Bab 9 : Klub Sastra

7 0 0
                                    

Orkah dan Daniel tengah berjalan ke sekolah, tak ada yang berbeda seperti hari-hari sebelumnya. Semuanya berjalan tenang sesuai yang Orkah harapkan, selama ia mulai tinggal sendiri tak ada masalah atau sesuatu yang berarti hingga membuatnya terusik. Jujur saja kehidupan tenang seperti ini adalah sesuatu yang sudah lama Orkah inginkan, benar-benar sesuatu yang layak dinikmati.

"Makananan semalam benar-benar enak"

"Aku tidak tahu rasanya"

"M-maaf, aku tanpa sadar menghabiskan semuanya" Ucap Daniel sambil tertawa kecil.

"Ahahahah, aku akan mentraktirmu untuk makan siang nanti" Imbuh Daniel.

"Aku tidak mempermasalahkannya"

"Aku jadi tidak enak jika kau mengatakan itu"

"Terserah kau saja"

"Ahahah, mau aku traktir apa kau nanti? Roti? Ayam?" Ucap Daniel tertawa sambil merangkul Orkah.

"Roti saja" Ucap Orkah sambil berusaha melepaskan rangkulan Daniel.

Orkah dan Daniel terus berbincang sepanjang perjalanan, hingga ketika mereka memasuki lingkungan sekolah. Mereka melihat seorang siswa perempuan tengah menjadi pusat perhatian.

Perempuan itu memiliki rambut kelabu panjang yang indah, kulit putih bersih, dan mata ungu gelap yang akan membuat orang terpikat hanya dengan lirikannya saja. Benar-benar seperti seorang dewi yang tengah turun ke bumi.

"W-wow, benar-benar menakjubkan" Ucap Daniel terpana ketika melihat perempuan itu.

"Yah, tapi aku sudah memiliki Anggie disisiku. Aku jadi tidak begitu tertarik, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan kecantikan itu. Ah hey, bagaimana menurutmu primadona angkatan kita?" Imbuh Daniel sambil menoleh ke arah Orkah yang ada dirangkulannya.

"Aku tidak tertarik"

"Apa kau ini normal?" Ucap Daniel sambil memicingkan matanya.

"Tentu aku normal, aku mengakui bahwa kecantikan Olivia benar-benar sesuatu" Ucap Orkah sambil melepaskan rangkulan Daniel.

"Perempuan itu sendiri adalah bunga ditempat yang tinggi, sesuatu yang sulit untuk didapatkan" Imbuh Orkah sambil berjalan ke arah gedung kelasnya.

"Ah, kau benar. Banyak lelaki yang mengejar sang dewi namun berakhir luka di hati"

"Mereka semua orang bodoh yang berusaha mendapatkan sesuatu tanpa tahu kapasitas mereka"

"Perkataanmu kejam sekali, yah tapi itu konkret dengan dengan data di lapangan. Mereka tetap mengejar Olivia walau sudah ditolak" Imbuh Daniel tersenyum sambil menoleh ke arah sekumpulan siswa laki-laki yang berusaha mencari perhatian Olivia.

"............"

"JIka terus melihatnya aku jadi berfikir sesuatu. Siapa yang kira-kira layak untuk bersanding dengannya?"

"Entahlah"

"Hmmm, mungkin Carl"

"Maksudmu lelaki yang tengah dikerubungi siswa perempuan di sana" Ucap Orkah sambil menoleh ke arah seorang laki-laki yang tengah dikerumuni siswa perempuan.

"Ya, yang itu"

Laki-laki itu bernama Carl, siswa yang satu angkatan dengan Orkah dan Daniel. Yah, Orkah sendiri langsung tahu ketika melihat kondisi fisik laki-laki yang bernama Carl itu. Wajah tampan, tubuh tinggi atletis, dan kepribadian yang ramah. Benar-benar kriteria ideal yang banyak disukai perempuan.

"Sial, dia lebih tampan daripada smp dulu"

"Kalian saling kenal?"

"Dia teman nongkrong saat smp dulu, tapi karena dia sibuk ketika mulai masuk SMA. Akhirnya kami cuma ngobrol ketika main game online"

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang