"Kau mengadu pada Ayah mu?"
"Apa?"
Hans menyetir mobil sedan hitam nya dengan hati-hati di tengah padat nya kesibukan kota, "Ayah mu pasti punya alasan untuk memanggil kita."
Vee mendelik, "Kau gila? Aku tidak berbicara dengan nya sejak awal kita menikah!"
Hans melirik Vee yang duduk di kursi penumpang lalu kembali menatap ke jalan. Hans menghembuskan nafas nya melihat jalanan yang begitu padat, entah apa yang ada di depan sana.
Hans berdecak pelan lalu membelokkan mobil nya keluar dari jalur yang harus nya mereka lewati dan masuk ke jalanan sempit.
Hans memegang setir mobil dengan tangan kanan di perban, "Ayah mu terlihat sangat menyayangi mu."
"Jika dia menyayangi ku dia tidak akan menikahkan ku dengan mu."
Hans melirik gadis itu lalu terkekeh pelan, "Ayolah sayang, semua gadis menginginkan ku."
Vee hanya diam dan tak menjawab membuat Hans kembali melirik nya ternyata ia sedang bermain ponsel nya, mungkin mengirim pesan pada teman-teman nya bahwa dia akan ke rumah Sang Ayah dengan sang suami.
Itupun kalau dia memberitahu status pernikahan nya.
Vee meletakkan ponsel nya dan menatap ke jalanan dengan pemandangan hamparan rumput yang luas. Dia tidak tahu jalanan indah seperti ini mengarah ke rumah nya.
Vee menajamkan pemandangan nya saat melihat burung-burung pada berterbangan menjauhi salah satu pohon yang ada di sana.
"Hans ...,"
"Hm?"
"Seseorang mengincar mu."
Hans mengerutkan kening nya, "Vee-"
Belum sempat Hans melanjutkan kalimat nya, gadis itu sudah lebih dulu melompat ke arah nya dan membuka pintu dengan sangat cepat hingga membuat mereka terguling ke hamparan rumput dan saat mereka berhenti dengan Hans menindih Vee, sebuah suara terdengar kencang,
B O O M-!
Suara tembakan menyebabkan mobil sedan hitam mewah milik Hans terbakar di tempat. Hans langsung berdiri dan meraih pistol nya lalu dalam sekali bidik ia menarik pelatuk nya dan,
Seorang pria berpakaian serba hitam terjatuh dari dahan pohon.
Nafas Hans tersenggal menoleh ke arah Vee yang melihat semua nya, cara dia membidik dan membunuh, memang sangat handal. "Kau terluka?"
Vee terdiam dengan mata masih tertuju ke arah jatuh nya tubuh seseorang yang mengincar mereka, lalu tatapan nya beralih pada Hans,"Sangat mudah membunuh, huh?"
Hans menarik nafas panjang, "Pilihan nya hanya dua, kau dan aku, mati." Hans berbalik dan berjalan menuju tempat penembak itu terjatuh, "Atau dia." Hans meraih ponsel nya, "Karl," Hans melihat wajah pria itu menggunakan kaki nya, "Seseorang mengincar ku, bisa kau urus mayat nya?"
Setelah mendengar jawaban dari lawan bicara Hans langsung mematikan ponsel nya dan kembali menatap Vee yang juga berjalan ke arah nya.
Vee dan Hans berjalan melanjutkan sisa perjalanan mereka yang masih panjang, Vee terpaksa melepaskan sepatu hak tinggi nya karena yang mereka lewati adalah jalanan bebatuan.
"Perasaan saat di mobil, jalanan nya tidak separah ini."
Hans tersenyum kecil, "Tentu saja, mobil itu hadiah yang di berikan mata-mata Rusia kepada ku." senyum nya menghilang, "Dan sekarang itu sudah terbakar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Her
FanfictionHans merasa harga diri nya hancur saat istri nya tidak mau di sentuh sebagaimana perempuan lain nya saat melihat diri nya. Tapi ada satu yang membuat Hans selalu saja terdiam ketika berhadapan dengan gadis yang masih anak kuliahan itu. Mata nya, ma...