabak yang ada disebrang jalan. Jika ingin membeli ya harus menyebrang dahulu, jalanan yang ramai menyebabkan orang-orang yang beli memilih memarkirkan motornya di sebrang baru menyebrang.

BRAKK

AAA

ASTAFIRULLAH

ALLAHUAKBAR

Ara yang ketabrak truk itu terpental jauh kepalanya menghantam pembatas jalan hingga darah segar keluar dari kepala, hidung, telingga. Ia masih mendnegar suara orang-orang namun tak lama pandanganya mengabur berkahir gelap.

Sedangkan lzar yang tadinya habis membeli sempol dan martabak melihat hal itu langsung linglung, kejadian tabrak lari yang ada didapan matanya apalagi korbanya itu adiknya jajannya langsung jatuh, kakinya gemetar sampai ke badan-badan ikut bergetar, air mata menetes begitu aja, rasanya mau teriak tidak bisa.

Hingga beberapa menit pelan-pelan Izar menerobos kerumunan orang itu bersimpuh di sambing adiknya membawa tubuh adiknya ke dalam pelukannya, menangis sejadi-jadinya.

"Hiks.hiks.hiks. dek bangun. Hiks. Aa' ada disini hiks bangun dek jangan tinggalin Aa' hiks Hiks hiks Please bangun dek hiks." Izar memeluk tubuh adiknya menangis, berusaha membangunkan adiknya.

"Tolong pangilin ambulance pak hiks. Dek jangan tinggalin Aa' hiks."

"Sudah dek, ambulancenya sedang perjalanan kesini." kata bapak-bapak

Orang-orang yang melihat itu pun tak kuasa menahan tangisnya ikut meniti kan air matanya. Hingga tak lama sebuah ambulance datang untuk membawa ara ke rumah sakit.

Wiuuu wiuuu wiuuu *anggap aja suara ambulance ya :)

Ara segera ditangai oleh dokter di ugd sedangkan Izar dengan keadaan kacau menunggu diluar rasa bersalah bersarang dalam dirinya yang tidak becus menjaga sang adik, pikirannya kacau. Untuk kedua orangtua sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Zar. Gimana keadaan ara?" tanya bundanya ketika.

"Bun hiks maafin Izar, hiks hiks lzar gagal buat jagain ara, maaf bunda hiks" lzar bangun dari duduk langsung bersimpuh di kaki sang bunda.

Sang bunda memangunkan sang putra lalu meluknya "Sudah ini bukan salah kamu, jangan salahin diri kamu sendiri,"ucap bundanya sembari mengusap-usap kepala putranya menenagkan putranya.

Sedangkan sang ayah ikut menangis hatinya rasanya sesak saat mendapat kabar putrinya kecelakaan, kemudian ikut memeluk istri dan putranya memberikan ketenangan.

Ceklek

Pintu UGD dibuka membuat antensi tiga orang ini ke arah pintu.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Aswin.

"Keadaan anak bapak dan ibu begitu banyak kehilangan darah, yang menyabakan pendarahan yang hebat" kata dokter itu

"Tapi anak saya bisa selamat kan dok?" tanya sang bunda

"Maaf pak buk sebelumnya... kami sudah berusaha sebaik mungkin namun tuhan berkehendak lain," kata dokter itu.

***

Srett

Brukk

Aaaaa

leyaaaa

Suara seperti barang jatuh dan juga diikuti pekikan orang-orang menjerit membuat guru-guru yang belum pulang berdatangan ke sumber suara untuk melihat apa yang terjadi.

"Astafiruallah leyaaa." Pekik seorang guru yang melihat muridnya sudah tergeletak di lantai akibat tergelincir saat menuruni tangga.

Beberapa guru maupun murid ikut membentu leya yang langsung dibawa ke rumah sakit mengunakan mobil salah satu guru, dan ada juga yang menghubungi orang tua leya untuk menyusul ke rumah sakit.

Namun tanpa mereka sadari ada seseorang yang tersenyum melihat kejadian itu.

Leya dibawa ke rumah terdekat yang jaraknya cukup lima belas menit dari sekolah dan kini leya sedang ditangani dokter di ugd. Guru yang mengatar tadi begitu cemas melihat anak muridnya untuk orangtuanya masih dalam perjalanan.

Terlihat dua orang paruh baya datang dengan tergoboh-goboh menghampiri ruang ugd, terlihat begitu cemas, takut dan sebagainya.

"Permisi pak, bu guru. Bagaimana keadaan putri saya?" tanya pria paruh baya yang tak lain tak bukan ayah dari leya namanya Reza Aries Pradita.

"Tenang dulu pak, duduk dulu. Leya sedang ditangani oleh dokter," kata salah satu guru yang bernama Bambang sembari mempersilahkan untuk duduk yang ada disekitar UGD.

Seorang perawat dari ruang UGD.

"Sus bagaimana keadaan anak kami?" tanya reza

"Bapak ibu yang tenang dulu ya. Putri bapak dan ibu memelurkan donor darah apakah diantara bapak dan ibu ada yang bisa mendonorkan darah," Kata suster itu

Deg

"Apa separah itu sus?" tanya seorang wanita paruh baya yang bernama Iin Sartika yang tk lain adalah ibu dari Leya panggilanya Iin sosok ibu yang penyayang, lembut, dan penyabar.

"Maaf pak buk ini membutuhkan segera kebetulan stok darah disini untuk golongan darah yang ditubuhkan putri bapak dan ibu sedang kosong," kata suster.

"Golongan darahnya apa sus?" tanya pak bambang

"Golongan darahnya B- pak."

"Tolong sus," ucap iin penur permohonan

"Saya bisa sus, bisa ambil darah saya," sahut guru yang bernama Davit, salah satu guru yang ikut mengantar ke rumah sakit.

Setelah mendapatkan perawatan dan juga donor darah Leya gadis itu dibawa ke ruang rawat baru guru yang mengantar tadi pamit untuk pulang. luka di kepalanya mendapatkan jahitan lima dan tangannya mengalami patah tulang.

"Mas mau ke mana?" tanya Iin melihat sang suami beranjak dari ruang rawat putri mereka.

"Masih ada pekerjaan, besok aku ada ketemu klien," Tutur Reza menoleh ke belakang setelahnya membuka pintu pulang.

"Kapan kamu mau menerima Leya mas," Gumam Iin menatap sendu pintu yang sudah kembali tertutup rapat. "Kamu tenang aja sayang, sabar ya Ayah pasti akan menerima kamu percaya sama mama."

SECRET OF ARABELLA (new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang