7. SAKIT TAPI GAK BERDARAH

437 59 12
                                    

🌜Happy Reading🌛

"Sakit yang paling sakit adalah ketika orang orang yang dahulu sangat dekat denganmu, kini mereka menjadi sangat jauh. Namun, mau tidak mau. Hal itu pasti akan terjadi,kan? Dan waktu yang akan menentukan kapan kamu akan dipisahkan dengan mereka"-TITIKLUKA2

7. SAKIT TAPI GAK BERDARAH

Mempertahankan Bintang adalah hal paling sakit yang pernah aku lakukan. Mempertahankan Bintang sama halnya seperti menggengam pecahan kaca. Pada akhirnya itu akan melukai diri sendiri.

Aku sangat ingin melepaskannya. Namun sekarang belum waktunya. Waktu yang tepat untuk melepasnya adalah saat aku sudah terbukti tidak bersalah. Saat itulah aku akan pergi dan meninggalkan penyesalan besar untuknya.

"Ternyata hati lo kuat juga ya. Ngeliat pacar berangkat bareng mantannya aja lo nggak bereaksi apa apa," celetuk Rani, cewek itu berdiri di sampingku sambil mengamati Bintang dan Aluna yang sedang berjalan bersama menuju ke mari.

"Lo nggak marah, Lan?" tanya Rani heran.

Aku menggeleng menjawabnya.

"Lo nggak sedih gitu?" tanya Rani lagi.

Aku menggeleng sekali lagi.

"Gila. Kok bisa bisanya lo nggak bereaksi sama sekali?" Rani terkejut, lebay.

"Hati gue udah mati kali," sahutku sekenanya. Setelah itu pergi dan tidak peduli dengan Bintang atau Aluna.

"Emang hati bisa mati, Lan?!" teriak Rani.

"Bisa kalo terlalu sering dibentur batu!" sahutku.

Jujur, bukannya aku tidak mengeluarkan reaksi apapun saat melihat Bintang berangkat bareng Aluna. Hanya saja aku berpura-pura tidak peduli. Kenyatannya melihat hal itu membuat hatiku sakit. Merasa kalau aku tidak lagi dihargai sama sekali.

Kali ini aku berakhir di UKS. Entahlah, pagi pagi begini aku sudah merasa mual dan pusing. Terlalu sering begadang mungkin jadi salah satu faktor kenapa badanku terasa mual dan pusing. Ditambah pikiran  yang selalu numpuk dikepala.

Baru saja aku merebahkan badan dikasur uks yang tidak terlalu embuk seperti dikamarku. Chat dari Rani langsung mengganggu waktu tidurku.

Rani Mahardika: Lo kok nggak ada dikelas? Cape cape gue mampir ke kelas lo. Eh lo nya nggak ada! Lo bolos?!

Tadinya aku tidak menanggapi. Tapi chat darinya terus masuk tanpa henti.

Rani Mahardika: lo beneran bolos?! Wah parah lo Lan! Kakak kelas macam apa lo?

Rani mahardika: jangan bilang lo lagi di rooftop?! Lan! Gue tau lo lagi banyak masalah! Tapi gue jamin bunuh diri nggak akan nyelesain masalah lo!

Aku menghela nafas lelah. Dia kira aku selemah itu? Cih.

Bulan Batari: aku di uks. Nggak enak badan.

Rani Mahardika: njir. Gue kira lo mau nyerah. Yaudah tidur sana. Biar nggak mati disekolah.

Rani kambing. Teman nggak tahu diri kaya Rani memang sering membuatku naik darah.

TITIK LUKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang