-Perjanjian-

110 73 27
                                    


Setelah bel sekolah berbunyi, siswa - siswi berhamburan keluar kelasnya. Namun tidak berlaku dengan Anjana yang tidak mau beranjak dari tempat duduknya.

"Ayoklah Anjana kita ke kantin." Paksa Dharma.

"Males." Jawab Anjana.

"Yaelah cuek terus nih anak." Kesal Dharma.

Lalu Anjana langsung beranjak dari tempat duduknya, sehingga membuat Dharma menganga dan langsung mengekori Anjana.

•••

Sesampainya di kantin, Dharma celingak - celinguk mencari tempat duduk yang kosong, tapi sayang sekali dia tidak menemukan kursi yang kosong. Anjana langsung putar balik ingin meninggalkan kantin tapi langsung di cegah oleh Dharma.

"Bentar dulu, tuh ada tempat kosong." Tunjuk Dharma ke bangku Rania DKK duduk.

Anjana pun mengiyakan perkataanya Dharma.

"Boleh nggak cowok ganteng kek kita duduk di sini?" Tanya Dharma dengan sok kegantengannya.

"Kita?? Anjana doang yang ganteng lo mah nggak." Ketus Heera.

"hahaha..." ketawa Rania dan Aara.

"Yaelah lo kenapa sih marah terus." Jawab Dharma tak kalah ketusnya.

"Hm.. boleh nggak??" Tanya Anjana dengan muka datarnya.

Lalu Heera melihat Rania untuk memberikan jawaban.

"Oh iya duduk saja." Ramah Rania.

"Rania emang baik nggak kayak nenek lampir." Ejek Dharma ke Heera.

"..." Heera hanya diam.

Setelah mereka sibuk dengan Hp nya masing - masing, tiba - tiba Bu kantin memanggil pesanan atas nama Rania dan Anjana. Karena merasa nama mereka dipanggil, mereka langsung berdiri bersamaan.

"Cie...cie...cie... kompokan nih." Goda Aara.

Lalu mereka langsung melihat Aara dengan tatapan tajam.

"Nggak!!!" Jawab Rania dan Anjana kompak.

"Waduh kompak lagi nih..." Goda Dharma.

Rania dan Anjana ingin memarahinya lagi, tapi langsung di sergah oleh Heera.

"Udah lah...itu Bu Kantin nya kasihan nyariin." Ketus Heera.

Rania dan Anjana langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Ibu kantin. Setelah semua pesanan ada di meja, mereka segera memakannya.

Setelah mereka selesai makan lalu Dharma sedang memikirkan sesuatu.

"Guys gue punya ide nih, gimana kalau kita jadi sahabat dari sekarang?" Tanya Dharma.

"Wah ide bagus tuh Dhar." Jawab Aara.

"Gue ngikut aja." Tambah Heera.

"kalau kalian gimana?" Tanya Dharma ke Rania dan Anjana.

"Iya gpp." Senyum Rania.

"Kalau Lo?" Tunjuk Dharma ke Anjana.

"Hm.." Jawab Anjana.

"Enaknya dikasih nama apa yah grup kita??" Tanya Aara kepada mereka.

"Hemm kalau persahabatan bagai kepompong gimana?" Tanya Dharma dengan muka tak berdosanya.

"Ha..ha..ha..ha." Tawa mereka kecuali Anjana.

"Gimana kalau kita ambil dari nama panjang kita? Huruf depan saja?!" Tanya Heera.

"Huruf depannya kita kan ngak sama, paling cuma kalian aja." Tunjuk Rania ke Aara, Heera, dan Anjana.

"...." mengangguk Dharma.

"Terus apa namanya?" Tanya Aara ke Heera.

"Emm.." Heera Sambil mikir.

"WRA3." Jawab Anjana dengan singkat.

"Hah apa artinya?" Tanya Rania.

"Huruf depan kalian." Jawab Anjana.

"Gue setuju." Jawab Heera dengan senyumannya.

"Gue juga." Jawab Aara dan Dharma.

Lalu mereka berempat melihat ke arah Rania untuk meminta jawaban.

"I-ya gue setuju." Dengan gugupnya.

"Btw ini nggak ada semacam perjanjian gitu?" Tanya Aara.

"Nah gue punya perjanjian, diantara kita berlima tidak boleh ada yang pacaran dengan satu geng ini. Gimana?" Jawab Heera sambil melirik ke Rania dan Anjana.

"Nggak." Jawab Anjana (Mereka ber empat Melihat ke Anjana).

"Yaelah bro perjanjian kek gtu doang nggak disetujui, emang siapa yang mau pacaran? Masa iya kamu? kan nggak mungkin?" Ledek Dharma ke Anjana.

"Iya." Dengan nada ketusnya.

"Yaudah ini fix ya." Jawab Heera.

"Oke." Jawab mereka.

Setelah bel masuk bunyi mereka berlima langsung pergi ke kelasnya.


TBC.

VOTE JANGAN LUPA!!

-RaniAnjana

RaniAnjana [DALAM TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang