"Di dunia ini akan selalu ada orang jahat yang masuk ke dalam hidup kamu." -TITIKLUKA224. FAKTA TERUNGKAP DIWAKTU YANG TAK TEPAT.
"Dekorasi rumahnya nggak ada yang berubah. Tataletak barang barangnya juga masih sama."
Itu adalah ungkapan saat aku masuk kedalam rumah Bintang lagi setelah lumayan lama tidak kesini. Biasanya hampir setiap minggu aku pasti berkunjung kesini, entah hanya sekedar main dengan Gadis atau memang berniat pacaran dirumah. Tapi tenang aja, kami pacaran sehat. Dulu.
"HAI, KAK, BULAN!"
Gadis melambaikan tangan padaku. Adik Bintang yang sudah lama tidak berjumpa denganku itu tersenyum lebar, berlari dengan antusias dan memelukku. Sepertinya dia ingin melepas rindu denganku.
"Kak Bulan kangen! Jahat nggak pernah nengokin aku!" Gadis langsung protes.
"Kak Bulan apa kabar? Kenapa nggak pernah kesini lagi?" tanya Gadis setelah melepas pelukannya. Tapi wajahnya tetap sama seperti tadi, memasang wajah ngambek.
"Kabarku baik," jawabku ramah, "sorry jarang kesini buat nemuin kamu. Soalnya keadaan sekarang sama dulu udah beda," tambahku pakai nada bercanda.
"Ish! Kak Bulan mah jahat! Aku itu nggak setuju yah kalau Kak Bulan sama Bang Bintang putus! Sumpah deh, aku jadi bingung harus curhat ke siapa! Tau nggak, sih, sekarang yang deketin aku makin banyak! Emang aku secantik itu kah?"
Aku ketawa karena bocah polos ini. Padahal awalnya dia sedang protes, tapi akhirnya malah curhat sampai kepedean gitu. Ya memang, sih, Gadis cantik, pantas kalau banyak cowok sepantarannya yang naksir sama Gadis.
"Oh ya? Bagus dong kalau banyak yang deketin. Tinggal pilih deh siapa yang paling cocok," jawabku menanggapi.
"Iya sih. Tapi aku nggak suka sama mereka yang ngedeketin aku, Kak. Aku itu sukanya sama dia yang nggak suka sama aku!"
Jujur, jawaban Gadis memang sama seperti perempuan pada umumnya. Ya begitulah perempuan, yang mendekat banyak, tapi mereka malah menyukai cowok yang menghindarinya.
"Gadis gadis. Gemes banget sih kamu. Udah, mending nggak usah cinta cintaan dulu. Fokus belajar biar bisa dapat nilai yang tebaik!" ujarku menasehati.
Aku sebagai orang yang lebih tua wajib memberi tahu Gadis yang masih bisa dibilang bocil agar dia tidak terjerumus ke dalam rumitnya percintaan. Karena aku tahu, cinta itu tidak semanis yang dia bayangkan.
"Bulan."
Seseorang dengan suara khasnya memanggilku. Bintang Algieba, cowok yang menggunakan baju kemeja putih dengan celana panjang berwana coklat susu itu menghampiri kami. Cowok itu baru saja turun dari tangga.
"Eh ada mantan," celetuk Gadis.
(sumpah, mulutnya ember parah!)
"Gadis," tegurku memberinya senyuman maut.
"Mantan itu ada kepanjangannya loh," ujar Gadis belum puas.
"Apa?" sambar Bintang.
"Kata Nathan di flm Hello Salma, mantan itu manis diingatan. CIE CIEEE, UHUY!" Gadis ketawa ngakak. Terus kabur gitu aja naik ke lantai atas. Kalau bisa aku menyusulnya, sudah pasti aku akan menyusul Gadis. Karena aku tidak ingin berdua saja dengan Bintang.
"Mau ke belakang bareng?" tawar Bintang. "Acaranya kebetulan dibelakang rumah. Gimana? Mau bareng nggak?" tambahnya.
"Iya duluan aja. Gue ikutin dari belakang," jawabku. Sejujurnya aku agak canggung dimomen kaya sekarang. Hanya ada aku dan Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK LUKA 2
Fiksi Remaja(Sekuel TITIK LUKA) Luka lama sudah sembuh. Tapi percayalah, luka baru sedang menanti. Bisa jadi luka itu lebih besar dari sebelumnya. ~Aku tidak pernah lupa. Bahwa yang hilang, bisa kembali~ 🌜happy reading untuk semua pembaca sekuel TITIK LUKA🌛 ...