Bab 10 : Seseorang yang tak terduga

10 1 0
                                    

Saat ini Orkah masih berada diruang klub sastra, duduk bersandar disebuah sofa sambil membaca buku yang sempat menarik perhatiannya. Emile sendiri sudah pergi setengah jam yang lalu, dan sebelumnya berpesan agar Orkah tetap tinggal di ruang klub itu untuk menunggu anggota baru lain.

Tentu Orkah tidak ingin melakukannya, ia berencana pergi belasan menit setelah si mata empat itu keluar. Namun situasi diluar benar-benar tidak mendukung untuk melakukan niatan itu, hujan deras disertai petir menjadi penghalang kepulangan Orkah yang lagi-lagi lupa membawa payung. Lalu pada akhirnya disinilah Orkah berakhir, terpaksa menunggu seseorang yang tidak ia kenal. Situasinya sangat menyebalkan, tapi setidaknya Orkah dikelilingi buku-buku bagus disana.

**************************************

Satu jam telah berlalu, dan situasi diluar masih diguyur hujan. Dentikan jarum jam menggema dipenjuru ruangan memecah keheningan, sedangkan Orkah sendiri tengah duduk bersandar disebuah sofa sambil menikmati tema yang dibawakan oleh novel yang tengah ia baca, sebuah novel China kelasik berjudul "The Dream of the Red Chember" telah menarik perhatiannya dari awal ia memasuki ruang klub sastra.

Memang tema romance adalah sesuatu yang Orkah kurang suka, namun karena ia pernah menemukan ulasan bagus di internet tentang buku tersebut yang menimbulkan keinginan untuk membacanya. Setiap Orkah berbelanja buku-buku baru ia selalu memasukkan judul buku itu di daftar belanjanya, namun pada akhirnya buku itu tidak pernah terbeli. Memang karena tema romance itu sendiri yang membuat Orkah malas untuk memasuka buku itu ke dalam keranjang belanjaanya.

Sejujurnya Orkah tidak teralalu terikat tentang tema dari buku yang ia baca, asalkan ceritanya bagus itu bukan masalah. Hanya saja ia merasa bosan dengan tema-tema romance, memang konflik antar tokoh kisah-kisah romance tergolong menarik. Tapi apa yang bisa Orkah harapkan dari tema percintaan? Semua hanya berkutat tentang bagaimana jalannya kebebasan cinta sepasang kekasih, kebebasan perkawinan, atau kebebasan pribadi yang bertentangan dengan etika dan moral yang diangkat.

Sebuah tema yang sudah overuse yang nyatanya masih sangat laku dan berhasil membuat orang berhalusinasi dengan alur memuakkan yang berbanding terbalik dengan kenyataan yang berlaku.

"Walau bagus tapi aku sudah kenyang dengan tema-tema semacam ini" Ucap Orkah sambil melemparkan buku yang sempat ia baca tadi ke tumpukan buku yang berada di samping sofa.

"Mengapa mereka tidak menulis cara merawat dan mendidik anak dari hasil cinta itu agar mereka tidak jadi sampah masyarakat?"

"Aku muak dengan banyaknya buku romance di pasaran, ensiklopedia atau semacamnya jadi sulit kucari di toko buku" Gerutu Orkah sambil mengorak arik tumpukan di sisi lain sofa, namun pada akhirnya tindakan itu terhenti karena Orkah mendengar sebuah ketukan dari di pintu masuk ruangan klub.

"Permisi" Sebuah suara perempuan terdengar samar dari luar.

Awalnya Orkah kebingungan tentang mengapa ada orang yang datang ke ruang klub sastra saat jam kegiatan klub telah berakhir, namun pada akhirnya ia teringat bahwa ia harus menunggu kedatangan seseorang di ruangan klub itu.

"Apa perlumu?" Ucap Orkah dengan nada agak keras"

"Aku anggota yang baru direkrut"

"Oleh Emile?"

"Ya"

Ketika mendengar pernyataan orang yang ada diluar itu, akhirnya permintaan Emile sudah ia penuhi. Walau ia tak begitu peduli dengan siapa orang rekrutan baru itu, tapi selama orang itu tidak mengusiknya itu bukanlah masalah. Orkah hanya menginginkan otiritas belanja klub itu, sesuatu seperti manajemen klub dan lain-lain ia tidak memeperdulikannya. Tapi yang jelas permintaan Emile sudah ia penuhi, dan untuk sekarang ia hanya perlu menunggu hujan reda lalu pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang