Ting..ting...ting.
Rania langsung mengambil ponselnya yang sedari tadi bunyi itu.
"Halo, iya apa Ra?"
"Gue gabut nih Ran, hehehe."
"Yaudah kerumah, kita jalan - jalan sore."
"Ide bagus maybe."
"Yaudah gue ganti baju nanti langsung kerumah lo."
"Oke Ra."
Setelah Rania menutup panggilan, Rania segera ganti baju.
10 menit kemudian Heera baru sampai di rumah Rania. Rania mengajak Heera untuk berkeliling di sekitar rumahnya. Mereka mencari sepeda milik Rania dan Heera meminjam milik abang Rania.
Sudah cukup lama mereka mengelilingi taman yang tak jauh dari rumah Rania, lalu mereka beristirahat.
"Ran gue mau ngomong sama lo." Ucap Heera sambil meminum air yang ada di genggamnya.
"Mau ngomong apa Ra, serius amat." Jawab Rania dengan heran.
"Lo suka sama Anjana?" Tanpa mengalihkan pandangannya kedepan.
"Maksud lo apa Ra? Mana ada gue suka sama dia. Lo tau juga tau sendiri kesan pertama kita ketemu gimana!" Ucap Rania.
"Tapi itu dulu, sekarang gue lihat Anjana tak separah itu ke lo." Jawab Heera lalu menatap Rania.
"Itu cuma firasat lo doang." Jawab Rania dengan senyuman.
"Yuk kita beli es krim aja." Ajak Rania ke Heera.
"Yaudah ayok, lo yang traktir yah." Jawab Heera dengan cengiran.
"Yah, nggak ada kemajuan ternyata." Ledek Rania.
Setelah mereka membawa es krim masing - masing, Rania mengigatkan dirinya kepada Anjana.
"Lo tau nggak Ra?" Tanya Rania.
"Apaan Ran." Jawab Heera yang tidak merubah pandangannya ke es krim.
"Gue ketemu Anjana." Cerita Rania sambil makan es krim.
"Kok bisa?" Tanya Heera dengan ke kepoannya.
"Lo ingat nggak, pas waktu kita pulang bareng tapi nggak jadi? Mama nyuruh gue belanja. Disitulah kita nggak sengaja ketemu. Terus dia tau - tau nabrak gue sampek barang gue jatuh semua. Dan satu hal lagi yang aneh menurut gue, dia tiba - tiba....." ucapan Rania terpotong karena telepon Heera berbunyi.
"Bentar Ran, nyokap gue nelfon." Pamit Heera.
"..." Rania hanya mengangguk.
Tak lama kemudian Heera kembali ke tempat Rania berada.
"Ran, gue disuruh pulang sama nyokap nih." Ucap Heera.
"Oh. Yaudah kita pulang. Hampir malem juga." Ucap Rania
Setelah mereka merasa sudah cukup lama jalan sorenya, lalu mereka kembali ke rumah Rania. Dalam perjalan ke kediaman Rania, mereka mengayuh sepeda sambil bercanda dan tertawa. Mengingatkan mereka akan masa kecilnya. Sudah cukup lama Rania dan Heera tidak merasakan momen ini.
Sesampainya di rumah Rania, ternyata Papski Heera sudah datang untuk menjemput Heera. Mereka bergegas mengembalikan sepeda yang mereka gunakan ke tempat semula. Rania mengantarkan Heera sampai di depan pintu mobil milik Heera. Sebelum memasuki mobilnya, tiba - tiba terlintas sebuah ide di pikiran Heera.
"Ran ntar malam lo ngak ada kerjaan?" Tanya Heera.
"Em... Kayaknya nggak ada deh." Pikir Rania.
"Kita kumpul yuk nanti malam." Ucap Heera.
"Boleh." Jawab Rania.
"Yaudah gue pamit dulu." Pamit Heera.
VOTE JANGAN LUPA MAYBE!!!
-RaniAnjana-
KAMU SEDANG MEMBACA
RaniAnjana [DALAM TAHAP REVISI]
Teen Fiction-Ambil resiko atau kehilangan kesempatan-