Bagian SATU-SOA-

10.3K 652 27
                                    

Hallo guys, ah iya ini akan ku buat versi terbarunya, semoga suka.

1

20:45

Bandung, Jawa Barat.

Terlihat satu keluarga yang tengah menikmati acara makan malamnya di sebuah restoran, begitu menikmati moment-moment kebersamaan mereka. seorang ibu yang begitu sabar menghadapi ke dua anaknya yang terus berdebat soal makanan. Sedangkan seorang ayah tersenyum melihat kedekatan kedua anaknya yang setiap hari tiada ribut. Ribut seolah adalah lauk makan kedua putra dan putrinya setiap hari. Dekat ribut dan jauh saling mencari.

Tak terasa anak-anak sudah sebesar ini sekarang perasaan baru kemarin mereka lahir dan menimang-nimang mereka, mengantikan popok, memandikannya sekarang sudah pada beranjak remaja sudah SMA. Sudah saatnya keduanya mengenal cinta-cintaan.

"Isstt aa' mah udah punya sendiri juga," kata seorang gadis mengeplak tangan sang kakak yang akan mengambil makanan miliknya.

"Awww, apain sih dek. Minta dikit," sahut sang kakak mengusap-usap tangannya meskipun adiknya itu badannya kecil tapi tenaganyaitu. Tenaga banteng, badan doang kecil, akan tetapi portur tubuhnya cukup tinggi untuk seukuran remaja seumurannya.

"Nggak mau," sambil menyingkirkan tangan kakaknya yang mau mengambil makananya.

"Dikit elahh, pelit amat sama aa' sendiri juga. Besok aa' belin es krim coklat deh, bagi lah dikit," Bujuknya biasanya dibujuk dengan es krim akan luluh ditambah dengan ekspresi seperti ini. Mengerjapkan matanya dengan tatapan polos.

"Beneran yak, es krimnya yang banyak yak. awas kalau bohong."

Nah kan, baru saja. Gadis itu adalah Leya Arabella Zuhra Dinata panggilanya Ara, gadis cantik kelas sebelas SMA dengan ciri khas rambut pendek purna paskibra kabupaten waktu kelas sepuluh, warna kulit tan terlihat semakin manis kala tersenyum sayangnya jarang kali tersenyum. Jika tersenyum juga tersenyum tipis saja. Calon Psikolog muda, begitu cita-citanya.

"Girilan es krim aja cepet."

Sedangkan remaja laki-laki itu adalah sang kakak yang kini sudah kelas dua belas SMA namanya Izar Alendra Dinata, mantan ketua osis dan juga sama seperti adiknya purna paskibra juga, journalist cita-citanya sudah menekuni dunia jurnalis sejak SMP dan di sma juga mengikuti eskul jurnalis sekolah.

"Ice cream is my life numer one, then you area my brother after my queen and my king. Is my mother dan father."

"Aku tuh sayang sama aa' banget banget sampai kapanpun, aa' sayang kan sama Ara jangan pernah tinggalin Ara ya pokoknya harus selalu disamping Ara. Selalu memberi dukungan Ara."

Ara menatap kakaknya lekat tepat ke bola mata kakaknya, sang kakak yang mendengar cukup terkejut dengan kalimat yang diucapkan sang adik walapun sering mendengarnya namun kali ini rasanya beda. Apa lagi ditambah tatapan mata sang adik yang mengisyarakat tak mau kelihangan dirinya.

"Bicara apa sih dek, jelas lah aa' sayang adikku tersayang ini. and then tanpa kau minta pun aa' selalu dukung kamu, aa' selalu dibelakang kamu untuk mendukungmu. Paham!"

"Aa' janji ya."

"Aa' tidak bisa berjanji, namun Aa' akan selalu berusaha bagaimanapun caranya untuk menjagamu bahkan jika mempertaruhkan nyawa aa'."

Hal itu membuat kedua orang tua ikut terharu, senang walapun anak-anak sering ribut tapi mereka saling menyayangi satu sama lain dan juga dengan cara mereka.

"Ekhem. Sama ayah sayang juga nggak?" deheman sang ayah membuat moment pelukan kakak adik mengendur

"Tentu saja Ara sayang sama ayah dan bunda sampai luber kemana-mana. Ayah itu pahlawanya Ara, cinta pertamanya Ara, dan bunda juga guru Ara yang selalu mengajarkan ara banyak hal dengan sabar."

Ara pun pindah tempat duduk dan memeluk kedua orang tuanya, tak luput sang kakak mengelurkan ponselnya dan menjepret moment ini dan meminta salah satu pelayan untuk memphoto mereka dan terjadilah keluarga ara photo barang.

