Bagian TIGA -SOA-

7.8K 528 0
                                    

3

Dirumah sakit.

Diruangan serba putih berbau obat-obatan terdapat seorang gadis, dengan selang insfus di tangan kirinya serta perban di kepalanya mulai membuka matanya setelah dua hari tidak sadar akibat jatuh dari tangga ketika pulang sekolah.

Gadis itu adalah Aleya Ava Zahra Pradita atau sering dipanggil Leya selama dua hari hari ini sang mama yang selalu menemainya. Keluarganya yang lain kemana?

Ayahnya ke luar kota untuk mengurus bisnisnya, abangnya ada dia tidak suka dengan dandan adiknya yang cupu, kucel bin kumel kayak gembel yang selalu menjadi bahan bullyan disekolah. Ia malu adiknya berdandan seperti itu kayak orang tidak keurus padahal keluarga termasuk keluarga yang berada.

Lalu keluarganya yang bagimana? Yang lain juga sama tidak menyukai sosok Leya yang menurutnya Leya hanya sebagai hama yang membuat malu keluarga besar malu. Malu karena Leya itu bodoh, lemah apalagi mudah ditindas, sikap pendiam dan pemalunya itu terkadang membuat mereka jengkel.

"Aisss di mana sih gue ini," Gadis manis itu membuka matanya yang ternyata dirumah sakit, matanya mengedarkan ke seluruh ruangan namun tidak ada orang sama sekali.

"Eh ini di rumah sakit ya, gue masih hidup ya. aaaah Alhamdulillah lah masih diberi kesempatan untuk hidup, setelah kejadian itu."

"Bentar bentar kok ada yang aneh."

Monolog Ara memperhatikan keadaanya ada yang aneh 'kok jadi seperti ini' ucapnya dalam hati, kulitnya jadi kusam mengakui sih kulitnya itu bukan kulit putih seputih susu. Kulitnya itu walaupun tidak putih tapi bersih warna tan. Tangannya di gips, kepalanya yang diperban dan kakinya nyeri.

"Awwss, kepala gue kenapa nyut-nyut sih. Apa efek tabrakan."

Ara merasakan kepalanya nyeri kilasan memori terus berputar bagaikan kaset dari pemilik tubuh ini, karena tidak mau ribet hanya mengabaikan itu saja dan memilih untuk kembali merebahkan badannya dan memejamkan mata siapa tahu nanti pusingnya sudah hilang namun baru aja akan memejamkan mata pintu ruang rawat terbuka menampilkan sosok wanita yang begitu asing bagi ara.

"Siapa wanita ini." batinnya

"Leyaa udah sadar?" tanya iin yang beru saja kembali dari kamar mandi

"Hah leya siapa? Gue kan Ara."

"Leya mau minum?" tanya iin yang diangguki oleh ara(leya) sesudah minum wanita itu menaruh kembali gelas ke atas nakas. "mama panggilin dokter dulu ya" pamit iin langsung keluar memanggil

Tak lama dokter berserta suster dan iin memasuki ruangan untuk memeriksa pasienya yang sudah dua hari tak sadarkan diri.

"Hai leya selamat siang! Gimana keadaanmu?" tanya dokter itu dengan senyum

"siang. Baik" jawab ara. "Aduh ganteng banget nih dokter, aduh senyumnya bikin diabetes." tambahnya dalam hati. ya walapun dokter itu ganteng namun ara tutupi dengan tampang datarnya tapi dalam hati sudah menjerit-jerit.

Jangan salah meskipun Ara terlihat cuek pada sekitar, dirinya pengemar cogan-cogan apalagi oppa-oppa korea.

"Syukurlah kalau begitu, kalau sudah baikan besok kamu sudah boleh pulang tapi jangan terlalu dipaksakan untuk aktivitas yang berat ya" ucap dokter itu ramah sambil memeriksa ara.

"Ya" doter itu tak henti-hentinya senyum ke ara

"Terima kasih dokter" kata wanita itu

"Cepat sembuh leya, saya keluar dulu mau periksa pasien yang lain" ucap dokter itu senyum lalu keluar diikuti suster.

SECRET OF ARABELLA (new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang