Bab 8-1 : Kunjungan kawan

18 1 1
                                    

Tak ada yang berbeda disekolah, semua berjalan seperti yang Orkah inginkan. Walau Ia masuk kelas di jam mata pelajaran ke-2, itu bukanlah hal yang membuatnya jadi pusat perhatian oleh siswa dikelasanya. Tak ada yang berani menyapa atau bahkan melihat Orkah ketika berjalan menuju bangku miliknya, semua berusaha mengabaikannya.

Tentu Orkah mendapatkan perlakukan semacam itu bukan tanpa alasan, kepribadiannya yang tak bersahabat dengan tatapan tajam dari sepasang mata merah membuat semua orang tidak mau berinteraksi dengannya. Orkah sendiri tidak begitu peduli dengan stereotipe semua orang tentangnya, tak ada gunanya mendengarkan pendatapat dari orang-orang seperti mereka tentang cara Orkah menjalani harinya.

Tak ada hal-hal baru yang akan Orkah dapat jika ia menjalin banyak hubungan pertemanan di lingkungan sekolah, obrolan semua siswa disana hanya tentang harta dan mata pelajaran. Atau kalau tidak dari kedua topik tersebut, mereka membahas tentang topik percintaan. Benar-benar pembicaraan tak berarti yang mebuat Orkah selalu sarkas setiap ia berbicara dengan mereka, dan hal itu adalah salah satu faktor lain yang membuatnya dijauhi semua siswa disekolahnya,

Dan seperti biasa Orkah langsung pulang ketika jam sekolah berakhir, sebenarnya setelah itu ada sebuah program yang disebut dengan klub. Sebuah program yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi dan soft skill yang ingin siswa kembangkan sesuai dengan klub yang mereka masuki, hal ini dilakukan oleh pihak sekolah agar siswa dapat menyalurkan bakat dan minat mereka diluar jam sekolah.

Sebuah program yang bagus sejujurnya, namun Orkah sendiri tidak ingin terlibat dalam program tersebut. Ia lebih memilih menghabiskan waktu berharganya dengan membaca hal-hal baru daripada terjabak di lingkunagn klub dengan anak-anak manja yang pikirannya dipenuhi dengan bagaimana cara menghabiskan uang milik orang tua mereka, atau dengan anak-anak pintar yang sangat ambisisus untuk mempelajari semua materi pelajaran yang diberikan untuk mendapatkan nilai tertinggi yang membuat mereka terlihat layaknya orang yang diperbudak oleh nilai. Walau tak semuanya seperti itu, tapi lebih baik menjauh daripada terlibat.

Saat ini Orkah pulang seperti biasa, hanya saja ada Daniel yang ikut pulang bersamanya. Ini sudah jadi hal biasa saat ada game baru yang rilis, Daniel sendiri akan tinggal selama beberapa waktu ditempat Orkah sampai ia menyelesaikan game baru tersebut. Daniel sendiri memang menyukai berbgai hal yang berbau game, dan sering menulis berbagai pendapatnya tentang device atau game-game baru rilis di blog yang Orkah buatkan untuknya.

Karena kecintaannya pada bidang tersebut membuat Daniel sering dimarahi oleh ayahnya karena terlalu sering bermain game, kawan Orkah satu ini adalah player hardcore jika memainkan game-game baru yang membuatnya tertarik. Bahkan ia pernah dirawat seminggu di rumah sakit karena hampir 3 hari bermain game secara nonstop.

Dan semenjak kejadian itu, console Daniel disita oleh ayahnya. Penyitaaan itu bukanlah sebuah penghalang sulit bagi Daniel, dengan uang saku perbulan yang tergolong besar. Daniel sudah dapat mendapatkan versi next gen dari console lamanya dalam satu setengah bulan, sebuah console dengan fitur baru dan dua kali lebih powerful dari console Daniel sebelumnya. Dan untuk menghindari consolenya disita lagi, ia meninggalkannya di tempat Orkah dan akan datang ketempatnya ketika ada game baru yang rilis.

"Fufufu, aku akan menetap sekitar 3 hari di tempatmu" Ucap Daniel sambil menunjukkan blue ray disk game yang baru saja ia beli dengan rasa bangga.

"Bukankah lebih bagus jika kau meninggalkan consolemu di rumah Angie?"

"Ayolah, aku ini juga khawatir denganmu. Bagaimana aku bisa diam ketika kawanku ini selalu sendirian dirumah" Ucap Daniel tersenyum sambil meragkul Orkah.

"Aku lebih suka sendiri"

"Bersifatlah sedikit terbuka, apa kau tak tahu banyak rumor buruk tentangmu akhir-akhir ini?"

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang