Bab 6.1 : Kunjungan wali kelas (1)

16 5 4
                                    

Orkah tengah duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi, Ia juga tengah berusaha menerima fakta bahwa Olivia adalah tetangganya. Kenyataan itu membuat pikiran Orkah agak terguncang, Ia sendiri baru mengetahui hal itu. Namun setelah beberapa saat, Orkah memaklumi reaksinya itu. Hal ini juga kesalahannya sendiri karena Ia kurang pergaulan, jadi Ia membiarkan hal itu berlalu kemudian mulai menikmati sisa waktu weekendnya dengan membaca buku.

Hingga waktu demi waktu telah berlalu, Orkah sendiri juga sudah puas membaca buku miliknya. Ia beranjak dari tempat duduk dan mulai melakukan beberapa peregangan untuk merilekskan tubuhnya, selain itu Orkah juga agak terkejut ketika melihat jam dinding.

Waktu menunjukan pukul 21.28, tak terasa Orkah sudah menghabiskan 8 jam waktunya untuk membaca. Orkah sendiri tidak menyesali hal itu dan mulai mengambil kunci dan dompet miliknya, duduk selama berjam-jam membuat tubuhnya terasa pegal. Ia memutuskan keluar rumah untuk sekedar menggerakkan tubuhnya, seharusnya kemarin adalah jadwalnya untuk pergi ke pusat kebugaran. Namun karena Orkah harus merawat Olivia, Ia harus absen dari jadwalnya itu.

Orkah sendiri sangat jarang keluar malam, namun ketika Ia baru saja keluar dari lingkungan apartemennya. Ia langsung merasakan keheningan malam yang membuatnya tenang, selain itu juga timbul sedikit penyesalan di hati Orkh karena tidak mengetahui hal ini dari dulu.

"............" Orkah menyalakan sebatang rokok untuk menikmati suasana tenang itu, suasananya sangat nyaman dan kondisi moodnya jadi sangat bagus. Karena jarang sekali merasakan kondisi yang seperti ini, akhirnya Orkah memutuskan untuk menikmati keheningan malam itu lebih malam lagi.

***********************************

Beberapa waktu telah berlalu, dan tak terasa sudah satu jam Orkah berjalan. Jadi ketika ia melihat sebuah bangku di samping jalan, Orkah memutuskan untuk beristirahat disana. Ia juga menyalakan rokoknya lagi untuk meningkatkan kadar nikotin ditubuh agar merangsang otaknya mengeluarkan dopamine, zat yang akan membuatnya lebih nyaman dan bahagia saat menikmati suasana malam yang Ia rasakan saat ini. Seperti alat pengatur perasaan untuk menghadapi hari buruk yang tiba-tiba datang.

"Mungkin bagus jika mulai keluar malam"

"Setidaknya sekali dalam seminggu" Ucap Orkah sambil mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.

Hingga tak terasa beberapa waktu telah berlalu, malam itu begitu tenang. Tak begitu banyak yang bisa didengar, hanya ada suara jangkrik, hembusan angin, dan terkadang ada beberapa orang yang lewat. Orkah sendiri masih berada ditempatnya, masih belum ada keinginan dalam dirinya untuk beranjak dari tempat itu. Ketenangan malam itu membuatnya sangat nyaman, dan sempat terbesit dipikirannya untuk berada disana sampai pagi menjelang.

"Sesekali tidak masuk sekolah bukan hal yang buruk" Ucap Orkah sambil melihat jam di smartphone yang menunjukan pukul 22.59.

Saat ini Orkah benar-benar menikmati suasana yang Ia rasakan itu, timbul keinginan untuk menikmati sesuatu yang jarang Ia temui ini sampai akhir. Namun ditengah keheningan malam yang Orkah nikmati itu, terdengar suara lembut seorang perempuan tengah menyebut namanya.

"O-Orkah? Kau kah itu?"

Orkah menoleh keasal suara itu dan agak terkejut ketika mengetahui siapa orang yang menyebut namanya tadi, dari sorot lampu jalan yang hanya beberapa meter dari tempat Orkah. Ia dapat melihat seorang wanita berusia 20 tahunan tengah berjalan mendekati bangku jalan yang tengah Orkah duduki.

Wanita itu memiliki tinggi jauh melebihi Orkah, berkulit putih cerah terawat dengan rambut pirang panjang terikat yang disandarkan di bahu kirinya. Wanita itu juga memiliki mata biru indah yang dapat membuat orang tak bisa berpaling ketika melihatnya, Orkah sendiri mengenal orang itu. Hampir setiap hari Ia melihatnya di sekolah, dan wanita anggun yang Orkah temui itu adalah wali kelasnya sendiri.

ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang