Pagi ini Rania menuruni anak tangga rumahnya dengan malas - malasan."Kalau dipikir - pikir hidup gue gitu - gitu aja. Bangun-mandi-makan-sekolah-pulang-rebahan-mandi-makan-belajar-baca novel-dan tidur." Ucap Rania heran pada diri nya.
Mama Rania yang sadar akan kelakuan anaknya hanya gelengkan kepala.
"Cepetan cantik, mama sudah masakin nasi goreng." Ucap mama Rania.
Rania tiba di meja makan, dan di susul oleh Rian. Rian ingin sekali mengganggu adek nya pagi ini dengan membahas kejadian tadi malam.
"Ciee yang ga bisa tidur." Ledek Rian.
"Siapa kak yang ga bisa tidur?" Tanya mama Rania.
"Yah siapa lagi kalau buka adek Ma." Ucap Rian sesekali melirik ke Rania.
Rania merasa namanya di panggil hanya bisa mengangkat sebelah alis nya.
"Tadi malam ada yang dinner, ciee..." Ucap Rian dengan sengaja menyenggol lengan Rania.
"Apaan itu cuma kebetulan saja. Itu juga karena lo, tiba - tiba ada kepentingan." Kesal Rania.
"Udah...udah... makanannya di habiskan dulu." Nasihat mama Rania.
Setelah makan pagi selesai, Rania dan Rian berpamitan untuk pergi sekolah.
Sesampainya di sekolah, Rania turun dari mobil dan di susul Rian.
Siswi yang kenal dengan Rian, berteriak histeris. Siapa sih yang nggak kenal sama Rian mantan ketos SMA NUSA BANGSA yang lumayan ganteng. Eh nggak nggak ganteng banget cuma di mata Rania saja yang b aja.
Rania yang melihat kakaknya sedang tebar pesona ke kakak kelasnya, dia merasa jijay.
"Sok kegantengan lo." Ucap Rania lalu melipat tangan di dadanya.
"Gue ganteng di mata orang yang tepat." Ucap Rian.
"Y." Singkat Rania.
Ketika Rania ingin beranjak pergi, tiba - tiba dia urungkan karena ada yang menghampiri kakak nya.
"Hai kak, gimana kabarnya?" Sapa Agam dan mengulurkan tangannya.
"Alhamdulillah baik." Ucap Rian lalu meraih tangan Agam.
"Dia cewek lo kak?" Tanya Agam sok pura - pura padahal dia tau kalau Rania adeknya Rian.
Belom sempat Rian jawab, Rania terlebih dahulu menjawabnya.
"Kenapa lo nanya - nanya? Selain lo kasar sama cewek, lo juga kepo." Sargah Rania.
"Dek ga boleh gitu." Nasihat Rian.
"Sudah ah, males!" Ucap Rania lalu bersalaman ke Rian dan berlalu pergi.
"Oiya gue duluan ya." Pamit Rian ke Agam.
"Lo bikin gue kepo, mau nggak mau lo harus jadi milik gue." batin Agam.
Di lain sisi, Anjana melihat itu hanya berdiam diri dan seputar pertanyaan ada di kepalanya.
Anjana lalu masuk ke kelasnya dan di susul Rania di belakang Anjana.
"Makin dekat aja nih." Ejek Dharma.
Anjana tidak menggubris perkataan dari Dharma, dia langsung menenggelamkan kepala di bangku nya.
"Lo bareng sama Anjana Ran?" Tanya Aara.
"Enggak, gue nggak sengaja ketemu di depan kelas." Ucap Rania.
Heera tidak merespon apapun atas kedatangan Rania dan Anjana, dia hanya termenung saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaniAnjana [DALAM TAHAP REVISI]
Teen Fiction-Ambil resiko atau kehilangan kesempatan-