JANGAN LUPA VOMENT GAIS!
HARUS BANGET LOH GAIS🌜Happy Reading🌛
"Hal paling menyakitkan adalah ketika mulutku berusaha kuat untuk bicara, namun tidak ada satu telinga pun yang ingin mendengar" -TITIKLUKA2
2. RUMAH SAKIT DAN HATI YANG SAKIT.
Aku berlari sangat cepat. Melewati lorong-lorong rumah sakit, berlari secepat yang aku bisa dan tidak memperdulikan beberapa orang yang tidak sengajaku tabrak.
Ruang UGD. Aku berhenti ketika sampai diruang itu. Bintang dan Disa sudah ada di sana. Dengan tergesa aku menghampiri mereka.
"Aluna gimana?" tanyaku menatap mereka sendu.
Bintang yang tadinya duduk dengan segala kecemasan yang tampak di wajahnya bangun. "Ngapain lo di sini? " tegas Bintang.
"Aluna gimana, Bintang?" tanyaku mengulang. Tidak ada yang lebih penting selain keadaan Aluna sekarang.
"Nggak usah sok peduli lo, Lan. Mending lo pergi sekarang," Bintang menatapku tajam.
"Aku peduli sama dia, Bintang! Aku beneran peduli!" jawabku meninggikan suara.
"Apa peduli lo?! Lo yang bikin dia kaya gini, Bulan!"
"Karna lo dia jadi celaka!"
"Semua gara-gara lo, Lan. Lo bener-bener gak punya hati, Bulan!"
Aku menjerit keras sambil menutupi kedua telinga. Entah kenapa semua tuduhan itu sangat nyaring terdengar ditelingaku. Tanpa sadar cairan bening keluar dari kelopak mataku. "Stop! Aku gak salah! Bukan aku!" Aku menggeleng kuat.
"Bintang, kamu kenal aku udah lama banget. Kamu tau aku nggak mungkin sejahat itu, Tang," suaraku terdengar gemetar. Aku memegang kedua bahu Bintang. Menatapnya sendu.
Bintang menyentak tanganku kasar. "Pergi lo. Pergi sebelum gue marah besar sama lo," tekannya.
Sekali lagi aku menggeleng kuat. Tatapanku pindah menatap Disa. Cewek itu juga menatapku dengan tatapan yang sulitku artinya. Aku tahu dia kasihan denganku, tapi dia juga memiliki tatapan kecewa dan marah.
"Disa. Kamu percaya sama aku,'kan? Aku tau kamu selalu percaya sama aku. Selalu Disa," Aku menghampirinya. Namun Disa memalingkan pandangannya ke samping. Cewek itu juga mengeluarkan setetes air mata yang langsung dia usap.
"Disa. Aku percaya kamu selalu ada buat aku. Kamu pasti percaya aku nggak ngelakuin apa apa," ujarku pedih.
"Nggak usah pura-pura seolah kamu sangat menyedihkan, Lan. Mending kamu pergi aja," ucap Disa.
Sekali lagi kelopak mataku mengeluarkan air mata. Kali ini sangat deras dan rasa sakit ketika teman temanku tidak ada yang memasang telinga untuk mendengarkanku.
"Tang, orangtua nya nggak ada yang bisa dihubungi. Menejer nya juga nggak mau terlibat apa apa. Dia bilang Aluna udah ngundurin diri dan berhenti jadi model sejak 2 minggu lalu. Jadi gimana? Siapa yang akan tanggung jawab?" Fahri datang bersama Jo. Kedua cowok itu berlari dan membawa kabar buruk.
Aku memejamkan mata sebentar. Berusaha untuk tidak egois dan terus terus merasa sedih di saat seperti ini. Sekarang, yang terpenting adalah Aluna.
Ada yang tidak beres sama Aluna. Aku yakin ada sesuatu yang membuat dia nekat mau mengakhiri hidupnya.
"Gue yang tanggung jawab." Bintang menjawabnya yakin. "Lo bedua cari tau orangtua nya ada di mana," suruh Bintang.
"Ada yang nggak beres sama Aluna," ungkapku yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK LUKA 2
Genç Kurgu(Sekuel TITIK LUKA) Luka lama sudah sembuh. Tapi percayalah, luka baru sedang menanti. Bisa jadi luka itu lebih besar dari sebelumnya. ~Aku tidak pernah lupa. Bahwa yang hilang, bisa kembali~ 🌜happy reading untuk semua pembaca sekuel TITIK LUKA🌛 ...