Orkah memutuskan untuk membawa Olivia ke apartemennya, namun inisiatifnya itu terhalang dengan suatu masalah. Bagaimana cara membawanya? Jika Orkah menggendongnya Ia harus rela kehujanan karena tidak mungkin menggendong seseorang sambil membawa payung, selain itu Ia juga harus mengorbankan barang-barang yang ada ditasnya untuk basah. Tak terkecuali dengan barang yang baru saja Ia beli tadi.
"Haahh" Berkutat dengan pikiranya sendiri membuat Orkah mengeluarkan nafas panjang.
"Kau harus membalas kebaikanku ini" Keluh Orkah sambil menutup payung dan membuang rokoknya.
"Seharusnya aku tidak memilih jalan pintas jika tahu seperti ini"
Orkah mendekati dan mulai membopong gadis itu, untuk beberapa alasan Orkah merasa terselamatkan dengan kebiasaanya pergi kepusat kebugaran 3 kali seminggu. Ia tak menyangka bahwa otot-otot yang terbentuk karena kebiasaannya itu akan berguna dalam situasi seperti ini, membopong perempuan seperti Olivia bukanlah hal yang sulit baginya.
Tak butuh waktu lama bagi Orkah untuk sampai ke apartemennya, jadi begitu mereka masuk Orkah menggletakan Olivia di koridor ruangan dekat pintu. Setelahnya Ia langsung bergegas menuju kamar mandi dan berganti pakaian. Begitu Ia selesai mengeringkan diri serta mengganti pakaiannya, Orkah mendatangi Olivia sambil membawa handuk dan baju ganti untuknya.
Disinilah letak permasalahan yang sebanarnya, Orkah mau tidak mau harus mengganti pakaian basah milik Olivia. Ini akan jadi tindakan pencabulan yang dapat membuatnya dituntut ketika gadis itu tidak terima dan melaporkannya kepihak berwajib, namun karena kondisiya yang seperti mau bagaiaman lagi? Akan lebih menyusahkan jika gadis itu masuk angin.
"Jika Ia sadar nanti aku hanya perlu berbohong ketika Olivia mananyakan hal ini" Orkah langsung mendekati tubuh Olivia dan mulai melucuti pakaian basah dari tubuhnya.
Ketika tindakan tercelanya itu selesai, untuk sesaat Orkah terpukau dengan keindahan yang dimiliki gadis itu. Proporsi tubuh bagus, kulit putih bersih dengan wajah cantik yang membuat perempuan itu terlihat layaknya sebuah boneka. Lelaki mana yang tak akan tergoda jika disuguhi pemandangan seperti ini?.
Namun keindahan seorang perempuan yang saat ini Orkah lihat itu tak akan membuatnya lepas kendali untuk melakukan hal-hal lain, Ia mengakui gadis telanjang didepannya itu sangat cantik dan mengundang birahi. Akan tetapi Orkah tak begitu tertarik dengannya, pengalaman buruk pada masa lalunya membuat pemandangan didepannya saat ini menjadi tidak terlalu spesial. Jadi Ia langsung mulai mengeringkan tubuh perempuan itu dengan handuk dan memakaikanya dengan pakaian yang sudah Ia siapkan.
"..........."
Setelah itu Orkah langsung membawa gadis itu kekamar dan menyelimuti tubuh Olivia agar tetap hangat, begitu selesai Ia bergegas mengeringkan lantai koridor dan mencuci pakaian basah milik mereka berdua. Orkah hanya bisa mengeluh sambil melakukan pekerjaan itu.
***********************************
Waktu menunjukan pukul 17.47, hujan sudah berakhir dan untuk saat ini Orkah tengah menata beberapa makanan buatannya di meja makan. Kue yang Orkah beli tadi sore sudah tak layak makan karena terguyur hujan, jadi Ia harus repot-repot memasak makanan untuk merayakan ulang tahun Angie.
Begitu selesai dengan urusan makanan, Orkah mengambil sekantung plastik es batu yang sudah Ia siapkan di lemari pendingin lalu pergi kekamarnya. Ia akan mengkompres pergelangan kaki Olivia yang terkilir sehingga begitu Ia sadar nanti, Olivia dapat langsung pergi meninggalkan apartemennya.
"..........."
Orkah duduk di sisi lain ranjang miliknya dan mulai mengkompres pergelangan kaki Olivia yang terkilir dengan kantung es yang Ia bawa, ini dapat membantu menstabilkan sendi yang cedera dan dapat mengurangi pembengkakan. Namun tak begitu lama Ia melakukan tindakan itu, Orkah mendengar bel pintu apartemen miliknya berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eros
RandomOrkah Cetrea, seorang kutu buku yang hanya ingin mengahabiskan waktunya dengan membaca buku yang belum sempat Ia baca. Note : Hanya cerita santai keseharian sekolah dengan konflik remaja Berseting di negara fiksi