***

Sang Surya menyambut menyeniari bumi menyambut orang-orang untuk segera melakukan aktivitasnya. Begitu juga dengan Ara yang tengah bersiap-siap untuk berangkat sekolah di semester tahun baru kelas sebelas, yaps sekarang Ara sudah kelas sebelas sudah punya adik kelas dan sudah menjadi kakak kelas. Sebagai anggota osis sejak sang fajar mulai terlihat sudah harus berada disekolah.

Dengan buru-buru menuruni anak tangga, sudah terlambat bahkan sang kakak tidak menunggu dirinya untuk berangkat bersama. "Hati-hati sayang jangan berlari seperti itu ditangga kalau jatuh bagaimana?" Rasti. Alundra Wirasti bunda Rasti yang hebat, penyabar pakai banget.

"Ayo ayah antar," Aswin segera menyambar kunci di meja makan.

"Ayah, Ara hati-hati kalian. Ayah jangan ngebut."

"Terima kasih ayah, nanti pulangnya Ara sama Aa' mau rapat osis dulu nanti."

"Iya. hati-hati nanti pulangnya, bilang sama Aa' jangan ngebut."

"Siap kapten," Ara hormat setelah mengucapkan salam pada ayahnya langsung masuk gerbang menuju ruang osis, beberapa anak baru juga melihat ke arahnya yang berlari seperti orang kesetanan. Untung pakai masker.

Setelah meletakkan jas di ruang osis, mengambil Jas osis, menyapkan tugasnya untuk hari ini. sudah dapat dipastikan nanti kena omel sebagai ketua pelaksana mpls bisa-bisa telat. Namanya juga manusia, ada kalanya khilaf karena telat.

Mengenakan co-card panitia mpls, merapikan rambut pendeknya, mengambil buku kecil dimasukan ke saku jas serta puplen baru keluar. Berjalan penuh wibawa ke lapangan sesekali mengangguk kala ada yang menyapa, semua panitia sudah berkumpul. Mereka melakukan doa bersama, tos bersama baru melaksanakan tugas masing-masing.

"Bisa-bisa ya lo sebagai ketua pelaksana malah telat," Tegur sekertaris nya dengan garang.

"Namanya juga manusia wang, sudah ah mau kedepan dulu bye wang." Nawang sosok gadis yang menjabat sebagai sekertaris pelaksana.

Sebelum ke depan menemui kepala sekolah dahulu yang mana sudah ada Izar disana sedang membahas acara nanti. "Maaf pak terlambat."

"Ya sudah duduk Ra."

Izar sendiri sudah menatapnya tajam dan dingin dihiraukan begitu saja oleh Ara yang sudah mengambil alih membreafing kepala sekolah serta guru yang hari ini terlibat. Tadi sudah diizinkan untuk mengambil alih loh ya.

"Assalamulaikum warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi adik-adik semua. Perkenalkan nama kakak Leya Arabella Zuhra Dinata bisa dipanggil kak Ara selaku ketua mpls tahun mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung di SMA Venus. Semoga apa yang telah kalian rencanakan selama bersekolah di SMA Venus dapat berjalan dengan lancar aamiin. Tidak banyak yang dapat kakak sampaikan intinya selamat datang dan selamat bergabung, mpls bukan lah ajang perpeloncoan disini kami selaku osis ingin memperkanlan pada adik-adik sekalian untuk mengenal lebih jauh mengenai SMA Venus..."

Ara menyampaikan pidatonya dihadapan murid baru di lapangan SMA Venus dihadapan 288 siswa baru berasal dari berbagai macam smp dan ada pula yang dari luar Bandung.

***

Disisi lain.

Di hari yang sama. Tahun ajaran baru, seorang siswi berkaca mata, rambut dibiarkan tergerai menutup hampir seluruh wajahnya itu baru saja turun dari bus tidak jauh dari sekolah. Orang-orang milihat siswi itu aneh, sudah menunduk, rambut dibiarkan tergerai menutup wajah, rambutnya juga berantakan.

"Selamat pagi Leya," Sapa Susi yang jaga didepan gerbang bersama beberapa anggota osis. Sapaan itu dibalas anggukan oleh siswi bernama Leya itu.

Aleya Ava Zahra Pradita. Atau bisa dikenal lengan Leya si nerd bodoh. Berkaca mata layaknya seorang nerd yang mana orang tahu bahwa nerd adalah image pintar.

Brukkk

"Maaf kak saya tidak sengaja. Kakak tidak apa-apa?" tanya siswa berseragam smp itu membantu leya untuk berdiri, dijawab gelengan oleh leya dan pergi bergitu saja.

SECRET OF ARABELLA (new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang