1. PESTA: INSIDEN DAN AWAL LUKA

783 57 10
                                    

Jangan lupa VOMENT! Dan follow bagi yang belum





🌜Happy reading🌛

"Kamu tidak pernah tahu, kapan kamu akan terjatuh. Dan tidak pernah tahu, apakah masih ada seseorang yang mau mengulurkan tangan untukmu atau kamu harus bangkit dengan sendirinya" -TITIKLUKA2

1. PESTA: INSIDEN DAN AWAL LUKA

Bulan Batari. Di awal aku sudah menyebutkan namaku. Dan saat ini aku akan memberi tahu kalau sebentar lagi aku akan lulus SMA. Dalam beberapa bulan kedepan, aku sudah resmi menjadi seorang pelajar lulusan SMA. Jika ada yang bertanya apa yang ingin aku lakukan setelah lulus sekolah, maka aku akan kesulit untuk menjawab pertanyaan itu. Karena aku belum memiliki tujuan hidup yang benar-benar serius. Kondisi keuanganku sudah sangat enak, aku anak pertama dan satu-satunya dari keluarga tajir. Bukan bermaksud sombong, namun itu adalah fakta.

Aku belum memikirkan tentang mau jadi apa aku nantinya. Karena aku terlalu asik berada di masa ini, masa putih abu-abu. Masa di mana aku memiliki banyak teman. Dan yang ingin aku lakukan saat ini hanyalah bermain sepuasnya, menghabiskan waktu dengan teman-teman dan juga pacar.

Seperti sekarang. Datang ke pesta ulang tahun yang diadakan di jam 10 malam, bersenang-senang dengan banyaknya teman yang aku punya. Ini bukan pesta ulang tahun Bintang, Aku, atau Disa teman sohibku. Tapi ini pesta ulang tahun Aluna Pelangi. Si model yang namanya sudah cukup dikenal banyak orang, dan si cewek mantan sainganku dulu.

Suara deru musik terdengar semakin keras. Semua tamu undangan juga semakin menikmati pestanya. Sama halnya dengan teman-temanku.

Disa Arine, cewek itu sedang asik menikmati alunan musik. Joo Ahmad, cowok yang datang dengan kaca mata hitam untuk bergaya itu sedang menikmati makanan serta minuman bersama si cowok alim-alim menghanyutkan, alias Fahri Abari.

“Aluna nya di mana, ya?”

Bintang meninggikan suaranya. Musiknya terlalu keras sampai-sampai kami harus berteriak saat berbicara.

Aku mengangkat bahu menjawabnya. Tidak tahu di mana cewek itu berada.

“Hampir 1 jam kita nunggu. Tapi dia belum keluar juga. Harusnya udah dari tadi acaranya dimulai,” kata Bintang dengan wajah khawatir.

Memang, kami sudah menunggu Aluna selama 1 jam. Harusnya acara dimulai pukul 10 malam, dan sekarang sudah pukul 11 tetapi Aluna belum juga muncul. Padahal acara ini miliknya.

“Mungkin lagi dandan kali, Tang,” sahutku.

“Memang dandan selama itu?”

“Nggak juga, sih,” balasku ikutan bingung.

Bintang terlihat panik. Cowok itu terus mundar mandir ditempat, sangat kelihatan kalau cowok itu mengkhawatirkan Aluna. Apa itu hal yang wajar?

“Kamu khawatir banget kayanya,” tebakku, membuat Bintang berhenti.

“Kamu cemburu, Lan?” Bintang tampak tidak suka.

“Nggak kok. Maaf aku asal nebak,” balasku menepis pikiran itu.

“Aku tanya serius. Kamu cemburu,’kan? Kamu nggak percaya sama aku, Lan?” Bintang mulai mendesak.

Aku menggeleng kuat. “Nggak Bintang. Aku percaya kamu, selalu.”

Bintang berdecak kecil. Setelah itu dia kembali tidak peduli.

“Lan.”

Bintang manggil. Sontak aku meliriknya.

TITIK LUKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang