05

14.1K 1.7K 49
                                    

Happy reading
...



Setelah melihat putranya berangkat sekolah Giovani masuk kedalam rumahnya, langsung menuju kamar nenek Rahma, dia mengetuk pelan membuat sang pemilik kamar membuka matanya dan duduk dia melihat Giovani tersenyum kearahnya.

"Nek, saya masuk ya" ujarnya, nenek mengizinkan pria itu masuk.

"Bagaimana hasilnya?"

"99,99% cocok nek, Reihan memang anakku yang hilang 10 tahun lalu" ujarnya sembari tersenyum, dia memberikan surat hasil tes DNA pada sang nenek.

Giovani melihat nenek tua itu tersenyum lembut juga, dia menghelan nafas kecil lalu berkata dengan lembut sambil mengamati pria tampan di depannya, "syukurlah, aku bisa mati dengan tenang, sekarang ada seorang pria baik yang bisa merawat cucuku dengan penuh kasih sayang, gio ingat apa yang nenek katakan tadi malam jika kamu membuat cucuku kecewa maka aku akan berusaha membawanya untuk tinggal bersama kami" ujarnya.

Giovani yang mendengar itu menatap nenek Rahma dengan pandangan yang tegang, "tidak tolong jangan nek, aku tidak akan pernah membuat anak ku kecewa tidak akan pernah, jadi tolong jangan ambil anakku lagi dari ku"

" jika kamu bisa menepati janjimu aku tidak akan membawanya, sudah ku katakan sebelumnya bahwa dia sudah menderita sejak bayi, aku tidak mau masa didepannya nanti dia akan menderita lagi" ujarnya.

Giovani menunduk semenderita apa putranya di masa lalu, dia tidak habis pikir pada dirinya sendiri bagaimana dia bisa membuat putra kecilnya menderita, dia adalah bagian dari keluarga kaya dan menguasai bisnis perekonomian, bagaimana bisa dia membuat putranya seperti itu, bagaimana dia bisa membiarkan putranya di culik untuk waktu yang lama.

(◍•ᴗ•◍)

Reihan sampai di sekolahnya dia di antar oleh Ron hingga menuju kelasnya, walaupun awalnya Ron ditolak mentah mentah, namun pria paruh baya itu malah mengikutinya hingga ke kelas, bukan apa apa namun Reihan takut akan menjadi kesalahpahaman di sekolahnya.

"Paman sampai sini saja ya, biar Han Han masuk sendiri" ujarnya menatap Ron.

Ron tersenyum dia mengusap pelan rambut Reihan, "baiklah, paman antar sampai sini masuklah, setelah sekolah selesai paman akan menjemputmu kembali oke?".

Reihan mengangguk dan segera masuk ke kelas, sementara Ron segera pergi meninggalkan tuan muda kecilnya, namun siapa sangka Reihan di sambut saat masuk ke kelasnya.

"Bocah miskin ini di antar oleh orang kaya teman teman, apakah neneknya yang tua itu sudah menjualnya pada orang kaya hingga dia di antar oleh mobil mewah" pekik salah satu temannya, dia melihat Reihan diantar oleh mobil mewah tadi.

"Itik buruk rupa ingin berubah menjadi angsa yang cantik" pekik yang lainya.

"Kini anak haram itu mendapatkan orang tua baru" ujar yang lainya juga sembari tertawa.

Reihan menunduk dia mendengar teman temannya mengatakan hal kotor dan menertawakan dirinya, dia berjalan menuju tempat duduknya namun dia berhenti ketika melihat mejanya penuh sampah dan juga coretan berbahasa kasar, Reihan menghelan nafas pelan, dia meletakkan tasnya di kursinya dan pergi keluar untuk mengambil pembersih untuk membersihkan mejanya yang kotor.

Reihan menggosok mejanya dengan telaten menghilangkan semua tulisan yang ada, dia mengambil sampah yang berserakan di bawah mejanya, lalu menyapu tanah yang ada di kursinya selesai dengan kegiatannya Reihan duduk sembari menunggu bell masuk, mengabaikan tatapan tak suka yang dilontarkan oleh teman temannya, bahkan tak jarang sekali dia dilempari kertas yang bertuliskan kata kata yang dia benci.

PAIN ARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang