Bab 7 : Cuma keseharian

14 4 0
                                    

Saat ini Orkah tengah duduk di sofa sambil membaca buku, Sheryl sudah pergi sejam yang lalu. Setelah pelukan itu, Sheryl langsung pergi. Tak ada hal lain yang ia ucapkan selain kata "maaf". Mungkin setelah kejadian itu perlakuan Sheryl terhadap Orkah akan agak berubah, lebih seperti ke rasa iba. Orkah sendiri juga tidak akan terlalu peduli dengan itu, selama tidak mengganggu kesendiriannya. Itu bukanlah masalah.

Untuk sekarang Orkah berencana untuk terjaga sepanjang malam, tak ada alasan khusus baginya untuk melakukan itu. Ia hanya tidak akan bisa tidur karena sudah tidur sepanjang hari, selain itu Orkah juga ingin membaca buku terakhir dari stok buku yang belum ia baca.

Halaman demi halaman dari buku terakhir dari stok buku yang Orkah beli untuk bulan ini telah terbaca, hingga akhirnya Ia sampai pada bab terakhir dari buku itu. Sejujurnya Orkah agak sedih tentang situasinya saat ini, bab terakhir dari buku yang ia baca memiliki halaman yang sedikit. Mungkin akan selesai dalam 40 menitan, dan setelahnya tak ada hal lain yang dapat Orkah lakukan untuk menghabiskan sepanjang malam.

Dengan perasaan agak berat, Orkah membaca buku terakhirnya itu. Namun di sisi lain ia menikmati bab penghujung dari kisah panjang Roger Ackyort dari buku "The Murder of Roger Ackroyd", tak ada perasaan lain yang dirasakan Orkah selain rasa takjub ketika membaca salah satu masterpiece Agatha Christie itu. Alur yang kompleks membuat Orkah ikut berfikir tentang bagaimana misteri karangan "queen of crime" itu dipecahkan, tiap babnya sungguh menyenangkan untuk dibaca. Hingga tanpa Orkah sadari, buku itu telah selesai ia baca.

Kisah yang bagus untuk di baca, tak ada rasa sesal bagi Orkah menyimpan buku itu untuk mengakhiri stok bacaan bulan ini. Hingga tak selang lama, rasa puas dari buku itu langsung hilang ketika Orkah melihat ke arah jam dinding.

Saat ini masih pukul 21.35, malam masih panjang sedangkan Orkah sudah tidak memiliki sisa buku untuk mengisi malam panjang itu. Orkah juga tidak bisa tidur karena tadi siang ia sudah tidur seharian, akan sangat menyiksa jika Orkah memaksakan dirinya untuk tidur. Tidur nemang kegiatan yang menyenangkan, tapi akan sangat menyiksa jika dipaksakan. Hingga selang beberapa waktu, terlintas sebuah ide di kepala Orkah untuk menikmati ketenangan malam seperti kemarin.

"Ah~, Ide bagus" Ucap Orkah sambil beranjak dari tempatnya untuk mengambil barang-barang yang ia perlukan.

Setelah barang-barang yang ia perlukan sudah ada padanya, Orkah langsung bergegas menuju pintu keluar. Ketenangan malam sambil menghisap beberapa batang rokok terus terngiang di kepalanya, ekspektasi tentang keadaan malam yang lebih baik dari kemarin malam mulai bermunculan seiring Orkah melangkahkan kakinya. Namun hanya saja, ekspektasi itu langsung hilang ketika ia membuka pintu apartemennya.

"Ekspektasi berbanding terbalik dengan kenyataan" Ucap Orkah sambil memasang senyum kecut ketika melihat hujan yang mulai turun dengan deras.

"Aku jadi benci hujan bulan Juni" Keluh Orkah sambil mengambil sekotak rokok dari saku jaketnya.

Jujur saja Orkah sangat kecewa dengan ini, kenyataan yang ia dapat saat ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia ekspektasikan. Dan dari kejadian ini, Orkah teringat dengan perkataan seorang kaisar Romawi tentang ekspektasi.

"Lebih baik berekspresi buruk daripada berekspektasi baik" Ucap Orkah sambil berjalan ke beranda depan pintu apartemennya.

Dari ucapannya itu, Orkah teringat bahwa ucapan itu berasal dari buku yang pernah ia baca. Buku yang membahas sebuah aliran hidup yang disebut stoicism, Orkah lupa dengan judul buku itu. Akan tetapi ia masih ingat dengan pemikiran seorang kaisar Romawi (Marcus Aurelius) di buku itu, pemikiran yang berpendapat bahwa ekspektasi buruk lebih baik daripada ekspektasi baik. Situasi Orkah saat ini adalah manifestasi dari pemikiran itu, ekspektasi tingginya hanya akan menyakiti diri ketika berbanding terbalik dengan realita.

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang