Bab 2 : Keseharian dan interaksi yang tak diinginkan

28 6 5
                                    

Orkah sudah sampai didepan pintu apartemennya, begitu Ia sudah memasukan kunci dan beberapa digit nomor kombinasai, Ia langsung masuk ke kediamannya itu. Untuk tempat tinggal sekelas anak sekolahan sepertinya, apartemen itu tergolong cukup mewah. Memiliki fasilitas lengkap dan keamanan yang terjamin, hal itu sudah lebih dari cukup untuk menampung seorang pria kecil seperti Orkah. Ia sudah tidak memiliki kedua orang tua dan hanya memiliki seorang kakak laki-laki, dulunya mereka tinggal bersama. Namun ketika kakaknya sudah menikah, Ia merasa terganggu dengan perhatian dari istri dan kakaknya berikan padanya.

Sejujurnya Ia tidak menolak hal itu, namun suasana kehangatan keluarga semacam itu adalah sesuatu yang tidak ingin Orkah dapatkan. Ia berterimakasih ketika kakak dan istrinya itu menggantikan peran orang tua yang seharusnya Orkah dapatkan. Namun Orkah benar-benar tidak menginginkannya, Ia hanya ingin sendiri dan membaca semua buku yang ingin Ia baca. Jadi begitu Ia lulus dari sekolah menengah pertamanya, Ia mengutarakan keinginannya untuk hidup jauh dari mereka. Istri kakaknya sempat melarang hal itu, namun setelah beberapa perbincangan sana sini. Orkah diperbolehkan untuk tinggal jauh dari mereka berdua.

Waktu pertama kali Ia sampai di apartemen yang kakaknya sewa untuknya, Ia agak terkejut mendapati apartemen yang tergolong mewah untuk sekelas anak SMA sepertinya. Ia pernah berkata "Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Namun kakaknya menyangkal dengan perkataan "Selama ini kau hanya meminta buku padaku, biarkan aku sedikit memanjakanmu" Yah, dengan perkataan semacam itu Ia hanya bisa menerima apa yang kakaknya itu berikan. Lagipula kakaknya itu seseorang yang didefinisikan lebih dari kata mampu, jadi Orkah tidak perlu khawatir tentang keadaan finansial kakaknya itu.

Untuk seorang remaja laki-laki yang tinggal sendiri, apartemen Orkah tergolong rapi dan bersih. Hanya saja banyak tumpukan buku yang hampir setara dengan tinggi tubuhnya tersebar di penjuru ruangan. Ungakapan kutu buku yang sering orang lain lontarkan adalah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan Orkah.

Begitu Orkah sampai dikamar tidur yang kondisinya tak jauh berbeda dengan ruangan lain, Orkah langsung berganti pakaian dan pergi kedapur untuk menyeduh secangkir kopi yang selama perjalanan pulang ingin Ia buat untuk menikmati hari yang diguyur hujan deras yang tak kunjung henti itu. Dan setelah membuat sesuatu yang Ia inginkan, Orkah memulai rutinitasnya untuk memabaca buku sampai Ia tertidur dan terbangun keesokan paginya. Lalu setelahnya melakuakan beberapa peregangan tubuh, menyiapkan sarapan, mandi, dan pergi kesekolah.

Rutinitas semacam itu terus berulang setiap hari dan untuk 3 hari tertentu dalam seminggu, Ia akan pergi kepusat kebugaran. Kegiatan monoton seperti itu tidak akan disukai oleh sebagian besar orang, tapi bagi Orkah kehidupan seperti inilah yang ingin terus Ia jalani dan tidak ada niatan untuk merubahnya. Mungkin akan sedikit berubah ketika Ia terjun ke dunia kerja nanti. Tapi menghabiskan waktu dengan membaca buku adalah kegiatan yang selalu Orkah nanti.

***********************************

Seperti pagi di hari-hari biasanya, Orkah terbangun dengan buku yang semalam Ia baca. Hari ini Ia terbangun pukul 07:10 dan kelasnya dimulai pada pukul 08:15, masih ada cukup banyak waktu bagi Orkah untuk mandi dan menyiapkan sarapan. Untuk seorang remaja laki-laki Ia lumayan termapil dalam urusan dapur, berawal dari keisengnnya untuk mempraktekkan  beberapa pembutan makanan dibuku resep. Tanpa Ia sadari itu meningkatkan ketrampilannya dalam memasak.

Begitu Orkah telah selesai dengan rutinitas paginya, Orkah berangkat kesekolah. Rambut panjangnya yang mirip seperti perempuan sengaja Ia biarkan terurai sampai poni panjangnya menutupi sebagian muka miliknya, ia sangat malas untuk merapikan rambut panjagnya itu. Tapi karena suatu alasan Ia tidak ingin memotongnya. Dan disisi lain SMA tempat Ia bersekolah tidak memiliki peraturan yang begitu ketat dalam hal kerapian rambut. 

Sepeti biasa sebelum sekolah Ia menyalakan sebatang rokok untuk mengisi kebosanan dalam perjalan ke sekolah, itu lebih baik daripada berjalan sambil membaca atau bermain smartphone yang akan membahayakan keslamatannya di jalan. Dan ditangah perjalannya menuju sekolah, Orkah dikejutkan dengan lengan seseorang yang merangkulnya dari samping. Tentu tak perlu waktu lama baginya untuk mengetahui siapa orang itu.

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang